Putin jadi Presiden Rusia Lagi

Kembali Tukar Peran, Medvedev Jadi PM

Minggu, 25 September 2011 – 07:47 WIB

MOSKOW - Pemilihan presiden Rusia memang baru akan dihelat Maret mendatangTetapi, pemenangnya sudah bisa ditebak sejak kemarin, yakni Vladimir Putin

BACA JUGA: RI Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Itu dipastikan setelah incumbent Presiden Dmitry Medvedev resmi meminang mentor politiknya yang saat ini menduduki kursi perdana menteri tersebut agar kembali menjadi kepala negara dengan wilayah daratan terluas di dunia itu.  

Putin mengiyakan pinangan tersebut
Dengan dukungan 43 persen pemilih seperti tergambar dalam survei terbaru lembaga riset independen terkemuka di Rusia, VTsIOM, hanya keajaiban yang bisa menjegal langkah pria 59 tahun itu menjadi presiden

BACA JUGA: Presiden Saleh Pulang, Yaman Kian Panas



"Sudah seharusnya kongres mendukung pencalonan ketua partai (Rusia Bersatu) sebagai presiden," ujar Medvedev di hadapan Kongres Rusia yang didominasi Partai Rusia Bersatu di Moskow kemarin (24/9) seperti dikutip AFP.

Sebelum Medvedev ditunjuk langsung oleh Putin untuk menggantikannya sebagai presiden pada 2008, Putin dua periode menjadi Rusia 1, menggantikan Boris Yeltsin
Dengan kata lain, mereka bertukar peran: Medvedev yang semula deputi perdana menteri pertama menjabat presiden, sedangkan Putin ganti menjadi perdana menteri setelah lengser dari kursi kepala negara

BACA JUGA: Kecam AS, Ahmadinejad Diboikot



Nah, pertukaran serupa kini mereka lakukan lagiPutin dalam kesempatan yang sama juga langsung meminta Medvedev menjadi kepala pemerintahan alias perdana menteri (PM)Kebetulan, pemilihan legislatif akan dihelat lebih dahulu, tepatnya akhir tahun iniPartai pemenang berhak mendudukkan tokohnya sebagai PM.

"Dmitry Medvedev bakal menjadi seorang kepala pemerintahan yang mampu menciptakan tim yang muda, energetik, dan efektif," tutur Putin seperti dikutip AFP
Konstitusi Rusia yang diamandemen pada era Medvedev memang memungkinkan seseorang yang pernah menjabat presiden dua kali untuk kembali mencalonkan diri asal tidak langsung alias diselingi satu atau lebih periode.

Dalam konstitusi baru itu pula, masa jabatan presiden diperpanjang menjadi enam tahun dari semula empat tahunArtinya, Putin berpeluang memimpin Rusia hingga 2024, saat dirinya berusia 72 tahun

Pertukaran peran Medvedev dan Putin itu sebenarnya tidak terlalu mengejutkanMeskipun dianggap berhasil memodernkan Rusia, Medvedev selalu berada di bawah bayang-bayang PutinBahkan, selama era kepresidenan Medvedev pun, "presiden sesungguhnya" tetaplah Putin.

"Sebenarnya, kesepakatan tentang apa yang akan kami lakukan, apa yang tengah kami lakukan, sudah dicapai beberapa tahun lalu," papar Putin

Dua tokoh utama Rusia itu sebenarnya berlatar belakang kontrasSebelum terjun ke politik, Putin adalah mantan agen KGBAdapun Medvedev merupakan akademisi dan pernah menjadi dosen tamu di Universitas St Petersburg

Pertemanan mereka bermula ketika Medvedev menjadi anggota tim sukses Wali Kota St Petersburg, Anatoly SochakPada 1999, Putin merekrut pria yang kini berusia 46 tahun tersebut sebagai kepala staf kepresidenan

Perbedaan latar belakang itulah yang membuat gaya kepemimpinan mereka berbedaKalau Putin dikenal dingin dan kaku, Medvedev jauh lebih terbuka dan moderat
Meski demikian, mereka sama-sama berperan penting bagi RusiaPutin-lah yang menstabilkan Rusia yang kacau-balau di era Yeltsin, terutama dari sisi perekonomianMedvedev kemudian menambahkan sentuhan kemodernan dan sedikit keterbukaan pada warisan kepemimpinan Putin itu

Kembali majunya Putin tersebut diprotes keras partai-partai oposisiMereka menganggap Putin dan Medvedev memperlakukan Rusia seperti milik pribadi"Itu skenario mengerikan bagi Rusia," ucap Boris Nemtsov, mantan menteri yang kini menjadi anggota Partai Kebebasan Rusia yang dilarang ikut pemilu Desember nanti.

Sejatinya, popularitas Rusia Bersatu terus menurunSaat disurvei pada 2008, dukungan kepada partai tersebut mencapai 60 persenKini tinggal 43 persenTetapi, jumlah dukungan yang sekarang itu pun sudah empat kali raihan partai oposisi terdekat(c11/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Paus pun Kritik Larangan Bercadar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler