Wali Kota tak Mau Dengar Cerita Kuntilanak

Rabu, 18 Januari 2017 – 06:10 WIB
Wali Kota Pontianak H Sutarmidji. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Niat Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar Kartius untuk membangun tugu kuntilanak di Kota Pontianak, tampaknya sudah bulat.

Lokasi sudah dipilih dan desain bangunannya pun telah dirancang.

BACA JUGA: Tugu Kuntilanak 100 Meter Dekat Jembatan, Hihihihihihi

Wali Kota Pontianak H Sutarmidji menanggapi dingin wacana tersebut.

"Ka'ati (suka-suka) dielah (dialah), saya tidak ada ngurus itu. Terserah jak (saja)," Sutarmidji ketika dimintai tanggapannya rencana Kartius usai menghadiri silahturrahmi Kamtibmas antara Forkopimda bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di aula Kodim 1207/BS, Selasa (17/1).

BACA JUGA: Tugu Kuntilanak, Kalau Ada Wisatawan Kerasukan Hantu?

Saat disinggung, jika salah satu alasan Pemerintah Provinsi membangun tugu tersebut untuk meningkatkan PAD, Sutarmidji tetap enggan mengomentarinya.

"Nanti jak cerite (cerita) kuntilanak, saye (saya) endak (tidak) mau dengar cerite (cerita) kuntilanak," singkatnya sambil berlalu.

BACA JUGA: Yakin Patung Kuntilanak Serap Wisatawan

Sebelumnya, Kepala Disporapar Kalbar Kartius menyampaikan, bahwa meskipun Wali Kota Sutarmidji tidak mendukung, dirinya akan jalan sesuai rencana.

"Saya kasih tahu ya. Saya di pariwisata, banyak orang mendukung, luar biasa," katanya.

Mantan Kepala BKD Kalbar itu menegaskan, dirinya tidak mempermasalahkan jika ada pihak-pihak yang menolak idenya.

"Kita berpikir kreatif dibilang gila, dibilang syirik," ucap Kartius.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak Firdaus Zar'in menyarankan agar Pemprov bersilahturrahmi dan berkonsultasi terlebih dahulu kepada para tokoh sejarah atau para generasi pendiri Kota Pontianak.

"Silahturrahmi lah ke pendiri, ahli waris kerajaan, anak cucunya, seperti apa," imbuhnya.

Menurut Zar'in, pembangunan tugu di sebuah daerah biasanya dihubungkan dengan ikon tertentu.

Seperti di Surabaya, ada tugu hiu dan buaya. Ikon-ikon yang dibuat selalu memiliki bentuk, yang secara umum disepakati oleh masyarakat.

"Kalau kuntilanak secara fisik seperti apa. Mitosnya seperti apa. Jangan setelahnya jadi perdebatan," katanya.

Jika tujuannya ingin menyedot PAD dari kunjungan wisatawan domestik maupun luar, masih banyak destinasi yang bisa dikembangkan, seperti wisata alam, wisata budaya, kuliner dan sebagainya.

"Intinya menurut saya kaji dulu, rumuskan dulu. Kalau di Pontianak ini kan iconnya sudah ada, Tugu Khatulistiwa. Bukan tidak setuju, tapi perlu dipikirkan, untuk ikon ini kan harus ada bentuk yang nyata," lugas Zar’in. (fik)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Naik Kuntilanak Bayar Rp 50 Ribu, Hi hi hi hi hi...


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler