Ratusan Jajaran MA se-Indonesia Kumpul di Banyuwangi, Wisata MICE pun Menggeliat

Senin, 24 Juli 2017 – 20:41 WIB
Ketua MA Hatta Ali (dua kiri) disambut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kanan) di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Mahkamah Agung (MA) memilih Kabupaten Banyuwangi sebagai tempat penyerahan sertifikat akreditasi penjaminan mutu ke pengadilan se-Indonesia. MA juga menggelar pembinaan teknis hakim dan panitera se-Jatim.

Rangkaian acara yang diikuti ratusan jajaran MA itu berlangsung sejak Senin hingga Rabu (24-26/7). Ketua Mahkamah Agung Prof Dr Muhammad Hatta Ali, MH menghadiri langsung dan membuka acara tersebut. "Tahun ini ada 117 peradilan yang mendapatkan akreditasi untuk meningkatkan pelayanan," ujar Hatta.

BACA JUGA: Bocah-bocah SD Itu Tiap Hari Jalan Kaki Lima Kilometer

Dia mengatakan, MA memilih Banyuwangi sebagai kontribusi untuk mengembangkan daerah-daerah potensial baru seperti Banyuwangi. ”Kami ingin acara ini tidak sekadar penyerahan sertifikat dan pembinaan hakim saja, tapi juga memiliki manfaat bagi daerah yang menjadi tuan rumah. Ada perputaran ekonomi yang positif bagi warga," ungkap Hatta.

Banyuwangi sendiri, imbuh Hatta, merupakan daerah yang memiliki prospek tinggi dalam bidang pariwisata. Selain itu, juga mempunyai kinerja pembangunan yang cukup baik.

BACA JUGA: Bupati Anas Ajak Siswi Nonmuslim Itu Buat Vlog Bersama

Hatta terkesan dengan sejumlah bangunan berarsitektur unik, seperti terminal Bandara Blimbingsari dan pendopo kabupaten. Bangunan-bangunan itu bisa menjadi ikon daerah (landmark) untuk menggaet wisatawan. "Saya apresiasi pembangunan di Banyuwangi yang pesat. Semoga terus sukses dan maju,” ujar Hatta.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengucapkan terima kasih atas kepercayaan MA menggelar pertemuan skala nasional di Banyuwangi. Saat ini, Banyuwangi mengembangkan wisata MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition alias pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran) untuk melengkapi wisata alam dan budaya yang telah dikembangkan.

BACA JUGA: Bupati Anas Minta Maaf ke Siswi Nonmuslim yang Sempat Terganjal Aturan Wajib Jilbab

Di Banyuwangi telah berdiri hotel-hotel berbintang dengan ruang pertemuan berkapasitas besar. Misalnya, ada hotel yang punya ballroom berkapasitas lebih dari 1.200 orang. Total jumlah kamar lebih dari 3.000 unit. Saat ini, tiga hotel berbintang juga dalam proses konstruksi.

Anas mengatakan, sektor MICE sudah saatnya dilirik mengingat potensinya yang sangat besar. Sektor MICE memiliki multiplier effect, mulai dari event organizer, katering, transportasi, properti, hotel, UMKM suvenir, florist, pelaku kesenian, hingga biro perjalanan wisata.

”Orang sepertinya cuma rapat atau seminar, tapi perputaran ekonominya gede banget. Hampir tiap tiga bulan, BUMN/swasta dan instansi pemerintah bikin rapat yang selama ini tersedot ke Bali, Jakarta, Surabaya saja. Maka Banyuwangi membidiknya. Alhamdulillah, kian banyak BUMN, swasta, kementerian yang bikin acara di sini,” kata bupati berusia 43 tahun ini.

Dengan penerbangan langsung dari Jakarta dan Surabaya, dua kota terbesar di Indonesia, Banyuwangi bisa lebih mudah menggaet calon wisatawan MICE. ”Tentu harga di Banyuwangi lebih kompetitif ketimbang Bali dan Surabaya. Itu salah satu keunggulan,” ujarnya. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh! Aturan Wajib Berjilbab Masuk SMPN 3 Bikin Bupati Banyuwangi Marah


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler