Pura-pura Baik, Kaya..Ternyata Nenek Seorang Penipu Ulung

Jumat, 29 Juli 2016 – 06:36 WIB
Ilustrasi: pixabay

jpnn.com - SORONG - Siti Sadiah, warga Komplek Harapan Indah Kota Sorong, Papua Barat menjadi korban penipuan seorang nenek yang berpura-pura menjadi orang kaya yang sedang mencari modal. 

Akibat aksi si nenek, uang sebesar Rp 25 juta beserta kamera DSLR dan smartphone milik Siti, lenyap.

BACA JUGA: Heboh! Pengacara Ditangkap saat Keluar dari Toilet Pengadilan

Menurut keterangan Siti kepada Radar Sorong, dia sudah mengenal pelaku selama tujuh bulan. Awal perkenalan ia bertemu sang nenek di kapal pada Januari 2016. Menurut keterangan pelaku yang biasa dipanggil dengan sebutan Nenek Tata itu, ia hendak ke rumah kakaknya di Manokwari.

“Jadi kami sama-sama dari Jawa, dan selama di kapal itu dia orangnya baik,” kata Siti Sadiah di Polres Sorong Kota, Rabu (27/7) lalu.

BACA JUGA: Bisnis Haram di Lapas Itu Dikendalikan Sipir

Sejak awal perkenalan, ia dan pelaku menjalin komunikasi yang baik. Hingga pada Juli 2016, pelaku mengatakan ia hendak berkunjung ke rumah Siti untuk bersilaturahmi. Tiba di rumah Siti pada 9 Juli 2016, pelaku bertingkah hangat layaknya kerabat. Ia juga berpenampilan mewah dengan perhiasan yang menghiasi tangan dan menggelantung di leher.

Sehari-hari ia membantu Siti membersihkan dan merapikan rumah. Pelaku juga rajin berbelanja kebutuhan rumah tangga Siti. Kepada anak Siti, pelaku juga kerap memberikan sejumlah uang untuk sekedar membeli jajanan.

BACA JUGA: Polisi Temukan Barang Bukti Baru Terkait Pembunuhan Wanita Berjilbab Itu

Kepada Siti, pelaku menga­takan bahwa ia hendak mencari pekerjaan di Kota Sorong sembari menunggu waktu kepulangannya di Jawa. Namun, beberapa tawaran kerja dari Siti ditolak pelaku, dengan alasan tak cocok dengannya.

Kepada Siti dan suami, pelaku menceritakan rencananya untuk mendirikan usaha di Kota Sorong. Ia lalu mengajak suami korban untuk bekerjasama dengannya. Hingga pada pertengahan Juli, pelaku mengatakan ia hendak menjual sejumlah tanahnya yang ada di Jawa. Tanah tersebut senilai Rp 200 juta. Namun, kepada Siti pelaku mengaku hanya memiliki uang Rp 175 juta.

“Dia bilang kita, dia mau pinjam Rp 25 juta. Karena sudah percaya dan anggap keluarga, ya kami kasih,” timpal Siti.

Setelah berhasil mengirimkan uang Rp 25 juta melalui rekening, pelaku lalu mengajak Siti dan keluarga ikut bersamanya ke Jawa untuk melihat tanah yang dijualnya. Kepada Siti, korban menunjukkan SMS bukti pembookingan tiket pesawat yang telah dipesannya. Dengan tanggal keberangkatan 26 Juli 2016.

Hingga pada Senin (25/7) pelaku mengajak korban untuk membeli oleh-oleh. Pelaku lalu mengajak korban untuk ke bandara dengan alasan pelaku ingin menemui saudaranya yang baru tiba dari Manokwari. “Terus dia di bandara, dan suruh saya ke Saga belikan kerupuk kulit,”katanya.

Tiba di Saga, korban menyadari bahwa kunci rumah yang biasa tergantung bersama kunci motornya tak ada. Korban lalu menghubungi pelaku, namun nomornya sudah tidak aktif. Korban lalu menghubungi sang suami untuk pulang memeriksa rumah.

“Suami lihat rumah sudah terbuka, jajanan yang sudah dibeli hilang, kamera sama HP kita juga hilang,”ungkap Siti.

Siti lalu mencari keberadaan pelaku yang mengaku bernama Nenek Tata itu, namun nihil. Hingga Siti menemukan identitas asli sang pelaku, yakni Wijiyanti. 

Siti lalu mendapat info bahwa selain dia, telah ada korban lainnya di wilayah Bintuni. Rabu (27/7) Siti melaporkan kejadian ke Polres Sorong Kota. “Saya tahu uang tidak kembali tapi yang penting dia ditangkap, supaya tidak ada korban lagi,” kata Siti. (ayu/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Periksa Keluarga dan Teman Dekat Korban


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler