Ratusan Kilo Daging Busuk Disita

Jumat, 19 Agustus 2011 – 10:12 WIB

BOGOR- Tim gabungan dari Dinas Pertanian, Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan (BPMPP) serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar tradisional, kemarinHasilnya, tim menemukan ratusan kilogram daging berformalin di dua pasar tradisional, yaitu Pasar Bogor dan Pasar Anyar

BACA JUGA: Temuan BPOM, Masih Banyak Takjil Mengandung Formalin dan Boraks

Sidak untuk mengantisipasi peredaran daging berbahaya jelang Lebaran itu dimulai sekitar pukul 02:00


Tim gabungan menyisir lapak-lapak pedagang daging di Pasar Bogor

BACA JUGA: Begini Cara Bedakan Ikan yang Sudah Dicampur Formalin

Dalam pemeriksaan ini, BPMPP menemukan kandungan formalin pada usus ayam yang dijual seorang pedagang, RM (40).  Penyisiran dilanjutkan ke Pasar Anyar


Di pasar itu, tim gabungan juga menemukan daging yang tak layak konsumsi

BACA JUGA: Dinkes Temukan Buah dan Jajanan Takjil Mengandung Formalin dan Pewarna Tekstil

Sedikitnya, dua kilogram daging sapi busuk dipajang di emperan lapakTak pikir panjang, tim lalu menyita sedikitnya ratusan kilogram daging usus untuk dijadikan bahan pengembangan kasus. 

“Daging usus berformalin kita temukan di Pasar Bogor di lapak luar pasarSedangkan dua kilogram daging sapi busuk ditemukan di Pasar Anyar di los bawah,” beber Plt Kepala Dinas Pertanian, Hidmat Sughiana, kepada Radar Bogor (Grup JPNN).

Hidmat menyebutkan, kepastian kandungan formalin itu diketahui setelah petugas BPMPP menguji  langsung di pasar tersebut dengan sejumlah alat dan bahan kimiaNamun, ia meyakini bahwa usus berformalin itu bukan dari rumah potong unggas di Kota Bogor“Hasilnya memang positif dan menurut keterangan pedagang, daging-daging tersebut didapat dari Parung,” bebernya

Hidmat mengakui, masih ada lima pasar tradisional lain yang belum sempat disidak karena waktunya tak memungkinkanDiduga, peredaran ayam berformalin dan daging ayam busuk juga bisa terdeteksi di lima pasar lain di Kota Bogor

Ia melanjutkan, sidak ini dilakukan semata-mata untuk mengantisipasi peredaran daging berformalin dan tak layak konsumsi di Kota Bogor menjelang Idul Fitri“Menjelang Lebaran, biasanya konsumsi daging sapi dan ayam meningkatKondisi ini biasanya dimanfaatkan pedagang nakal untuk menjual daging sapi dan ayam seadanya (tidak layak konsumsi, red),” imbuhnya

Mantan Kabid Pangan Disnakan Kota Bogor ini menjelaskan, pedagang daging yang nakal biasanya berdagang di tempat yang penerangannya kurang dan pada jam-jam tertentu, yakni dini hariDengan penerangan yang kurang, pembeli tak bisa cermat meneliti daging atau ayam yang mereka beliParahnya, sebagian besar konsumen pedagang nakal ini adalah pedagang eceran yang sering berjualan keliling ke perumahan warga

Ia membeberkan, sebelum puasa pun pihaknya sempat sidak di tujuh pasar tradisionalSaat itu, pihaknya menemukan ayam tiren yang dijual di beberapa lapak pasar tradisional“Hanya, waktu itu kita tidak melibatkan BPMPP sehingga tak melakukan uji langsung,” katanya.

Hidmat pun mengimbau agar masyarakat berhati-hati memilih daging dan ayam“Kalau bisa warga membeli di kios yang terang dan jelasPeriksa juga dagingnya segar atau tidak, amis atau tidak dan yang terakhir jangan sampai berbau busuk,” imbaunya

Saat ini, pihaknya terus melakukan pengawasan intensif ke sejumlah pasar dengan menurunkan para petugas penyamarSetelah ada temuan, tim akan bergerak dan merazia serta menyita daging tak layak konsumsi

Ia mengakui, temuan daging busuk dan ayam berformalin terus terjadi setiap tahunNamun, sejauh ini belum ada sanksi yang membuat para pedagang jeraKarena, biasanya penindakan hanya berupa larangan berdagang“Mungkin sebaiknya kita gandeng kepolisian agar bisa menindak mereka secara hukum,” ancamnya

Ditanya soal stok jelang Lebaran, Hidmat mengatakan, pasokan daging sapi dan ayam untuk Kota Bogor sebenarnya sudah amanSebab, rumah potong hewan sudah menyediakan 400 sapi serta cadangan 200 sapi untuk menghadapi Lebaran.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Eddy S Warsa menambahkan, dalam sidak itu juga ditemukan boraks di dua pasar tersebutPadahal, sebelumnya ditemukan 300 kilogram boraks di beberapa pasarSementara, selama puasa, pihaknya juga menemukan makanan berbahan pewarna berbahaya, yakni Rhodamin B

“Ini jelas sangat mengkhawatirkanApalagi saat-saat genting mendekati Lebaran, jelas kebutuhan sembako dan jajanan kian meningkatKita akan kembangkan lebih lanjut hingga terdeteksi dari mana jajanan-jajanan tersebut diproduksi,” janjinya(yus)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mi Basah Bisa Bertahan Sebulan Pasti Mengandung Formalin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler