Punya Indera Keenam, Deteksi Pelaku yang Celingukan

Senin, 23 November 2009 – 04:42 WIB
BONGKAR - Petugas Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, saat membongkar paket narkoba jenis SS yang direkatkan tersangka asal Iran di kaki palsu kirinya, Selasa (10/11) dinihari. Foto: Muhammad Iqbal/Satelit News.
Tahun ini hingga November, petugas bea dan cukai Banten paling banyak menangkap pelaku yang berusaha menyelundupkan narkoba di Bandara Soekarno-HattaTercatat sudah 32 kali

BACA JUGA: Melongok Legenda Tombstone

Ternyata, itu bisa dilakukan karena bea cukai punya pasukan khusus
Bagaimana mereka bekerja?

Laporan AGUNG P ISKANDAR, Jakarta

NAMANYA
CNT

BACA JUGA: Banjir Boleh Datang, Tapi Tidak ke Masjid Luar Batang

Kepanjangan dari Customs Narcotic Team
CNT adalah "Kopassus"-nya Kanwil Bea dan Cukai Banten

BACA JUGA: Ambacang, Cagar Budaya yang Diubah Peruntukannya

Mereka bernaung di bawah Bidang P2 (Penindakan dan Penyidikan) bersama Seksi Intelijen dan Pabean.

Tugas utama CNT adalah mendeteksi dan menangkap barang-barang aditif yang masuk Indonesia lewat Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, BantenBarang dimaksud mulai dari sabu-sabu (SS), kokain, ganja, hingga ekstasi.

Selama ini, yang menjadi langganan tetap tangkapan CNT adalah SSPaling sering berupa serbuk kristalKanwil Ditjen Bea dan Cukai Banten memang mencatat prestasi gemilangTahun ini saja, sudah 32 delivery order alias penyelundupan narkotika mereka gagalkanRinciannya, 55 gram kokain, 11.320 gram ketamine, 100.225 butir ekstasi, setengah kuintal lebih SS serbuk (51.165 gram), serta 41.200 ml SS cairKalau diuangkan, "omzet" barang sitaan itu bisa mencapai ratusan miliar rupiah.

Karena menjadi pasukan khusus, anggota CNT dibekali perlengkapan memadaiPistol mungil tersimpan rapi di pinggangRadio komunikasi tak pernah lepas dari genggamanPenampilan mereka pun beragamAda yang mengenakan seragam, ada juga yang berpakaian sipil dengan kacamata hitam demi penyamaran"Tampilannya mirip intel-lah," kata Bachtiar, Kakanwil Ditjen Bea dan Cukai Banten.

Jumlah mereka memang tak banyak, sekitar 50 personelNamun, mereka menyebar di pintu kedatangan bandara internasional dan mem-back up petugas pabean"Kalau ada yang mencurigakan, mereka baru bergerak," kata Bachtiar yang sebelumnya menjabat Kakanwil XVI Ditjen Bea dan Cukai Sulawesi itu.

CNT tak bergerak sendiri-sendiri, melainkan bekerja secara timAda anggota yang berada di balik layar monitor pengawasan, berbaur di antara penumpang, serta ada juga yang menjaga gawang di belakang mesin sinar-XMereka diarahkan oleh anggota di balik monitor pengawasan.

Menurut Bachtiar, monitor pengawasan menampilkan CCTV pintu kedatangan, X-ray dan pemeriksaan barangAnggota di balik monitor bertugas memantau gerak mencurigakan penumpang internasional yang datang"Kami didik mereka agar memiliki indera keenam," kata lelaki 58 tahun itu sambil terkekeh.

Indera keenam itu, kata Bachtiar, adalah kemampuan mendeteksi penumpang yang gugup saat memasuki pemeriksaanAda tanda-tanda khusus yang dikenaliMisalnya, kata bapak empat anak itu, celingukan, bolak-balik menelepon, serta maju-mundur menjalani pemeriksaanKalau ada gelagat seperti itu, anggota di lapangan langsung digerakkan.

Tangkapan CNT terakhir, misalnya, adalah seorang warga Iran yang menyembunyikan SS senilai Rp 3,6 miliar dalam kaki palsunyaSaat hendak melalui pemeriksaan di pabean, dia terlihat menyeret kaki kirinyaRupanya, daya rekat lakban yang menempelkan SS di besi kaki palsu melemahSabu itu bisa jatuh kalau tidak segera diambil"Dia terlihat ingin memegang kaki palsunyaTapi tidak jadi," kata Bachtiar.

Tim langsung bergerakMereka membawa lelaki yang mengaku bernama Mohammad Var Shouchi itu ke ruang pemeriksaan khususTernyata benarSabu-sabu 1,6 kilogram disembunyikan di kaki kiri palsunya itu.

Saat penangkapan Shouchi itu, Bachtiar aktif mendampingi anak buahnyaKetika tim menengarai Shouchi sebagai suspect kurir, mereka langsung berkoordinasi dengan Bachtiar.

Begitu positif tertangkap, Bachtiar segera meluncur ke bandara"Saat itu jam 11 malam saya ke sana," ujarnyaPadahal, rumah Bachtiar jauh dari bandaraDia tinggal di Pondok Bambu, Jakarta TimurSementara, Bandara Soekarno-Hatta terletak di ujung barat luar Jakarta di Cengkareng, Tangerang"Memang jauhTapi bagaimana lagi," ujarnya.

Begitu pula saat tim menangkap sabu-sabu cair yang dimasukkan dalam semacam tabung aluminiumKarena mesin sinar-X mendeteksi ada barang, tim hendak membongkarnyaNamun kurir sabu itu marah-marahSebab, membuka tabung itu harus dengan gergajiAluminium itu mahal harganyaBachtiar yang dihubungi memberikan instruksi tegas, "Buka sajaKalau ternyata bukan, kita ganti." Ternyata benarTabung tersebut berisi sabu-sabu cair.

CNT tak hanya ahli menangkap kurirMereka juga bisa menangkap orang yang menerima narkoba di IndonesiaCaranya dengan control deliveryYakni, kurir sabu "sengaja" dilepasKarena merasa lolos, kurir itu tanpa beban menemui penerima barangNah, saat serah-terima itu, dua-duanya langsung ditangkapKadang, barang diterima tepat saat keluar dari bandaraKadang juga di hotel.

"Kami ikuti terus mereka sampai ketemu penerima barangKemungkinan gagalnya memang besarMakanya, hanya beberapa kali kami berani melakukannya," kata Bachtiar.

Mendeteksi para kurir juga bisa dilakukan saat pemeriksaan bagasi di mesin sinar-XSabu yang disembunyikan di antara bagasi biasanya terdeteksi saat melewati mesin sinar-XTapi, tidak secara jelasLayar hanya menunjukkan warna-warna tertentu terhadap barang yang mencurigakanPetugas kemudian menerjemahkan warna visual tersebut.

Untuk sabu-sabu, biasanya warna yang ditunjukkan mesin adalah jinggaKokain ditunjukkan dengan warna ungu"Warna lain untuk barang lain juga adaTapi, itu rahasia dapur kamiJangan ditulis semua dong," kata Bachtiar sembari tersenyum.

Bachtiar menuturkan, CNT tidak bergerak hanya ketika ada tamu membawa narkobaMereka memiliki database lengkap berisi pola pengiriman narkobaIsinya antara lain tentang negara asal kurir, negara produsen narkoba, bahkan maskapai penerbangan yang biasa digunakan para kurir.

Database itu memudahkan tugas timnyaSaat ada pesawat dari negara-negara dalam daftar, mereka ekstra-waspadaBegitu pula ketika terdapat pesawat khusus dari negara tertentu yang biasa digunakan kurirBachtiar lantas menyebut sejumlah maskapai penerbangan"Yang dari Iran biasanya menggunakan maskapai itu," katanya.

Iran kini memang menjadikan Indonesia sebagai pasar potensialMereka menjadi pemain baru setelah negara Golden Triangle lebih dulu masukItu karena harga sabu di negeri para mullah itu sangat murahHanya cepek alias Rp 100 ribu per kilogram"Makanya, dibawa ke sini untungnya besar," jelasnya.

Mendidik tenaga CNT tidak mudahBachtiar harus menggandeng beberapa lembaga lain agar CNT trengginasMisalnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Satuan Narkotika Polda Metro JayaMereka juga disekolahkan ke luar negeri"Biar banyak nangkap," ujar lelaki kelahiran Muara Mahat, Kampar, Riau iniMereka juga wajib mengikuti pelatihan rutin beberapa bulan sekali.

Bachtiar juga tak hanya mengandalkan CNTDia melebarkan link ke negara-negara produsen narkoba terbesarDia memiliki sejumlah spionase di sana untuk mendukung info-info pengiriman narkobaKalau ada kiriman, mereka bisa langsung kontak"Siapa saja mereka, itu juga rahasia dapurPokoknya ada sumber-sumber kami di negara-negara itu," katanya.

Berkat kesukesan itu, Kanwil Bea dan Cukai kini kerap diundang ke luar negeriTerakhir, tiga pekan lalu, mereka diundang ke Bea dan Cukai HongkongTiga hari penuh mereka mempresentasikan trik menangkap penjahat narkoba"Mereka rupanya ingin berguru pada kita," kata Bachtiar(kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lolongan Mistis Jasad Ricky dari Balik Reruntuhan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler