Ramalan Lengkap Ekonom UOB soal Perekonomian Indonesia 2022

Rabu, 15 September 2021 – 16:15 WIB
Ekonom Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja membagikan pandangannya terkait perekonomian 2022 secara menyeluruh. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja membagikan pandangannya terkait perekonomian 2022 secara menyeluruh.

Enrico memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali mencapai lima persen atau bahkan lebih pada 2022.

BACA JUGA: Melani: UMKM Salah Satu Kunci Pertumbuhan Ekonomi Nasional

“Kami melihat tahun 2022 adalah tahunnya Indonesia, di mana ekonomi kita diharapkan bertumbuh 5 persen atau lebih tinggi, keluar dari keterpurukan tahun 2020 di mana kita mengalami kontraksi, dan berangsur pulih ke 3,5 persen di 2021,” kata Enrico dalam webinar UOB Economic Outlook 2022 yang dipantau di Jakarta, Rabu (15/9).

Enrico mengatakan inflasi akan mencapai 2,7 persen year on year (yoy) pada 2022.

BACA JUGA: Ramalan Bos ADB soal Game Changer Perekonomian Masa Depan

Angka itu meningkat sedikit dibandingkan inflasi 2021 yang diperkirakan sekitar 2,4 persen yoy. Tingkat inflasi ini memungkinkan pemerintah membuat kebijakan moneter yang lebih akomodatif..

“Ditambah dengan sinergi kebijakan ekspansif fiskal dan restrukturisasi utang dari OJK, kemungkinan pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih menyuruh dan berkesinambungan,” ucapnya.

BACA JUGA: Ramalan Banjaran soal Ekonomi Syariah di Masa Depan, Bikin Kaget

Enrico juga memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan pada semester II 2022.

Pasalnya, karena bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) menormalisasi suku bunga acuannya dan mengurangi stimulus terkait COVID-19 atau melakukan kebijakan tapering off.

Enrico juga menyebut adanya kebijakan tapering off The Fed dan risiko kemunculan varian baru COVID-19 berpotensi membuat nilai tukar rupiah bisa melemah hingga berkisar Rp 15.000 per USD pada 2022.

Namun demikian, nilai tukar rupiah tetap akan terjaga karena aliran dana asing juga masih akan baik.

“Jadi prediksi kami (rupiah) berada di kisaran Rp 14.650 hingga Rp 14.850 per USD untuk akhir tahun ini. Dan berangsur-angsur dengan meningkatnya impor Indonesia seiring pemulihan pertumbuhan ekonomi, akan sangat mungkin bahwa gradual depriation ini akan capai kisaran Rp 15 ribuan per USD di tahun depan,” ucapnya.

Enrico mempercayai bahwa dengan berbagai reformasi struktural yang telah dilakukan pemerintah dengan menerapkan Undang-Undang Cipta Kerja dan membentuk Soevereign Wealth Fund, investasi asing langsung (FDI) akan banyak masuk ke Indonesia.

Kemudian, investasi riil di Indonesia akan masuk untuk menutup CAD (Current Account Deficit) yang mungkin akan melebar secara perlahan, namun pasti ke depan.

"Konsep yang dinamakan basic ballance ini, semakin dia bertumbuh menjadi positif akan memberikan jangkar yang positif, dan baik untuk stabilisasi nilai tukar dan bahkan rupiah ke depan diharapkan mampu untuk menguat,” tegas Enrico. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler