Putin Tidak Terima Huawei Ditindas Amerika

Sabtu, 08 Juni 2019 – 18:06 WIB
Vladimir Putin. Foto; AFP

jpnn.com, SAINT PETERSBURG - Presiden Rusia Vladimir Putin membuka acara Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) dengan pesan yang unik. Dia hanya membicarakan peluang investasi atau visi ekonomi Rusia. Dalam pidato sebagai tuan rumah, dia malah menyebut raksasa teknologi asal Tiongkok: Huawei.

''Saya prihatin atas situasi perusahaan itu. Mereka tidak hanya ditindas, tapi juga dihilangkan,'' katanya menurut Agence France-Presse (AFP).

BACA JUGA: Piala Dunia Wanita 2019: Cukur Korsel 4-0, Prancis Ulangi Keberhasilan Tiongkok 1991

Pesan Putin sedikit keluar dari konteks. Namun, semua itu dilakukan demi tamu kehormatannya, Presiden Tiongkok Xi Jinping, dalam hari terakhir kunjungan kenegaraannya. Tampaknya, pria 66 tahun itu ingin segera mempererat hubungan kedua negara.

Tiongkok dan Rusia memiliki musuh yang sama saat ini. Yakni, Amerika Serikat (AS). Rusia sudah punya gesekan dengan AS setelah pendudukan Semenanjung Krimea yang dulu merupakan milik Ukraina. Sementara itu, Tiongkok sedang melakukan perang dagang dengan Presiden AS Donald Trump sejak tahun lalu.

BACA JUGA: Google Berbalik Mendukung Huawei, Ini Alasannya

BACA JUGA: AS Agresif Serang Huawei, Rusia dan Tiongkok Makin Mesra

Pada 2018, volume perdagangan mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan nilai USD 107 miliar (Rp 1.525 triliun). Pada kunjungan kali ini, mereka juga menandatangani perjanjian ekonomi senilai lebih dari USD 20 miliar (Rp 284 triliun).

BACA JUGA: Tiongkok Tancap Gas Garap Proyek 5G

''Romansa dua kepala negara ini terjadi karena pertikaian Xi dan Trump. Mungkin kerja sama militer mereka juga akan lebih erat,'' ujar Shi Yinhong, profesor di Renmin University of China, kepada South China Morning Post.

Di mata Xi, Putin merupakan sosok kebalikan Trump. Saat Trump melarang Huawei di negaranya, Putin justru menyambutnya dengan gembira. Ketika Trump membuat pasokan barang ke Tiongkok tersendat, Putin siap membantu.

Cherkizovo Group, produsen komoditas daging terbesar di Rusia, menyatakan sanggup menggantikan pasokan daging dan kedelai dari AS. Pasokan agrikultur AS saat ini tersendat setelah Tiongkok terpaksa menerapkan tarif untuk membalas kebijakan Trump. ''Kami siap memulai kerja sama jangka panjang dengan Tiongkok,'' ujar Sergey Mikhailov, CEO Cherkizovo. (bil/c14/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Partai Komunis Tiongkok Cari Calon Pengganti Xi Jinping


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler