Ratusan Hektar Sawah di Banyumas Terancam Gagal Panen

Sabtu, 08 Agustus 2015 – 23:20 WIB

jpnn.com - PURWOKERTO - Kekeringan yang melanda Banyumas, Jateng, mengakibatkan sejumlah lahan pertanian terancam puso. Bahkan, setidaknya ada 292 hektar sawah yang kesulitan air. Ditambah lagi, pada 20 Agustus mendatang akan ada rencana pengeringan irigasi.

Kepala Seksi Operasi dan Perawatan Balai Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Serayu Citanduy, Arief Sugiarto mengatakan 292 hektare area sawah tersebut terbagi atas dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kemranjen (78 hektar) yang terdiri dari Desa Sirau, Desa Sidamulya, dan Desa Sibrama, serta Kecamatan Kebasen (214 hektare) yang meliputi Desa Randegan, Desa Karangsari, Desa Bangsa, dan Desa Adisanga.

BACA JUGA: Enam Hari Hilang, 5 Nelayan Derawan Ditemukan di Filipina

"Rata-rata usia padinya masih 35 hari, sehingga masih membutuhkan air untuk pertumbuhannya. Padahal 20 Agustus nanti rencananya ada penutupan saluran guna proses perbaikan," jelasnya.

Arief mengatakan, potensi puso tersebut lebih disebabkan adanya pola tanam padi yang tidak sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat. Seharusnya, untuk musim-musim seperti ini, petani diarahkan untuk menanam palawija yang lebih sedikit membutuhkan air.

BACA JUGA: Luka Parah Disiram Air Keras, WNI Meninggal di Serawak Malaysia

"Desa-desa yang lain sudah mengikuti kesepakatan yang ada, namun untuk beberapa desa tersebut sepertinya belum menjalankannya dengan baik, meskipun terus dilakukan koordinasi setiap dua minggu sekali saat pertemuan kelompok tani atau gabungan kelompok tani," katanya.

Dari data yang ada per Juli lalu, luasan wilayah Banyumas yang berpotensi mengalami kekeringan mencapai 317 hektare, yang meliputi Kecamatan Purwojati, Kemranjen, Tambak, Sumpiuh, dan Kebasen. Namun demikian, sejauh ini debit air sungai guna keperluan irigasi masih bisa dikatakan cukup.

BACA JUGA: Tabrak Mobil Kijang, Kejang-Kejang, lalu Pria Tua Tewas di Mobilnya

Dijelaskan, hingga saat ini debit air sungai di sejumlah Daerah Irigasi (DI) di wilayah Banyumas rata-rata berada sekitar 10 cm di atas mercu, atau berkurang sekitar 40 persen dari debit air sunagi biasanya.

"Debit air memang masih mencukupi, namun salurannya belum maksimal, sehingga jika disalurkan air dengan volume yang lebih besar, kemungkinan saluran bisa jebol," katanya. (bay/nun/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembentukan Polda Kaltara Tunggu Restu KemenPAN-RB


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler