Putra Amien Rais Incar Wako Jogja

Kamis, 07 Oktober 2010 – 06:18 WIB

JAKARTA - Setelah "menghilang" dari pentas politik pascakongres PAN awal Januari 2010 di Batam, Ahmad Hanafi Rais, putra sulung Amien Rais, mulai tampil lagi di panggung politikPolitikus muda yang saat kongres menjadi ketua tim sukses Drajad Wibowo itu kemarin (6/10) menjadi pembicara dalam diskusi Menata Kepemimpinan Indonesia Masa Depan, Peluang Kaum Muda Tampil di Pentas Nasional.

Diskusi di KAHMI Centre itu sedianya dipaneli Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ketua Golkar Priyo Budi Santoso, Sekjen PDIP DPR Tjahjo Kumolo, dan Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan

BACA JUGA: Dipanggil Ketua, Anggota Bilang Tak Lazim

Moderatornya adalah Teguh Juwarno yang kini duduk sebagai anggota Fraksi PAN DPR.

Sayangnya, Tjahjo Kumolo dan Anies Baswedan berhalangan hadir
Anas mendelegasikan kepada Ramadhan Pohan, wasekjen DPP Partai Demokrat yang juga anggota Komisi I DPR

BACA JUGA: Abaikan Tekanan Politis, Reshuffle Sesuai Kinerja

Sementara itu, Priyo Budi Santoso datang walau telat sekitar 1,5 jam karena ikut menerima calon Kapolri Komjen Pol Timur Pradopo yang bersilaturahmi ke gedung DPR.

Dalam paparannya, Hanafi menyampaikan, tokoh-tokoh muda lazimnya dihadapkan pada kesulitan biaya
Mereka belum otonom secara ekonomi

BACA JUGA: Tuding Pimpinan DPR Dagang Sapi

Tak sedikit yang lantas mencari cantolan atau patron lebih duluSebagian yang lain memilih membesarkan bisnis secara profesional"Begitu sudah pede (percaya diri, Red), baru masuk politik," katanya di KAHMI Centre, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemarin (6/10).

Ahmad Mumtaz Rais, adik Hanafi yang lolos sebagai anggota DPR, tampak mendengarkan paparan kakaknya dengan seriusHadir sejumlah legislator PAN seperti Viva Yoga Mauladi dan Wa Ode NurhayatiViva bisa disebut tuan rumah karena dia juga salah seorang pimpinan kolektif Majelis Nasional KAHMITampak juga Beddu Amang dan politikus senior PPP Aisyah Amini.

Dikonfirmasi seusai diskusi, Hanafi akhirnya mau sedikit buka kartuDia kini memang tengah berancang-ancang maju sebagai calon wali kota JogjakartaPilkada di Kota Gudeg itu rencananya berlangsung September 2011"Banyak teman mendorong majuItu sudah setahun yang lalu," cerita Hanafi yang kini berusia 31 tahun itu

Merasa mendapat respons cukup bagus dari publik, Hanafi yang kini menjadi dosen Fisipol UGM tersebut akhirnya berkonsultasi dengan PAN JogjakartaBahkan, kesiapannya itu sudah dikomunikasikan ke DPP PAN di Jakarta"Ada sejumlah kandidat yang muncul dari PANSalah satunya sayaSaya dengar kans lumayan bagus," ujarnya.

Dua periode terakhir, posisi wali kota Jogjakarta dipegang Herry Zudianto yang diusung dari jalur PANUntuk pilkada mendatang, PAN belum resmi mencalonkan siapa pun karena memang belum waktunya"Mudah-mudahan saya bisa meneruskan yang sudah berjalan," tegasnya.

Hanafi mulai berpikir untuk membatalkan aplikasi doktor studi politik internasional di Australia National University (ANU)"Saya bilang ke teman-teman, melihat perkembangan politik di Jogjakarta, saya harus tetap ambil S-3Artinya, "saya sangat serius" untuk maju," ujarnya lantas tersenyum.

Dalam diskusi, Ramadhan Pohan mengingatkan, saat ini banyak kader instan yang hanya sibuk berusaha dekat dengan para seniorMereka adalah kader yang menjilat ke atas, menindas ke bawah, dan menjadi pemimpin karena lobi-lobi"Apa yang sudah diperbuat" Mereka itu tidak punya track record yang menunjukkan punya kemampuan," katanyaTapi, Ramadhan yakin Hanafi tidak termasuk kader jenggot.

Priyo Budi Santoso menyampaikan, ada lima faktor kunci dalam lahirnya kepemimpinan baruYakni, kekuatan ide, dukungan massa atau popularitas, ketersediaan kendaraan politik, adanya jejaring atau networking, serta kekuatan uang(pri/c5)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengadilan Belanda Tolak Permintaan Tangkap SBY


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler