jpnn.com - SEKAYU – Negara Indonesia dinilai tidak memberi apresiasi dan menampung para siswa yang cerdas dan berprestasi hingga ke tingkat internasional. Padahal anak berprestasi adalah aset bangsa yang harus dibina, agar tidak diambil dan dirangkul negara lain.
Seperti Anjani Rahma Putri, siswi SMA Negeri 2 Unggulan Sekayu peraih dua award pada International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2014 di Los Angeles, Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Siswa SMK Kehutanan Manokwari Ujian di Jalan
Ia dinyatakan tidak lulus seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Sriwijaya (Unsri). Padahal, Anjani tanpa tes dan diberi beasiswa masuk universitas besar di Jepang, German, Inggris, serta Amerika.
Kegundahan itu Anjani curahkan di Kantor Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, kemarin (4/6). “Saya kecewa tidak lulus SNMPTN di ITB dan Unsri,” sesal Anjani.
BACA JUGA: Belum Bayar LKS, Siswa Dilarang Ujian
Padahal, ia lebih berkeinginan menempuh pendidikan dan kuliah di Indonesia, dibandingkan di luar negeri. Ini karena, dirinya lebih memilih mengabdikan diri demi banga Indonesia.
“Yah, kalau tidak lulus SNMPTN ini, lebih baik saya tempuh pendidikan di negara luar. Karena negara luar lebih peduli dan menghargai prestasi dan karya ilmiah saya. Dan terbukti mampu menyingkirkan puluhan negara dunia yang ada,” ujarnya didampingi rekannya, Muhtaza Aziziya Syafiq.
BACA JUGA: Dana BOS jadi Bancaan Pejabat Daerah
Kepala SMA Negeri 2 Unggulan Sekayu, Dra RR Mini Sari Wulan MSi merasa sedih Anjani Rahma Putri dinyatakan tidak lulus SNMPTN di ITB dan Unsri. Padahal beberapa negara maju telah bersedia menampung Anjani kuliah di universitas besar hingga bekerja di sana.
“Negara Indonesia malah menolak dan tidak menerima juara Development Focus Award the US Agency for International Development (USAID),” tegasnya.
Meski demikian, Anjani diberi dispensasi oleh ITB dan Unsri untuk bisa diterima di kedua perguruan tinggi (PT) pilihannya itu. Dengan syarat, pihak universitas meminta data diri lengkap Anjani dan prestasinya. “Tidak lulusnya Anjani pada SNMPTN, karena mengikuti kejuaraan Intel ISEF 2014 menjelang pengumuman,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muba, Yusuf Amilin mengaku prihatin dengan hal ini. “Sepatutnya Anjani masuk ke PT diundang dan tanpa tes. Bukannya malah ditolak dan disia-siakan. Wajar saja, siswa dan orang berprestasi di Indonesia pada pindah dan mengabdi ke negara luar,” pungkasnya. (yud/lia/ce5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukti Penggunaan Dana BOS Banyak Kejanggalan
Redaktur : Tim Redaksi