Ratusan Orang Datang, Fuad Amin Sering Dikirimi Bebek Sinjay

Minggu, 24 September 2017 – 04:03 WIB
Mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin. Foto dok Kendari Pos

jpnn.com, MADURA - Mantan Bupati Bangkalan periode 2003-2013, KH. Fuad Amin menerima dengan lapang dada dan legowo terkait putusan Mahkamah Agung (MA) yang menjatuhkan hukuman 13 tahun penjara.

Hukuman itu dua tahun di bawah tuntutan KPK

BACA JUGA: Astaga, Korban Tewas Terbakar Itu sedang Hamil 5 Bulan

“Ya, kami sekeluarga menerima putusan MA dengan lapang dada dan legowo. Sebagai warga negara yang baik, beliau sekarang menjalani kehidupan di lembaga pemasyarakatan sukamiskin. Semoga dengan putusan hukum ini menjadikan beliau lebih meningkatkan amal ibadahnya,” ujar H. Abdul Latief Amin Imron, adik kandung Fuad Amin kepada wartawan.

Latief meminta kepada semua pihak bahwa keputusan hukum yang menyangkut Fuad sudah final dan bisa dijalaninya dengan sikap legowo dengan tunduk pada aturan hukum yang berlaku.

BACA JUGA: Kebakaran, Bapak Anak Tewas Dalam Kondisi Berpelukan

"Sehingga tak perlu lagi mengutak-atik bahkan mendramatisir kasusnya untuk kepentingan Pilbup Bangkalan 2018 nanti," terang dia.

KH. Fuad Amin adalah seorang cucu Ulama besar Madura, KH. Muhammad Khalil Bangkalan atau yang sering dijuluki masyarakat Madura sebagai Syaichona Cholil. Karena itulah, meski tersandung perkara tokoh kharismatis ini begitu dicintai masyarakat Madura.

BACA JUGA: Ponorogo Kekeringan, BPBD Mulai Kewalahan

Hal tersebut bisa dilihat selama dirinya menjalankan masa hukumannya. Selama itu pula tak sedikit warga mennengok dirinya.

“Rata-rata yang berkunjung ke lapas sukamiskin antara 200-400 orang madura setiap bulannya, sambil membawakan masakan khas madura kesukaannya seperti bebek sinjay bangkalan dan soto madura. Ini membuktikan bahwa sosok beliau memang dicintai masyarakat Bangkalan sebagai pengayom,” tutur Latief.

"Kalau orang madura punya uang, tapi takut naik pesawat dibelain naik kereta api," imbuhnya.

Selain itu, saat rencana pembangunan jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) ditolak masyarakat karena dikhawatirkan dapat menggerus laju kerusakan budaya dan kearifan lokal masyarakat, KH. Fuad Amin tampil di garda terdepan dengan menjelaskan ke masyarakat bahwa dia melihat dampak positif jembatan Suramadu demi percepatan dan kemajuan masyarakat Madura.

Saat itu, Fuad dipercaya Gubernur Jawa Timur Imam Utomo pada 2004 sebagai Ketua Tim 9 yaitu panitia untuk pembebasan tanah yang menghubungkan ke jembatan Suramadu.

Setelah jembatan suramadu berdiri megah sebagai penghubung pulau Madura dengan pulau Jawa, yang sudah dirasakan nilai manfaatnya bagi percepatan dan pemerataan perekonomian, nampaknya.

"Inilah salah satu yang menjadikan masyarakat Madura merindukan sosok Fuad Amin yang berani tampil membela kepentingan masyarakat," katanya.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisikan Gaib Bujuk Siswi SMP Curi Motor di Parkiran Pasar


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Fuad Amin  

Terpopuler