jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, program-program Lazismu telah memberikan sumbangsih bagi kemanusiaan di tingkat lokal, nasional hingga global.
Oleh karena itu, Lazismu telah menjadi lembaga zakat, infak, dan sedekah (ZIS) nasional kebanggaan Muhammadiyah.
BACA JUGA: Haedar Nashir Sebut Covid-19 Bukan Konspirasi, Ini Alasannya
“Program-program ini menunjukkan bahwa spirit Al-Maun terus kami rawat lebih dari 108 tahun dalam jiwa, pikiran, dan sikap kami, termasuk dalam tindakan dan aktivitas,” kata Haedar, dalam Rakernas Lazismu 2021 bertema “Digitalisasi Filantropi untuk Penguatan Tata Kelola Lazismu & Pencapaian SDGs” secara virtual, baru-baru ini.
Haedar juga menjelaskan, Lazismu sudah menjadi lembaga amil zakat yang amanah, bertanggung jawab, dan memiliki tingkat good governance, sehingga fungsi ZIS dapat ditunaikan dengan baik.
BACA JUGA: Hilman Latief: Rakernas Harus Membuat Lazismu Lebih Ramping
“Semangat ZIS ini tidak hanya direpresentasikan oleh Lazismu, melainkan oleh seluruh elemen umat Islam,” ujar Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini.
Haedar menyebut bahwa spirit kapitalistik telah melekat dalam ajaran Islam. Justru bukan sebagai medium yang lepas dari ajaran Islam, tetapi ada ajaran teologisnya. Termasuk hadis Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan umat Islam untuk menjadi tangan yang di atas, bukan di bawah.
BACA JUGA: Lazismu Salurkan Dana Zakat untuk Guru Honorer Terdampak Covid-19 Â
"Makna itu, ZIS harus diletakkan sebagai etos setiap umat Islam untuk menjadi muzakki, bukan mustahik. Tanamkan dengan sosialisasi ibadah ZIS," tuturnya.
Mentalitas ini, sambungnya, membuat umat Islam untuk berjihad dengan makna bekerja keras, ikhtiar, tidak malu bekerja apa pun, gigih, hingga sebagainya.
Untuk jangka panjang, Haedar menegaskan pentingnya keharusan menanamkan spirit kapitalisme kepada umat Islam. “Maka, yang anti-kapitalisme tidak boleh menggeneralisasi bahwa kapitalisme sebagai sesuatu yang buruk,” tukasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Hilman Latief, mengungkapkan bahwa ini adalah mimpi Lazismu. Setidaknya, tahun 2030, sudah dapat dihitung dampak dan kontribusi Lazismu terhadap SDGs.
“Ada beberapa program yang relevan dengan Lazismu. Seperti pendidikan, no poverty, zero hunger, clean water and sanitation, dan sebagainya,” kata Hilman Latief.
Ke depan, Hilman berharap agar peserta rakernas diberikan kekuatan untuk merumuskan agenda strategis. Utamanya dalam merancang program-program Lazismu tahun 2021 hingga Muktamar Muhammadiyah. (jlo/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh