Rapat Guru Sejarah: Kuntilanak Hanya Terdengar Suaranya

Minggu, 22 Januari 2017 – 08:05 WIB
Para Guru yang bernaung dalam MGMP sejarah Kota Pontianak menggelar diskusi dan bedah sejarah Kota Pontianak, Sabtu (21/1) di SMA Negeri 08 Pontianak Jalan Ampera. Foto: Fikri Akbar/Rakyat Kalbar/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Sebanyak 20 guru mata pelajaran sejarah tingkat SMA se-Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menggelar pertemuan di SMA Negeri 08 Pontianak Jalan Ampera, kemarin (21/1)

Puluhan pengajar yang bernaung dalam Masyarakat Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah Kota Pontianak ini berdiskusi terkait wacana Dinas Kepemudaan, Olaharga dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar yang ingin membangun tugu kuntilanak.

BACA JUGA: Tugu Kuntilanak, Bikin Takut Kunjungi Pontianak?

Mereka melakukan bedah sejarah berdirinya Kota Pontianak. Diskusi ini turut mengundang Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak Syarif Alwi Almuttahar.

"Dari diskusi ini kami para guru semua sepakat menolak wacana Pemprov Kalbar, karena kota kami ini bukan kota hantu," kata Sekretaris MGMP Sejarah Kota Pontianak Solihin SPd.

BACA JUGA: Tugu Kuntilanak, Setujukah Anda?

Secara historis, Solihin menjelaskan, Kota Pontianak dibangun atas dasar doa dan kerja keras.

Dimulai dari perambahan hutan belantara yang dilakukan Sultan Abdurrahman, hingga akhirnya berkembang seperti sekarang ini.

BACA JUGA: Pak, Mengapa Kuntilanak? Rambut Terurai tapi Itu Hantu

"Kuntilanak hanya terdengar suaranya saja, kemudian disimpulkan lah itu hantu, wujudnya tidak nyata. Dari sisi pendidikan pun menurut kami tidak ada yang bisa dipelajari," jelasnya.

Dijelaskannya, sejarah pada umumnya harus mengandung dua hal, yakni tokoh dan peristiwa. Ketika dua unsur tersebut ada, maka sejarah dapat mengandung makna. Baik ditinjau dari sisi peradaban dan sosial masyarakat.

"Kami meminta agar Pemprov mengedepankan logika. Jika alasannya (dengan dibangunnya tugu kuntilanak) bisa menyerap PAD dari sektor pariwisata, menariknya di mana? Karena abstrak, sesuatu yang abstrak tidak menarik, berkurang iman iya," katanya.

MGMP Sejarah Kota Pontianak, kata Solihin "menantang" dialog terbuka Kepala Disporapar Kalbar Kartius. Tujuannya untuk mencari titik terang, baik dari sisi sejarah, sosial maupun kemanfaatannya.

"Kami siap melakukan dialog dengan Pemprov Kalbar," pungkasnya.

Jika Kartius menolak dan masih "ngotot" dengan rencananya untuk membangun tugu kuntilanak, maka dengan terpaksa para guru sejarah se-Kota Pontianak ini akan menggelar aksi penolakan.

"Kalau buntu (dengan dialog), kami akan lakukan aksi," tegasnya. (fik)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wali Kota tak Mau Dengar Cerita Kuntilanak


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler