Ragam Pakaian Adat Nusantara di Hari Kartini

Selasa, 22 April 2014 – 01:22 WIB

jpnn.com - SOLO – Ada yang berbeda pada pelayanan di RSUD Dr Moewardi, Senin (21/4). Biasanya petugas memakai pakaian seragam dinas, khusus satu hari kemarin berbeda.Ssemua civitas hospitalia mulai dari petugas pelayanan informasi, dokter, residen, petugas keamanan semua memakai pakaian adat nasional.

Ada Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Betawi, dan lain-lainnya. Pagi itu adalah untuk memperingati Hari Kartini. “Ini adalah cara kita (RSUD Dr Moewardi) untuk melestarikan pakaian adat nasional. Jangan sampai peninggalan warisan sejarah ini ditinggalkan begitu saja tanpa ada pelestarian,” ungkap Kasubag Humas dan Hukum RSUD Dr Moewardi, Elysa kepada wartwan seusai mengikuti upacara Hari Kartini di halaman rumah sakit setempat.
 
Ia mengatakan, selama ini masyarakat sudah mulai meninggalkan peninggalan sejarah. Bahkan, pakaian adat nasional dari masing-masing daerah di Indonesia banyak yang lupa dan tidak tahu.
“Makanya untuk sehari penuh pelayanan rumah sakit semua petugas kita suruh memakai pakaian adat nasional,” ujaranya.
 
Kendati demikian, untuk petugas bangsal atau perawat tetap memakai baju kedinasannya. Peringatan Kartini tahun ini, ungkap Elysa lebih semarak dibandingkan dengan tahun lalu. Pasalnya, pada peringatan tahun ini ada beberapa perlombaan yang diikuti civitas hospitalia. Ada lomba fashion show pakaian adat, puisi, dan lomba masing-masing bangsal.
 
“Selama ini mereka terus melayani masyarakat. Jadi pada peringatan Hari Kartini ini supaya mereka dapat berekspresi dan menampilkan kreativitasnya sejenak.” Elysa berharap peringatan Hari Kartini dengan memakai pakaian adat nasional itu dapat memberikan pembelajaran atau edukasi peserta untuk lebih mencintai kebudayaan asli daerah.

BACA JUGA: Berkas Pemakzulan Bupati Karo Sudah di Presiden

Sementara itu, salah seorang petugas keamanan RSUD Dr Moewardi, Endang Sih Astuti mengaku dirinya harus bangun lebih pagi dari hari biasanya. Karena untuk persiapan memakai pakaian adat itu dirinya harus pergi ke salon.
 
“Aku tadi bangun jam 05.00 WIB pergi ke salon untuk dandan. Soalnya kalau dandan sendiri nggak bisa. Lagian ini juga setahun sekali,” ungkap wanita yang biasa menjaga pintu masuk utama rumah sakit milik Provinsi Jawa Tengah ini. (bib)

BACA JUGA: Sudah di LP Tanjung Gusta, Walikota Medan Belum Dicopot

BACA JUGA: Dalam Sidang Korupsi, Wali Kota Makassar Jadi Tukang Lupa

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terkait Kasus Narkoba, Anak Bupati Mamuju Diistimewakan Polisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler