Putin Tuding Hillary Clinton Provokator

Babak Baru Keretakan Hubungan AS-Rusia

Jumat, 09 Desember 2011 – 08:18 WIB

MOSKOW - Menyusul pertikaian NATO dan Rusia, kini berkembang konflik antara negeri bekas pecahan Uni Soviet tersebut dengan Amerika Serikat (AS)Misalnya, pemilihan umum (pemilu) parlemen yang berbuntut aksi protes meluas di Rusia berdampak buruk pada hubungan AS dengan Negeri Beruang Merah tersebut

BACA JUGA: Bentrok di Syria Belum Reda



Kemarin (8/12) Perdana Menteri (PM) Rusia Vladimir Putin secara terang-terangan menuding Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Hillary Rodham Clinton campur tangan dan memprovokasi atau memperkeruh situasi politik di negerinya

 
"Dengan mengatakan bahwa pemilu parlemen (Rusia) diwarnai kecurangan, dia (Clinton) telah memberi sinyal positif kepada kubu oposisi untuk memprotes pemerintah," kata Putin dalam pernyataan yang disiarkan melalui televisi tersebut

BACA JUGA: Penanda Baru dengan Taman Tertinggi di Jagat



Karena merasa mendapat dukungan dari Deplu AS, ungkap dia, oposisi Rusia menjadi makin berani
Dalam kesempatan tersebut, Putin juga menuduh Negeri Paman Sam mendanai aksi protes yang dilancarkan oposisi

BACA JUGA: Bongkar Kasus Trafficking, Ciduk 608 Tersangka



Konon, Washington mengucurkan dana sampai ratusan juta dolar untuk memastikan aksi protes terhadap pemerintah Rusia itu terus berlangsungMelalui kebijakan tersebut, tuding Putin, AS berusaha melemahkan sistem politik Rusia dan melengserkan rezim kuat yang kini berkuasa
 
Kritik Putin itu menandai babak baru retaknya hubungan AS dan RusiaApalagi, pernyataan tersebut disampaikan bertepatan dengan peringatan ke-20 penandatanganan Kesepakatan BelovezhKesepakatan yang disahkan oleh Rusia, Ukraina, dan Belarusia pada 8 Desember 1991 tersebut menandai bubarnya Uni SovietBersamaan dengan itu, berakhir pula Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet
 
Kemarin Putin juga menyampaikan kekesalannya pada Clinton di hadapan partainya, All Russian Popular Front (ONF)Di depan para pendukungnya, pemimpin 59 tahun itu mengatakan bahwa sinyal positif Washington pada oposisi Rusia tersebut mengindikasikan ketakutan AS pada pemerintahannyaKarena itu, ungkap dia, Washington tak ingin Putin terus berkuasa
 
"Kita adalah negara dengan kekuatan nuklir yang besar dan sampai sekarang pun kita masih bertahan pada posisi tersebutKarena itu, rekan-rekan kita di luar sana gentar," katanya di depan massa OMF, kendaraan politik Putin, untuk kembali ke kursi presiden pada pemilu Maret nanti itu
 
Putin menambahkan bahwa AS sengaja mencampuri krisis Rusia untuk menggertak pemerintahannyaMenurut dia, pemerintahan Presiden Barack Obama hanya ingin menegaskan kepada Rusia bahwa AS masih menjadi bos di mata dunia

Karena itu, Clinton sengaja mengirimkan sinyal dukungan pada oposisiDengan begitu, kekacauan politik Rusia akan terus berlangsung hingga pemilihan presiden (pilpres) yang rencananya dihelat Maret nanti
 
"Mereka ingin kita merasakan dominasi mereka di dalam negeri dan memaksa kita patuh pada mereka," lontar Putin di hadapan para pendukungnya

Karena itu, lanjut dia, tak heran jika AS mengucurkan bantuan ratusan juta dolar pada organisasi pengawas pemilu tertentu di RusiaSalah satunya GolosBantuan finansial tersebut, tuding dia, disalurkan melalui USAID dan beberapa lembaga AS lain
 
Komentar Putin tersebut membuat perhatian publik terpusat pada GolosPasca pemilu parlemen lalu, pimpinan organisasi pengawas pemilu itu ditangkap di Bandara Internasional MoskowSaluran telepon di markas Golos diputusBahkan, situs resminya diserang hacker

Kemarin, Putin bahkan menyebut kelompok tersebut sebagai agen AS serta menjulukinya musuh negaraMengingat hubungan AS dan Rusia yang panas dingin, sejumlah pengamat politik menganggap tudingan Putin terhadap Hillary itu sebagai hal yang serius

"Sebenarnya, apa yang disampaikan Putin tersebut merupakan bahasa domestikTetapi, kesabaran AS bisa habis dan hubungan dua negara akan kembali ke titik yang paling buruk," ujar Viktor Kremenyuk, analis politik yang juga wakil pimpinan Lembaga AS-Kanada(AP/AFP/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap Mundur, Assad Bantah Bantai Warganya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler