Staf Biro Hukum Mahkamah Konstitusi (MK), Kin Isura Ginting, tiba-tiba jadi perhatianWanita muda nan manis ini tak menyangka dirinya masuk kasus surat palsu MK
BACA JUGA: Pangkostrad, Anak Medan yang Nakal
HARIS SUPRIYANTO, Jakarta
“SUNGGUH dalam kasus ini saya dalam benar-benar posisi tidak tahu apa-apa
Wanita muda yang juga merupakan cucu mantan hakim konstitusi Mahkamah Konstitusi (MK) Arsyad Sanusi ini memang tak menyangka dirinya masuk dalam pusaran kasus itu
BACA JUGA: Hanafi Rais, Putra Amien Rais, setelah Kalah dalam Pilkada Jogja
Menurutnya, dalam kasus yang telah menyeret dua pegawai MK sebagai tersangka tersebut, dirinya sama sekali tidak mengatahui proses mulai dari rencana pembuatan surat sampai surat tersebut dipermasalahkan.Rara, begitu ia akrab disapa, menganggap beberapa peristiwa dan pertemuan dirinya dengan politisi Partai Hanura, Dewi Yasin Limpo, terjadi secara kebetulan saja
BACA JUGA: Zamrisyaf, Penemu Energi Listrik dari Gelombang Laut
Yang justru dikait-kaitkan dengan dirinya adalah ada motif asmara dalam kedekatannya dengan mantan Juru Panggil MK Mashuri Hasan”Dengan Hasan saya hanya hubungan personal, selain kedekatan sebagai hubungan kerjaHasan tak pernah membicarakan tentang rencana pemalsuan surat itu kepada dirinya,” katanya
“Sesama karyawan MK biasalah dekat, tapi memang saat itu kami memang dekat, apalagi kebetulan tempat tinggal kami berdekatanDia sering menawarkan antar jemput kalau mau kemana-manaTapi dia tidak pernah cerita tentang pembuatan surat palsu itu,” ujar Rara, panggilan akrab Kin Isura Ginting.
Karir Rara termasuk punya potensi berkembangLahir dari pasangan Ny Alfira Arsyad dan Dr Mohammad Indra Ginting, Rara menamatkan pendidikan di Universitas Trisakti Jakarta jurusan akuntasiTamat tahun 2006, perempuan kelahiran Jakarta 27 Agustus 1984 ini bekerja di PT Ercsson Indonesia sebagai staf keuanganDari Ericsson, Rara pindah ek PT Nestle Indonesia pada posisi yang sama
Tahun 2008 barulah dia masuk staf kuangan pada Mahkamah KonstitusiDi mahkamah inilah Rara berkenalan dengan mantan Juru Panggil MK Masyhuri Hasan. Pertemanannya dan ruang lingkup kerjaan yang berdekatan, keduanya jadi makin sering ketemuNamun sebelum kasus Dewi ramai diberitakan, Rara tak tahu sama sekali kalau Dewi sedang berperkara di MK
Kin mengaku telah dua kali bertemu Dewi Yasin LimpoDia juga ikut mengantarkan Dewi saat mendatangi mantan Panitera MK, Zainal Arifin Hoesein, di rumahnyaDewi bersama Hasan mendatangi rumah Rara dan mengajaknya ikut bersama dalam satu mobil“Itupun saya dipaksa Ibu Dewi untuk ikut tapi tidak dijelaskan mau kemanaTernyata ke rumah Pak Zainal," ujarnya.
Rara mengatakan, mantan caleg Dewi Yasin Limpo merupakan teman ibunya sejak lama”Kalau Dewi itu teman ibu saya, teman lama dan ibu saya punya restoran,“ ucapnya di hadapan Panja Mafia Pemilu, Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/9).
Namun di hadapan Panja Mafia Pemilu DPR RI itu pula, dia mengaku hubungannya dengan tersangka kasus dugaan pemalsuan surat MK Masyhuri Hasan sudah berakhir”Sudah enggak sama Hasan, dulu sempat pacaran,“ ucapnya.
Rara menceritakan perkenalannya dengan Masyhuri Hasan tanpa sengaja di sebuah mal di JakartaKala itu, Masyhuri sedang bersama Neshawati, putri Arsyad Sanusi, yang kebetulan sedang berkunjung ke counter handphone"Perkenalan tersebut karena sama-sama dari daerah yang sama dan cocokKami cerita-cerita terus lanjutPerkenalan tidak sengaja dengan Masyhuri," ucapnya.
Tak hanya di situ, setelah perkenalan itu, pertemuan kembali terjadi saat Arsyad Sanusi menggelar acara keluarga di kediamannyaWaktu itu, Rara menghubungi Masyhuri Hasan untuk datangDi acara tersebut juga hadir Dewi Yasin Limpo"Saya bilang ke dia, enggak sengaja jugaKalau ada apa-apa saya ceritakan ke MasyhuriKalau mau datang, datang saja, eh dia datang betulan," jelasnya.
Kini Rara sudah masuk dalam pusaran perkara surat palsu MK dan keterkaitannya dengan Mashuri HasanDia mengaku sedikit terganggu dengan kasus surat palsu itu"Saya merasa sedikit terganggu ya dengan kasus ituSoalnya selama ini hanya fokus pada tugas pokok saya saja, di bagian keuanganTapi ternyata diseret dalam kasus itu,” katanya.
Tapi untungnya, kata dia, keluarga selalu menguatkan hatinyaKedua orang tua selalu mengingatkan saya untuk tetap tabah dan menjalankan perkerjaan di MK sebaik mungkin sesuai tugasKakek saya (Arsyad Sanusi, Red) juga sering memberikan motivasi kepada saya untuk tidak terpengaruh dengan pemberitaan yang beredar
”Dia bilang ikuti saja pemimpinmu dan kerjakan sesuai tugasmuKasian kakek, dia juga pusing dengan kasus yang tidak selesai-selesai ini,” pungkasnya.(*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Lagi yang Menyebut Nama Syamsul Arifin
Redaktur : Tim Redaksi