jpnn.com - JOMBANG - Khatib PWNU DKI Jakarta, KH Zuhri Yaqub menyatakan siap mendukung sistem Ahlul Halli Wal 'Aqdi (AHWA) atau musyawarah dan mufakat yang akan diterapkan dalam Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama guna memilih Rais 'Aam maupun Ketua Umum Tanfidziyah.
Dukungan tersebut menurutnya akan diberikan bila konsep benar-benar dilandaskan untuk menjaga marwah ulama dan menjadi ciri khas Nahdlatul Ulama dalam memilih pemimpinnya.
BACA JUGA: Kumandang Shalawat Nabi Redam Hujan Interupsi Pleno Muktamar NU
"Semua mengutamakan musyawraah mufajat dan menempatkan ulama sebagai keteladan. Maka konsep AHWA jauh lebih elegan, sejauh semua dilaksanakan secara jujur. Sejauh untuk menjaga marwah ulama, kami dukung," kata Kiai Zuhri di Jombang, Jawa Timur.
Namun bila dalam penerapan konsep tersebut ada motif tertentu yang tidak sesuai dengan ciir khas NU, maka pihaknya akan mengembalikan keputusannya kepada muktamirin.
BACA JUGA: Gus Sholah Khawatir NU Kehilangan Roh Jihadnya
"Tapi sejauh niatnya kembalikan marwah ulama kenapa tidak. Di Tatib AHWA ini akan dibahas juga. Ini tidak bertentangan dengan AD/ART karena kan musyawarah. Di AD ART ada pasal/klausul musyawarah mufakat, konkritnya bisa saja melalui AHWA. Secara prinsip tidak bertentangan," jelasnya.
Saat ini, pembahasan tatib Muktamar yang telah ditunda dari tadi malam, masih molor karena lamanya proses registrasi dan screening terhadap peserta muktamirin dan peninjau.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Tersangka Korupsi Ini Sarankan Polisi-Jaksa tak Harus Pimpin KPK
BACA ARTIKEL LAINNYA... Muktamar NU Diwarnai Isu Ratusan Peserta Diculik
Redaktur : Tim Redaksi