Rahmat Yasin: Ini Ulah Staf Saya

Sabtu, 10 Mei 2014 – 09:11 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Bupati Bogor, Rachmat Yasin (RY) membantah semua tuduhan yang disangkakan padanya. Ketua DPW PPP Jabar non aktif itu malah menuding kasus suap tukar menukar kawasan hutan seluas 2.754 hektare didalangi anak buahnya, M Zairin.

”Jadi, ada hal yang terindikasi gratifikasi atau suap yang dilakukan oleh staf saya. Tetapi karena saya pimpinannya, dan katanya uang itu untuk saya. Namun, apapun hasil penyidikan hukum, kita hormati itu,” kata RY kepada Radar Bogor di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kuningan Jakarta, Jumat (9/5) dini hari.

BACA JUGA: Ini Kondisi Sel Rahmat Yasin di Rutan KPK

Sebelum keluar dari gedung Komisi Antirasuah, RY sempat bertutur sapa dengan keluarga dan kerabat yang sedari pagi sudah menunggunya.

Mengenakan sendal jepit dibalut rompi bertuliskan ´Tahanan KPK´ Bupati Bogor non aktif itu masih sempat melempat senyuman kepada para wartawan. “Ällahu Akbar Allahu Akbar”, seru puluhan loyalis RY, kompak ketika melihat sang ajengan keluar.

BACA JUGA: Almisbat Perluas Jaringan Pendukung Jokowi di Daerah

RY tampak tegar menghadapi kasus yang menjeratnya. Dengan tenang, RY keluar gedung diapit petugas KPK. RY tetap melayangkan senyuman. Suaranya tidak bergetar ketika dicecar oleh wartawan.

Kepada pewarta, RY enggan berkomentar banyak seputar kasus yang menjeratnya saat ini. Termasuk saat ditanya mengenai aliran uang Rp 3 miliar mengalir kepada siapa saja.

BACA JUGA: Tersangka, Bupati Bogor tak Nafsu Makan

RY hanya berujar bahwa dirinya akan sepenuhnya menghormati dan menjalani proses hukum yang sedang berjalan. “Maaf kita hormati hukum,” bebernya, seraya bergegas masuk ke mobil tahanan KPK.

Sebelumnya, Rachmat Yasin digelandang ke KPK, Rabu (7/5) sekitar pukul 20:30. Setelah kurang lebih 24 jam pemeriksaan, KPK resmi menetapkan RY sebagai tersangka kasus suap pengurusan izin tukar-menukar kawasan hutan seluas 2.754 hektare. ”Saya tak minta-minta uang, tak ada itu,” kata dia. ”Ini ulah staf saya.”

RY tidak sendiri, KPK juga menangkap Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor M Zairin, dan pegawai PT Bukit Jonggol Asri (BJA) bernama FX Yohan Yhap.

Dalam operasi tangkap tangan (OTT), KPK menyita uang tunai Rp1,5 miliar di sebuah kantor milik PT BJA yang tak jauh dari lokasi penangkapan M Zairin dan Yohan.

Berbeda dengan Rachmat Yasin yang kooperatif, M Zairin hanya terdiam ketika ditanya wartawan. Dia irit bicara dan hanya berujar, ”No comment” sebelum masuk mobil tahanan.

Adapun FX Yohan memilih bungkam. Yohan bahkan berupaya menutupi wajah dengan tangannya. Hingga duduk di mobil tahanan, tak ada kata terucap.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, ketiganya ditahan di tempat terpisah. RY ditahan di Rutan KPK, sementara Yohan di Rutan Guntur, dan M Zairin di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.

Sementara itu, adik kandung RY, Ade Munowarah nampak lesu ketika keluar dari gedung KPK. Ade sempat menitikan air mata.

Namun, anggota DPRD Kabupaten Bogor itu masih kelihatan tegar melangkah dan bersedia menjawab pertanyaan pewarta.

Ade mengatakan, proses hukum yang dijalani sang kakak diserahkan sepenuhnya kepada KPK. Dia yakin KPK mampu menangani masalah ini dengan profesional.

“Kita tetap kepada azas praduga tidak bersalah,” ujarnya ketika keluar dari gedung KPK, dini hari kemarin.

Ade mengaku pihak keluarga merasa tidak terzolimi sama sekali. Kaitannya dengan dugaan kakaknya dijebak atau tidak, dalam politik, kata Ade, zolim-menzolimi itu hal biasa.

“Tetapi saya belum tahu pasti ini perbuatan zolim seseorang atau tidak. Tetapi yang jelas ini adalah risiko seorang politikus,” tutupnya. (Ind/ful/d)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masih Gejala Klinis, Wamenkes Minta Masyarakat Tak Perlu Panik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler