BACA JUGA: Kompensasi Untuk Tagedi iLockerbie Disalurkan
Karena itu, segala pernyataan dari siapa pun di Gedung Putih harus dikontrol betulBACA JUGA: Limosin Baru Antipeluru dan Antibom untuk Presiden AS
Blair sudah pasti sadar akan hal tersebut
BACA JUGA: Pasukan TNI di Kongo Siaga Satu
Tapi, penasihat senior Clinton, Rahm Israel Emanuel, tak mau mengambil risikoSesaat sebelum melangkah ke ruang jumpa pers, politikus Partai Buruh itu didekati RahmSetengah mengingatkan dan menghardik, dia berkata, "This is importantDon't f--- it up! (Ini masalah pentingJangan mengacaukannya, Red)."Itulah Rahm yang pekan lalu ditunjuk presiden terpilih AS, Barack Obama, sebagai kepala staf Gedung PutihTak peduli kepala negara atau pemerintahan, dia tak akan segan menggertak, memarahi, atau melontarkan sumpah serapah terhadap orang yang dinilai menghalanginya menyelesaikan pekerjaan.
"Kalau tiap kali Rahm memaki bisa dinilai dengan uang, mungkin jumlahnya cukup untuk membayar dana talangan federal," tutur Nancy Pelosi, ketua DPR AS
Beberapa kolega Rahm di Gedung Putih bercerita, setelah berhasil mengantarkan Clinton menjadi presiden dalam kapasitas sebagai pengumpul dana, Rahm diminta untuk menyusun daftar tamu yang akan diundang dalam makan malam demi merayakan kesuksesan suami Hillary Clinton tersebutSembari berdiri memegang pisau dekat meja makan di kediaman Clinton, dia mencoret nama-nama yang dianggapnya sebagai "pengkhianat" selama kampanyeTiap kali menyebut nama-nama para pengkhianat, dia menancapkan pisau ke meja sambil berteriak, "Mati, mati, mati."
Tak heran jika julukan "Rahmbo" melekat pada pria yang memulai aktivitas politik sejak masih menjadi mahasiswa jurusan seni liberal di Sarah Lawrence Collega ituPrinsip kerja anggota House of Representatives (DPR) AS yang berusia 48 tahun tersebut sederhana saja: get it done or get out of my way (kerjakan atau enyah dari hadapan saya)Sebuah prinsip kerja yang sepertinya tidak cocok untuk tugas dia sebagai kepala staf Gedung Putih yang otomatis berkaitan erat dengan diplomasiSemua tahu, diplomasi adalah lobiDalam banyak hal, diplomasi adalah mengumbar basa-basi.
Tapi, anehnya, justru karakter ala "preman" itulah yang melejitkan karir politik politikus Partai Demokrat kelahiran Chicago pada 29 November 1959 tersebutClinton memuji dia sebagai pengumpul dana yang piawaiBegitu selesai mendampingi Clinton, ayah tiga anak itu terjun ke dunia investasi, tapi hanya sebentarPada 2002 dia sukses merebut kursi DPRDi Capitol Hill, tempat anggota DPR AS berkantor, sikap lantang tersebut menjadikan Rahm kandidat serius pengganti Nancy Pelosi sebagai ketua DPR
"Dia (Rahm, Red) bisa disebut anak emas Demokrat sekarangDialah yang merekrut kandidat, mencarikan mereka dana dan topik untuk diangkat dalam kampanyeTak ada yang bisa melakukan apa yang dia kerjakan," puji Ray LaHood, kolega Rahm di DPR dari Partai Republik.
Chicago Tribune menulis, kalau perlu, Rahm akan menjungkirbalikkan bumi asalkan tugasnya bisa selesaiItu pula alasan Obama memilih diaSebuah pilihan yang dipuji banyak pihak
"Pekerjaan kepala staf Gedung Putih adalah meraih, melobi, mempromosikan, dan mengegolkan agenda politik presiden supaya direstui kongresRahm paling cocok melaksanakan semua itu," tulis majalah Time.
Tentu Obama harus siap dengan segala risiko: komplain dari tamu-tamunya di Gedung Putih yang dihardik atau dimaki RahmMeski, Rahm mengaku sering menyesal memiliki tabiat yang demikian sangar"Sering saya bangun pagi dengan perasaan sangat membenci diri sendiri," ucapnya(berbagai sumber/hep/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Filipina Tolak Permohinan Suaka Thaksin
Redaktur : Tim Redaksi