PRESIDEN Barack Obama minggu-minggu mendatang ini seperti memasuki arena perjudian besar di Amerika SerikatBukan saja untuk dirinya, juga untuk negara adikuasa itu.
Akankah ''perubahan'' yang dijanjikan selama kampanye bisa dia lakukan? Atau terganjal oleh DPR yang kini lagi membahasnya? Tantangan dari kalangan konservatif sangat kuat
BACA JUGA: Bebaskan Sepak Bola dari Politik!
Agenda perubahan yang dia ajukan memang luar biasa besarnyaDalam dua bulan ke depan ini, kita akan melihat situasi di AS mirip dengan suasana masa kampanye dulu
BACA JUGA: Lawan-Lawan Obama yang Mulai Tumbuh (5-Habis)
Obama akan banyak terjun ke lapangan, tampil di media, dan mengerahkan segala kemampuannya agar rencana anggaran tahunan (RAPBN) yang dia ajukan ke DPR tidak ditolakInti perubahan yang akan dia lakukan memang tecermin dalam rencana anggaran itu
BACA JUGA: Lawan-Lawan Obama yang Mulai Tumbuh (4)
Kalau DPR menolak RAPBN tersebut (atau menerimanya tapi dengan melakukan perubahan besar), Obama berada dalam keadaan kritis hanya dalam hitungan bulan pada awal masa jabatannya.Karena itu, Obama akan all-out memperjuangkan RAPBN-nyaCara sukses yang pernah dia lakukan ketika mengegolkan anggaran stimulus hampir USD 1 triliun dulu akan dia ulangiBahkan dengan tambahan cara-cara baru lagiWaktu itu Obama menekan wakil rakyat yang lagi bersidang dengan cara terjun langsung ke daerah-daerah yang terkena krisis.
Di situ Obama menjelaskan langsung kepada rakyat mengapa dirinya harus menganggarkan stimulus sampai sebesar ituKalau saja Senat menolak, maka rakyat tahu siapa yang sebenarnya membela rakyatPerdebatan di ruang wakil rakyat itu dia imbangi dengan perdebatan langsung di tengah masyarakat.
Tapi, kini, persoalan yang dia hadapi lebih beratIni bukan lagi sekadar stimulusIni sudah menyangkut arah pembangunan negara yang sedang diusulkan untuk diubahAnggota DPR dari Partai Republik sudah pasti akan menolakPerubahan itu bukan saja mengubah apa yang sudah mendarah daging di masyarakat Amerika, tapi juga langsung menantang ideologi konservatif.
Obama tahu risiko yang sedang dia hadapiKarena itu, dia menyiapkan strategi kaki seribu.
Kalau penentang utamanya, Rush Limbaugh, memiliki 25 juta pendengar setia di siaran radionya, Obama akan menggunakan 14 juta orang yang dulu mendukungnya lewat jaringan internet, e-mail, dan BlackberryKalau pendengar radio Limbaugh adalah pendengar yang pasif, 14 juta orang yang berada dalam jaringan e-mail Obama adalah orang yang aktif.
Jaringan itu akan dia pakai untuk menjadi kelompok penekan opiniKalau jaringan tersebut dulunya digunakan untuk membuat Obama terpilih jadi presiden, kini jaringan yang sama digunakan untuk kampanye meloloskan RAPBN.
Bukan hanya ituTim Obama juga menggerakkan relawan untuk program ''mengetok pintu rumah tetangga''Lebih dari seribu orang akan bergerak mengetok rumah-rumah orang yang dianggap menghambat pengesahan ituMasih ada lagi gerakan yang lebih langsung: pendukungnya akan lebih rajin menelepon, mengirim e-mail, dan bicara secara langsung dengan anggota DPR yang dulu mereka pilih.
Lobi dan menekan anggota DPR akan terus dilakukanObama sendiri akan terus berkeliling daerah untuk bicara di depan umum, di media, dan di pertunjukan-pertunjukan lawak.
Dalam waktu dekat, kita akan melihat suasana mirip masa kampanye dulu bakal terulang di AmerikaRasanya baru sekali ini ada sebuah RAPBN diperjuangkan seperti pemilu sajaRakyat diajak memperdebatkannya.
Perdebatan di masyarakat akan menyaingi perdebatan di DPRBukan saja membicarakan uang itu akan digunakan untuk apa, tapi juga ke arah manaRAPBN bukan dibicarakan di ruang tertutup oleh orang-orang tertentu saja di kamar hotel pula seperti membicarakan stimulus yang berakhir di KPK itu.
Apa saja persoalan rumit di RAPBN Obama?
Pertama adalah penanganan kesehatanSekarang ini terdapat 40 juta orang AS yang tidak tertangani oleh asuransi kesehatanObama akan membentuk asuransi kesehatan negara untuk orang miskin tersebutPenentangnya menyatakan bahwa negara tidak harus menjadi agen asuransi seperti ituNegara dianggap mengambil lahan bisnisnya pihak swasta.
Padahal, ideologi ''bisnis haruslah hanya dilakukan oleh swasta'' diyakini sebagai kunci keberhasilan AS selama iniTidak pantas negara dengan menggunakan uang rakyat menjalankan bisnis yang akan menyaingi usaha rakyat/swastaItu sudah menyangkut ''hakikat'' ideologi kapitalisme melawan sosialisme.
Lalu, soal pajakDalam RAPBN Obama, bisnis besar akan dikenai pajak lebih besarItu juga sudah menyangkut isu yang sangat sensitif di ASSama dengan kalau di Indonesia membicarakan soal jilbab atau Ahmadiyah atau Budha Bar
Ideologi kapitalisme tentu menolak keras sistem pajak seperti ituPengusaha besar, melalui kerja keras mereka, adalah pahlawan pembangunan negara yang harus dihargaiMengapa harus dipajaki untuk orang yang tidak mau kerja keras.
Obama sebenarnya tidak menaikkan pajak berlebihanDia hanya mengembalikan ke tarif pajak yang berlaku delapan tahun laluTapi, kenikmatan pajak rendah itu sudah berjalan delapan tahun, sehingga mengembalikan ke tarif lama dianggap antiorang kayaMemang, Presiden Bush yang melakukan pemotongan pajak yang sangat rendah delapan tahun lalu.
Di isu pajak ini, kalangan konservatif merasa khawatir pengusaha besar akan meninggalkan AmerikaMereka bisa secara diam-diam memindahkan operasional perusahaan mereka ke negara yang memberi insentif pajak lebih baik
Kota seperti New York sangat sensitif dengan isu seperti ituDemikian pula bursa saham Wall StreetTurunnya indeks harga saham sampai menjadi sekitar 6.500 beberapa hari lalu kurang lebih akibat isu tersebutKalau saja pelarian modal itu sampai terjadi, timbul pertanyaan besar: apakah rencana ekonomi Obama akan berhasil? Di sini perdebatan akan sangat seru.
Tidak ada cara ampuh bagi Obama untuk mencegah larinya modal dari ASSeruan agar mementingkan produk dalam negeri atau sejenisnya tidak akan efektif di negara demokrasi liberalKarena itu, Obama akan menekan mati-matian negara lain (di forum G-20 di London akhir bulan ini) agar jangan memanfaatkan situasi di AS yang lagi mengenakan pajak tinggiObama tentu akan menekan negara yang memotong pajak dengan motif untuk menarik modal dari AS.
Soal sensitif lainnya adalah dihapusnya subsidi untuk pertanianItu sama sensitifnya dengan dihilangkannya subsidi pupuk di IndonesiaDi isu ini, penentangnya bukan hanya dari Partai RepublikAnggota DPR dari Partai Demokrat pun bisa-bisa akan banyak yang menentangMereka takut tidak terpilih lagi pada pemilu mendatang
Obama memang akan menggerakkan jaringan partainya untuk ''menjaga'' anggota DPR dari partainya sendiri, tapi tidak mudah meyakinkan merekaRumah anggota DPR dari Partai Demokrat rupanya akan menerima banyak ketukan pintu di rumahnya.
Isu yang lain lagi adalah soal defisit anggaranDalam RAPBN yang sedang diperjuangkan ini, Obama merencanakan defisit USD 1,75 triliunItu sama artinya dengan 20 persen dari GDP (produk domestik bruto) AmerikaInilah defisit terbesar dalam sejarah ASJuga defisit dengan persentasi terhadap GDP yang luar biasa (APBN Indonesia tahun ini dibuat defisit 3 persen)
Defisit yang besar itu sama artinya dengan menambah utang yang sudah sangat besarBukan saja kalangan AS sendiri yang khawatirPerdana menteri Tiongkok pun, Wen Jiabao, secara terbuka mengemukakan apakah uang Tiongkok yang selama ini ''dipinjamkan'' ke AS dalam posisi amanMaklum, ada sekitar USD 1 triliun uang Tiongkok yang dipakai oleh ASObama sampai harus memberikan jaminan secara terbuka bahwa uang Tiongkok tersebut akan tetap aman.
Obama menyatakan defisit besar itu hanya sementaraKian tahun defisit tersebut dia janjikan akan menurunPada akhir pemerintahannya empat tahun mendatang, defisit itu akan tinggal sekitar USD 500 miliarDan dalam delapan tahun ke depan sudah menjadi sangat kecilItulah yang diragukan penentangnya
Kali ini juga bukan hanya dari Partai Republik, juga dari sementara kalangan Demokrat sendiriMemang harus dipertanyakan: kalau saja terjadi arus modal keluar dari AS, apakah perencanaan itu tidak akan meleset.
Melihat dan mengikuti semua itu, kita di Indonesia seperti lagi belajar bagaimana sebaiknya APBN/APBD kita dibicarakan dan ke mana akan diarahkan(*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lawan-Lawan Obama yang Mulai Tumbuh (3)
Redaktur : Tim Redaksi