jpnn.com, JAKARTA - Kejahatan di dunia digital belakangan ini makin meningkat. Di Indonesia tercatat ada 1,3 miliar serangan siber terjadi sepanjang Januari-November 2021.
Berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), 83 persen perusahaan di Indonesia rentan diretas.
BACA JUGA: Kepala BSSN Sebut Terjadi 1,6 Miliar Serangan Siber Sepanjang 2021Â
Tantangan yang dihadapi dalam transformasi digital di Indonesia meliputi risiko perlindungan data diri, strategi bisnis, penyalahgunaan teknologi, serangan siber, pemalsuan data dan literasi digital.
Chief Of Technology Officer R17 Group M Irfan Jambak PH.D menjelaskan secara detail terkait pencegahan jika terjadi ancaman.
BACA JUGA: Keamanan Siber Sebut Ada Virus Berbahaya di HP Android, Waspadalah!
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui sosok induvidunya. Memang, kata dia, tidak semua ingin mengganggu, ada yang hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya expert.
Tetapi, lanjut Irfan, jika sosok itu sudah berhasil masuk maka sistem kemanan berarti tidak aman.
BACA JUGA: Bamsoet Minta BSSN Harus Maksimal Meningkatkan Keamanan Siber Nasional
"Kita harus aware bahwa sistem yang kita punya sangat rentan. Kita harus menutup celah itu," kata Irfan, dalam keterangan tertulis, Kamis (24/3).
Sebagai perusahaan keamanan siber dan pengembangan bisnis pelanggan dengan melakukan transformasi digital, R17 Group pun mencoba membuat system security digital.
"Kami akan coba kembangkan, mungkin butuh satu atau dua tahun untuk menjadi sebuah produk," tuturnya.
R17 Group juga menggelar podcast bertema 'Ensuring The Security of Digital Ecosystem in Indonesia' di The Brotherhood Gunawarman, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Menurut Deputy CEO R17 Goup Hengky Witarsa, podcast ini adalah wadah komunikasi dua arah untuk membahas isu-isu terkini mengenai perkembangan bisnis dan teknologi yang dituangkan dalam bentuk hybrid event.
"Diharapkan podcast ini bisa memberikan kontribusi untuk pertumbuhan dan keamanan siber di Indonesia," ujar Hengky.
Dalam Podcast Show itu, R17 Group juga meluncurkan sebuah platform yang menjual produk digital, yaitu DIMENSY. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh