Rambut Putih Belgia

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Senin, 28 November 2022 – 19:23 WIB
Fan Maroko bersukacita di Al Thumama Stadium, Doha seusai timnya menaklukkan Belgia di Piala Dunia 2022. Foto: Twitter FIFA World Cup

jpnn.com - Rambut putih tanda ketuaan.

Wajah berkerut tanda umur sudah uzur.

BACA JUGA: 2.466 Personel TNI-Polri Disiagakan Mengamankan Kunjungan Jokowi Besok

Menurut Presiden Joko Widodo, rambut putih dan wajah berkerut adalah tanda seseorang memikirkan negara, dan karena itu pantas dipilih menjadi presiden pada Pilpres 2024 nanti.

Akan tetapi, bagi sebuah tim sepak bola, pemain tua akan dituding sebagai biang keladi kekalahan.

BACA JUGA: Puan Umumkan Yudo Margono sebagai Calon Panglima TNI Pilihan Jokowi, Ada Senyuman Berkali-kali

Sepak bola tidak ada hubungannya dengan Pilpres 2024, tetapi kali ini komentar Jokowi soal rambut putih menyambung dengan pertandingan Piala Dunia di Qatar.

Senin (28/11) dini hari, Belgia dipermalukan oleh tim ‘’anjing bawah’’ alias underdog, Maroko, dua gol tanpa balas.

BACA JUGA: PDIP Minta Elite Sukarelawan Tidak Mereduksi Kepemimpinan Presiden Jokowi

Kekalahan ini menjadi rentetan kejutan yang terjadi di Qatar.

Setelah Argentina kalah dari Arab Saudi, dan Jerman tumbang oleh Jepang, giliran Belgia dibuat melongo oleh Maroko.

Bagaimana tidak Melongo. Belgia menjadi salah satu tim favorit karena diperkuat oleh pemain-pemain top kelas dunia yang malang melintang di klub-klub elite Eropa.

Ada Kevin de Bruyne, Eden Hazard, Romero Lukaku, Thibaut Curtois, dan banyak pemain lainnya.

Akan tetapi, mereka tidak berkutik oleh kolektivitas dan semangat tidak kenal menyerah pemain-pemain  Maroko.

Thibaut Curtois, kiper yang sekarang menjadi andalan Real Madrid tahun ini dinobatkan sebagai kiper terbaik dunia dengan menerima Tropi Lev Yashin sebagai simbol supremasi kiper dunia.

Tropi ini diberikan bersamaan dengan penganugerahan Ballon D’or untuk pemain sepak bola terbaik dunia.

Akan tetapi, dalam pertandingan melawan Maroko, Thibaut dibikin plonga-plongo karena kecolongan gol dari tendangan bebas dari dekat titik pojok.

Bola yang ditendang oleh Abdul Hamid Sabiri melengkung ke arah tiang dekat, dan Curtois hanya bisa melongo melihat bola melintir di depannya masuk ke gawang tanpa bisa bereaksi.

Curtois yang biasanya menjadi tembok di depan gawang yang kokoh kali ini pucat di depan gawang.

Penampilan ini membuatnya diberi nilai 4 oleh media Eropa.

Maroko memang diperkuat dua pemain top, Ashraf Hakimi yang bermain di Paris Saint Germain dan sebelumnya main di Inter Milan. A

da juga Hakim Ziyech yang bermain di Chelsea dan sebelumnya menjadi bintang hebat di Ajax Amsterdam.

Akan tetapi, dari segi kualitas tim Belgia jauh lebih hebat dari Maroko.

Belgia adalah tim terbaik di dunia dan berada pada peringkat pertama FIFA.

Maroko berada di peringkat 22 FIFA, tetapi dalam pertandingan itu Maroko terbukti lebih superior.

Ternyata peringkat FIFA tidak menjamin tim akan bermain bagus.

Semangat dan kolektivitas ditunjang semangat juang yang tinggi akan menjadi kekuatan yang mematikan.

Kekalahan ini membuat Belgia berada pada posisi sulit.

Pada pertandingan terakhir Belgia harus mengalahkan Kroasia, finalis Piala Dunia 2018.

Sebuah tugas yang sangat sulit karena Kroasia terkenal sebagai tim tangguh di setiap turnamen.

Kekalahan ini membuat suasana internal tim Belgia bergolak.

Salah satu faktor yang dituding menjadi sebab kekalahan adalah faktor usia.

Kevin de Bruyne menuding usia tua sebagai biang keladi.

Beberapa pemain tersinggung oleh ucapan De Bruyne ini.

Jan Vertonghen, bek tengah, merasa tersindir oleh ungkapan ini dan balik menyindir De Bruyne yang juga disebutnya terlalu tua.

Perselisihan ini bisa membuat Belgia kehilangan fokus dan terlempar dari persaingan.

Di arena Qatar ini Belgia termasuk tim yang terlibat dalam aktivitas politik memrotes pelanggaran HAM (hak asasi manusia) dan pelarangan LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) selama penyelenggaraan Piala Dunia.

Hal ini dianggap mengurangi konsentrasi pemain. Seperti Jerman, akhirnya Belgia dianggap lebih sibuk berpolitik ketimbang bermain bola.

Pemain-pemain Belgia sebenarnya tidak tua-tua amat.

Akan tetapi mereka sudah kehilangan ‘’usia emas’’ seperti pada Piala Dunia 2018 yang lalu.

Ketika itu Belgia dianggap sebagai kuda hitam yang bisa menjadi juara, karena diperkuat oleh generasi emas yang sedang berada pada puncak karier.

Sekarang momentum itu dianggap hilang. Memang kebanyakan mereka sudah berusia awal 30-an, termasuk De Bruyne.

Akan tetapi, usia itu tidak bisa dianggap sebagai angka uzur karena masih banyak pemain yang jauh lebih senior tetapi masih berkualitas.

Ronaldo sudah berusia 37 tahun, sudah mulai berkurang kecepatannya, tetapi nalurinya mencetak gol di depan gawang masih sangat tajam.

Kali ini, Ronaldo mencatat rekor dunia sebagai pemain yang mencetak gol di lima edisi Piala Dunia.

Lionel Messi sudah berusia 35 tahun, tetapi tidak akan ada satu pemain belakang pun yang berani menghadapinya sendirian tanpa bantuan sedikitnya dua temannya yang lain.

Gol Messi ke gawang Meksiko menjadi bukti kualitas finishing yang tidak pernah pudar.

Luka Modric, Luis Suarez, Robert Lewandowski adalah deretan pemain U-30 yang masih sangat fit dan memainkan peran penting dalam tim.

Insiden usia tua pernah terjadi di Liga Inggris pada 2014 dan menjadi hiburan yang segar.

Pelatih Jose Mourinho yang berlidah tajam menyindir pemainnya sendiri, Samuel Eto’o--yang berposisi sebagai striker—dengan mempertanyakan keaslian umurnya.

Mourinho menduga Eto’o sudah berumur 35 tahun dan karenanya produktivitasnya sudah menurun.

Alih-alih menanggapi komentar pelatihnya, Eto’o memilih respons yang positif sekaligus menyegarkan.

Dalam pertandingan melawan Tottenham Hotspur, Chelsea menang 4-0 dan Eto’o mencetak gol pembuka di menit ke-56.

Eto’o berselebrasi dengan berlari ke sudut lapangan lalu memegangi tiang bendera seperti memegang tongkat.

Eto’o kemudian membungkuk memegangi punggung seperti orang tua yang sakit encok.

Mourinho tidak marah oleh sindiran selebrasi ini. 

Dia malah tertawa dan menganggapnya sebagai hiburan segar.

Di Indonesia, Presiden Jokowi sedang banyak diperbincangkan oleh berbagai kalangan karena ungkapan rambut putih dan wajah berkerut.

Ungkapan itu disampaikan di depan puluhan ribu sukarelawan yang berkumpul di Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (26/11).

Jokowi mengatakan bahwa tanda-tanda seorang pemimpin yang memikirkan rakyat bisa dilihat dari wajahnya yang banyak kerut.

Indikator lainnya adalah rambutnya memutih semua.

Jokowi juga mengingatkan jangan memilih pemimpin yang berwajah cling.

Indikasi yang dilempar Jokowi ini dianggap sebagai dukungan terbuka terhadap Ganjar Pranowo yang seluruh rambutnya sudah beruban.

Isyarat ini juga dianggap dukungan terhadap Prabowo yang mukanya sudah berkerut karena umurnya sudah 71 tahun.

Isyarat ini juga dianggap sebagai peringatan supaya tidak mendukung Anies Baswedan yang rambutnya masih hitam dan wajahnya cling alias glowing.

Pernyataan Jokowi ini menuai reaksi keras dan luas.

PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) sebagai partai pengusung Jokowi secara terbuka menganggap Jokowi sudah kelewat batas dan sudah offside.

PDIP gerah oleh manuver politik Jokowi yang mengumpulkan puluhan ribu sukarelawan dan melakukan pamer kekuatan alias show of force.

Jokowi ialah presiden yang sederhana.

Cara berpikirnya pun sederhana dan terbatas pada komik Sinchan dan jenis-jenis ikan.

Pernyataan Jokowi soal rambut putih dan wajah berkerut tidak perlu ditanggapi serius, terutama oleh pendukung Anies Baswedan.

Cara terbaik adalah membalas dengan gaya Samuel Eto’o, mencetak gol dan menang besar, lalu berselebrasi dengan memegang tongkat ala kakek-kakek. (**)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler