jpnn.com - KUALA LUMPUR - Presiden Kelima RI, Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri berharap pencapaiannya memperoleh 10 gelar doktor honoris causa dari berbagai kampus di dunia menginspirasi generasi muda agar jangan lelah, serta tidak mudah menyerah.
Megawati mengatakan banyak belajar sendiri atau autodidak. Karena situasi politik di era Orde Baru, Megawati sebagai anak Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno, tidak dapat melanjutkan kuliahnya secara formal.
“Honoris causa itu sebenarnya sebuah penghormatan yang diberikan pada orang-orang yang telah melakukan suatu hal secara ilmiah, jadi bukan hanya teori, tapi juga dalam pelaksanaannya (praktik,red),” kata Megawati dalam keterangan resminya, Senin (2/10).
Bu Mega, panggilan akrab Megawati Soekarnoputri, menyampaikan itu kepada wartawan seusai upacara penganugerahan gelar doktor honoris causa bidang ilmu sosial dari Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR), Selangor, Malaysia, hari ini.
BACA JUGA: Megawati Mendorong Indonesia dan ASEAN Berkolaborasi Hadapi Tantangan Ketahanan Pangan
Bu Mega merasa sangat terhormat bisa mendapat honoris causa ke-10. Menurut Bu Mega, untuk bisa mendapat penghargaan seperti yang diraihnya itu memang tidaklah mudah.
“Saya sebenarnya ingin menginisiasi generasi muda, baik laki-laki maupun perempuan, untuk jangan lelah, jangan merasa tidak bisa,” kata Bu Mega.
BACA JUGA: Berorasi di UTAR Malaysia, Megawati: Transformasi Indonesia Berakar pada Pancasila
Dalam kesempatan itu, Bu Mega mendorong para ahli di Indonesia menyumbangkan pikirannya bagi nusa dan bangsa.
Dia juga mendorong negara-negara di ASEAN berkolaborasi menghadapi tantangan ketahanan pangan di tengah pemanasan global hingga konflik geopolitik dunia.
Megawati saat menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka penganugerahan gelar doktor honoris causa, sempat menyinggung soal ancaman ketahanan pangan bagi negara di dunia.
Ketahanan Pangan terancam akibat krisis iklim dipicu pemanasan global, maupun situasi geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina.
“Makanya mengapa tadi saya memberikan usulan untuk awal mula, ASEAN sebagai bagian Asia, untuk bisa berkolaborasi, bukan hanya dalam rangka untuk saling berdiskusi, tetapi juga melakukannya dalam sebuah kenyataan,” kata Megawati saat ditanya wartawan lebih jauh atas masalah pangan itu.
“Sebagai sebuah contoh, penghasil beras itu Indonesia, Thailand, Vietnam, Kamboja, yang menurut saya akan mulai sulit untuk melakukan ekspor. Karena masing-masing negara pasti sekarang ini berupaya untuk berasnya bagi kemaslahatan di internalnya dahulu (dikonsumsi sendiri, red),” tambahnya.
Megawati selaku ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sudah berbicara tentang hal ini dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ketahanan pangan tak bisa dilakukan dengan seketika. Untuk bekerja mencapainya, harus dikerjakan sejak awal, dan tidak ditunda-tunda.
Ada berbagai hal lain yang harus disiapkan terkait isu ketahanan pangan.
Misalnya, kata Megawati, soal jumlah produksi beras yang cukup bagi sebuah negara untuk konsumsi dalam negeri, hingga soal lahan yang harus disiapkan.
Sebelum momen hari ini, Megawati sudah menerima gelar doktor honoris causa sembilan kali dari berbagai perguruan tinggi dunia. Berikut daftarnya:
1. Waseda University of Tokyo, Tokyo, Jepang, 29 September 2001 (Bidang Politik).
2. Moscow State Institute of International Relations (MGIMO), Moskow, Rusia, 22 April 2003 (Bidang Politik).
3. Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korea Selatan, 19 Oktober 2015 (Bidang Politik)
4. Universitas Padjajaran (UNPAD), Bandung, Indonesia, 25 Oktober 2016 (Bidang Politik dan Pemerintahan).
5. Universitas Negeri Padang (UNP), Kota Padang, Indonesia, 27 September 2017 (Bidang Pendidikan Politik).
6. Mokpo National University, Kota Mokpo, Korea Selatan, 16 November 2017 (Bidang Demokrasi Ekonomi).
7. Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Bandung, Indonesia, 8 Maret 2018 (Bidang Politik dan Pemerintahan).
8. Fujian Normal University (FNU), Fuzhou, Fujian, Tiongkok, 5 November 2018 (Bidang Diplomasi Ekonomi).
9. Soka University Japan, Tokyo, Jepang, 8 Januari 2020 (Bidang Kemanusiaan).
Selain itu, Megawati juga telah menerima dua gelar profesor kehormatan:
1. Seoul Institute of the Arts (SIA), Seoul, Korsel, 11 Mei 2022. (Bidang Ilmu Kebijakan Seni dan Ekonomi Kreatif).
2. Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Bogor, Indonesia, 11 Juni 2021. (Bidang Ilmu Kepemimpinan Strategik).
Saat ini 4 gelar doktor HC lagi sedang menunggu, bersama dua gelar profesor kehormatan.
Sementara itu, President of UTAR, Prof. Dato’ Dr. Ewe Hong Tat menyatakan pihaknya merasa berbangga dan berbesar hati karena dapat menyumbangkan ijazah terhormat kepada Megawati.
“Ini memang suatu kejayaan yang kami merasa di mana Doktor Hajjah Megawati telah banyak menyumbangkan kepada negara Indonesia dan negara Malaysia dan serantau ASEAN. Kami merasa apa yang dia lakukan untuk menolong orang ramai, rakyat semuanya, memang suatu tanda yang bagus untuk semua kita supaya bekerja keras dan belajar, supaya dapat berjasa dan juga menyumbang kepada masyarakat dan negara sendiri,” katanya. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi