jpnn.com, BUKITTINGGI - Kebakaran hebat melanda Pasar Aur Kuning Bukittinggi yang dikenal sebagai pusat grosir konveksi terbesar di Sumatera Barat, Jumat (17/11) subuh.
Dua belas jam sejak api berkobar di Pasar Aur Kuning belum mampu dipadamkan petugas.
BACA JUGA: Polres Dharmasraya Tangkap Tiga Truk Pembawa Kayu Ilegal
Mobil pemadam kebakaran yang datang ke lokasi sejak pukul 05.00 WIB masih berjibaku memadamkan api yang menjalar sejak pukul 04.30 WIB, Jumat (17/11).
Sampai pukul 16.30 kemarin, petugas masih silih berganti menjalankan tugas pemadaman.
BACA JUGA: Dorr! Pelarian Bandar Narkoba Ini Terhenti di Limapuluh Kota
Pantauan Padang Ekspres (Jawa Pos Group) di lokasi, mobil damkar kesulitan akses untuk masuk ke pusat kobaran api. Para pedagang berlarian menyelamatkan dagangannya.
Sederet ruko dengan merek Viona, Zaki, Dean, dan Aneka Jaya menjadi yang terbesar mengalami kerugian. Semua barang ludes dilahap api. Gudang di los besar dan tempat penyimpanan PKL di lantai dua habis terbakar.
BACA JUGA: Jembatan Kayu Hanyut, Akses Transportasi di Sipora Terganggu
Hingga pukul 16.30 proses pendinginan masih terus berlangsung. Puluhan mobil damkar tetap siaga di kawasan terminal pusat grosir konveksi terbesar di Sumbar itu. Sementara, puluhan personel polisi juga tampak berjaga-jaga memantau lokasi yang sudah dipasang police line tersebut.
Asap yang ditimbulkan bara api masih saja mengepul di setiap sudut petak-petak kios di blok J pasar Aur Kuning Bukitinggi. Ratusan pedagang tampak bergegas mengeluarkan semua barang yang tidak terlanjur hangus terbakar.
“Barang di gudang habis semua,” kata salah seorang pedagang yang bergegas menyandang karung barang dagangannya yang berhasil diselamatkan.
Kondisi panik hingga sore ini masih menghantui para pedagang. Ada yang emosi mendorong gerobak dagangannya karena terhalang warga yang silih berganti melihat lokasi kebakaran. “Orang kena musibah, kalian menyempitkan jalan saja,” kata seorang pedagang sambil terus mendorong gerobak.
Data sementara yang dikumpulkan Bagian Humas Pemko Bukittinggi, tercatat 2.515 PKL dan 236 pemilik ruko merugi. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Bukitinggi Martius Bayu mengatakan, proses pemadapan api dibantu 26 unit mobil damkar dengan jumlah personil mencapai 156 orang dari kabupaten/kota di Sumbar.
Menurutnya, pemadam api berlangsung sejak pukul 04.30 WIB. Kobaran api berhasil dipadamkan sekitar pukul 12.30 WIB. “Sekitar setengah dua, kita sudah masuk tahap pendinginan. Tapi, ada dua petak toko yang terdapat api namun susah diterobos karena terkunci dan kini masih dipadamkan," kata Martius Bayu di lokasi kebakaran.
Kendati demikian kata Martius, secara keseluruhan, api tidak terlihat lagi. Namun, petugas masih melakukan proses pendinginan, agar bara bekas api tidak kembali membesar.
Wali Kota Bukitttinggi, Ramlan Nurmatias mengaku belum bisa merinci data terkait jumlah korban kebakaran dan nilai kerugian.
“Ini kejadian subuh tadi ya. Sekarang dari mana sumber dan apa penyebabnya tentu tim kepolisian akan turun. Dari Polda, Tim Inafis sudah turun. Inafis Mabes juga sedang dalam perjalanan. Inilah cobaan bagi kita.
“Musibah yang di Pasar Atas belum selesai sudah ini pula kejadian kita. Ini pemda, bagaimanapun, kita harus pastikan api mati. Sampai sekarang saya masuk asap masih tebal. Masih ada titik-titik yang harus dipadamkan betul," ungkapnya sekitar pukul 16.30 WIB.
Wako juga mengklaim pihaknya sudah mengirimkan laporan ke pemerintah pusat. "Hari ini kami sebentar lagi tandatangani, saya lapor ke Presiden, Wapres, dan DPR, Mendag, MenPUPR dan semua yang terkait termasuk DPD dan BNPB," bebernya.
Ramlan juga meminta seluruh pihak agar tidak memprovokasi pedagang dengan isu yang tidak benar.
“Jangan pula ini diboncengi politik dan ada pihak yang memberikan hal tak baik. Ini musibah. Saya minta seluruh pedagang bersabar. Kami bersama pemprov akan bikin penampungan, dan kami pikirkan lapak-lapak dengan penataan.
“Saya rapatkan semua langkah-langkah ini. Juga Wagub kan sudah langsung melihat kondisinya. Kami akan mendata seluruhnya. Sekarang belum, namun diperkirakan lapak di atas kan 1.500an lapak. Kios-kios juga belum bisa dipastikan. Ini langkah awal kami," jelasnya.
Ditanyakan tentang rencana pasar penampungan, Ramlan menjawab harus merapatkannya dulu dengan seluruh pihak terkait. “(Penampungan) Ya harus. Harus dipikirkan itu. Yang di Pasar Atas saja saya cari uang belum cukup, belum dapat uang sebanyak itu untuk penampungan. Soalnya di APBD tidak dimuat untuk kebakaran. Ndak dianggarkan. Dan ini akhir tahun. Ini lah, rekan-rekan wartawan saya mohon ini dikawal. Sama-sama kita lihat," ajaknya.
Ditanyakan nilai transaksi pedagang perhari, Ramlan juga tidak dapat memastikan. “Nah ini masuk kerugian lah ya, dari perbankan kami cek. Termasuk kalau ada pedagang yang kredit, bank saya panggil agar dibantu. Pemerintah berniat kembalikan kepercayaan publik. Terminal kami benahi, tapi namanya musibah kan. Yang jelas kami mendata dulu semua," ujarnya.
Ditanyakan sejarah Pasar Aur Kuning, Ramlan menyebutnya termasuk sumbangan masyarakat Kurai. Luas awal terminal 1,3 hektare. “Bertukar pemimpin, terminal diperkecil dengan pusat pertokoan grosir. Namun tak perlu disebut. Intinya kami perbaiki karena Aur Kuning ini karena merupakan Tanah Abang kedua di Indonesia. Berikan kepercayaan pemerintah untuk perbaiki," harapnya.
Ramlan juga menyayangkan adanya lapak PKL yang menghalangi mobil pemadam kebakaran masuk untuk memadamkan api. Kepada satpol PP yang ada di lokasi, Ramlan mengintruksikan pembersihan lapak di depan lorong Pasar Inpres Blok J. Ramlan juga ikut serta mengangkat lapak tersebut.
"Dulu sudah saya ingatkan waktu membuat pagar di kawasan terminal. Itu semua kan demi mudahnya akses untuk kasus seperti ini. Kami sudah mau menertibkan, pekerjaan pemerintah sungguh berat. Terlebih lagi dengan belum tuntasnya kebakaran di Pasar Atas," tambahnya.
Wako juga berterimakasih kepada seluruh damkar yang bekerja dengan ikhlas dan ikut dalam upaya menjalankan tugas selaku damkar.
Ketua Persatuan Pedagang Aur Kuning (PPAK) Bukittinggi, Hanafi mengharapkan seluruh pedagang yang menjadi korban dapat bersabar dan saling menguatkan persatuan supaya hak pedagang terlindungi.
“Jangan sampai pula pihak Pemko menutup akses secara semena-mena. Pihak yang berkepentingan supaya, saling memberikan dukungan dan kompak. Rasanya tidak perlu dulu pasar penampungan, karena tidak banyak yang jadi korban. Saran saya sementara ini agar dibersihkan dulu dan secepatnya diizinkan berdagang lagi," kata Hanafi.
Hanafi menyebut kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Pemko Bukittinggi sekaligus bagi para pedagang.
“Banyak gudang yang terbakar. Banyak pula yang menyebut sumber api dari sana, tapi tentunya itu ranah kepolisian. Ke depan saya berharap ada penertiban tatanan para pelapak. Kalau memang menyebabkan sulitnya mobil pemadam masuk, tentu diharapkan setelah ditatat tidak lagi mengganggu pedagang lainnya. Pada prinsipnya seluruh pedagang sama mencari reseki. Ini harus jadi pelajaran berharga bagi pedagang, intropeksi untuk bersatu," pungkasnya.
Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit yang menyambangi lokasi kebakaran pasar Aur Kuning siang kemarin (17/11), mengintruksikan Pemko Bukitinggi bergerak cepat. Terutama untuk melakukan pemindahan pedagang sehingga stabilitas ekonomi tetap berjalan.
“Dari laporan pak Wawako tadi, di bagian belakang blok J yang terbakar ini masih ada kios yang kosong. Kemungkinan untuk antisipasi awal, dapat dipindahkan dulu ke sana. Tapi, untuk pemindahan ini perlu biaya. Kami harap, pedagang korban kebakaran bersabar," kata Nasrul Abit.
Meski penyebab kebakaran pasar Aur Kuning belum diketahui, Nasrul Abit tetap meminta Pemko Bukitinggi untuk belajar dari pengalaman kasus kebakaran Pasar Atas. “Dua kali kebakaran besar terjadi di Bukittinggi. Penyebab kebakaran Aur Kuning memang belum pasti. Tapi, kejadian di pasar ateh cukup menjadi pelajaran. Dimana masalah listrik harus menjadi perhatian khusus," kata Nasrul.
Wagub meminta, tidak saja untuk Pemko Bukitinggi, namun seluruh Kabupaten/Kota di Sumbar untuk mendata dan mengecek ulang seluruh instalasi listrik semua bangunan. Terutama, bangunan-bangunan tua, khususnya yang di bangun sebelum tahun 1980.
“Ini salah satu langkah menekan kemungkinan risiko kebakaran akibat korsleting arus pendek yang kerap menjadi pemicu kebakaran. Terutama di kawasan pasar," pungkasnya. (r)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rencana Bikin Pabrik Ekstasi di Padang, Eh Keburu Diciduk
Redaktur & Reporter : Budi