jpnn.com, BEIJING - Perjanjian kerja sama terbaru dengan Rusia menunjukkan bahwa Huawei tidak butuh Amerika Serikat sebagai konsumen. Kesepakatan itu juga memastikan Tiongkok tidak akan berhenti mengembangkan teknologi 5G
Pesan serupa muncul dalam keputusan terbaru Kementerian Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok kemarin, Kamis (6/6). Lembaga itu menerbitkan izin 5G untuk empat operator telekomunikasi.
BACA JUGA: Partai Komunis Tiongkok Cari Calon Pengganti Xi Jinping
Itu menegaskan bahwa rencana untuk mengembangkan teknologi 5G bakal berlanjut meski kehilangan dukungan AS dan beberapa negara lainnya.
"Tentu kami menyambut perusahaan asing yang ingin masuk pasar 5G di Tiongkok," ujar Menteri Industri dan Teknologi Informasi Miao Wei.
BACA JUGA: Ditekan AS, Huawei Gandeng Rusia Membangun Jaringan 5G
BACA JUGA: Ditekan AS, Huawei Gandeng Rusia Membangun Jaringan 5G
Kepala GSMA Intelligence Peter Jarich mengatakan, pengembangan 5G di Tiongkok tak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, Tiongkok merupakan salah satu pasar ponsel terbesar di dunia.
BACA JUGA: AS Agresif Serang Huawei, Rusia dan Tiongkok Makin Mesra
Dengan pengguna 4G lokal mencapai 722,6 juta jiwa pada April 2019, nilai pasar 5G di Negeri Tirai Bambu itu diprediksi akan mencapai 1,5 triliun yuan (Rp 3.092 triliun) dalam lima tahun mendatang.
Namun, ada juga pakar yang pesimistis terhadap Huawei. Pengamat industri teknologi Edison Lee mengungkapkan bahwa pengembangan 5G di Tiongkok pasti tertunda. Sebab, banyak komponen yang harus diimpor dari AS. (bil/c10/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakin Menang Perang Dagang, Tiongkok Beri AS Dua Pilihan
Redaktur & Reporter : Adil