Ratusan Santri Kecewa dengan KPK

Sabtu, 09 Januari 2010 – 07:21 WIB

BUMIAYU - Ratusan santri dan elemen masyarakat lain menggelar aksi unjuk rasa di kota Kecamatan Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, kemarinMereka mengungkapkan kekecewaanya terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru mengusut satu kasus korupsi di Kabupaten Brebes

BACA JUGA: Pencalonan Victor di Pilkada Tana Toraja Dipersoalkan

Padahal, menurut mereka, banyak sekali kasus dugaan korupsi di daerah itu
KPK diminta cepat bergerak dan menangkap para pejabat yang diduga terlibat.

Aksi damai yang diawali dengan long march dari taman makam pahlawan Bumiayu hingga Mesjid agung Baiturrokhim sejauh 1,5 kilometer tersebut

BACA JUGA: 80 Ekor Gajah Mengamuk di Inhu

Dalam aksi ini ikut bergabung sejumlah Organisasi Massa (Ormas) dan LSM
Di antaranya, Pampera, Pusaka, Gugat, Serikat Guru Brebes (SGB), Gerakan Berantas Korupsi (Gebrak), serta Forum Ulama Anti Korupsi (FUAK)

BACA JUGA: Gubernur Kalsel Gerah

Aksi yang pertama kali digelar di wilayah selatan Kabupaten Brebes ini juga diikuti sejumlah aktivis dari Ikatan Mahasiswa Brebes Selatan (IMBS), Forum Masyarakat Brebes Selatan (Formabes), serta Universitas Terminal Jalanan (UTJ).

"Pperkembangan kasus korupsi Brebes di KPK sejak dilaporkan pada tahun 2005 baru satu kasus yang ditanganiYakni, kasus tanah dan baru satu orang yang ditetapkan sebagai tersangkaPadahal, kasus tersebut melibatkan banyak pihakIni merupakan konspirasi jahat dalam melakukan korupsiPihak-pihak yang diduga terlibat didalam kasus ini seperti eksekutif, legeslatif, pengusaha korup, dan pihak ketiga yang juga merupakan aktor intelektual dalam kasus korupsi berjamaah iniKarenanya, kami minta kepada KPK untuk segera menyeret semua tersangka yang masih bebas berkeliaran," tandas Darwanto yang merupakan aktivis Gebrak, dalam orasinya.

Lebih lanjut, dia juga mensinyalir dalam kasus pengadaan tanah senila Rp 11 miliar dengan kerugian negara sebesar Rp 5 miliar, ada sedikitnya 14 anggota DPRD yang turut serta menikmati aliran danaMereka adalah para anggota DPRD periode 1999-2004 yang menyutujui dan meloloskan anggaran yang digunakan untuk pengadaan tanah tersebutHanya saja, dia tidak mau menyebutkan nama-nama para anggota DPRD yang dimaksud.

Sejumlah kasus dugaan korupsi yang belum disentuh KPK antara lain kasus dugaan korupsi pengadaan buku ajar Balai Pusataka (BP) senilai Rp 20 miliar dengan kerugian negara diperkirakan Rp 8,6 miliar, kasus alat kesehatan, kasus asuransi, kasus dugaan korupsi APBD 2003-2005, termasuk surat perjalanan fiktif atau ganda periode 1999-2004 dan periode 2004-2009, serta kasus-kasus lain dengan perkiraan kerugian sesuai hasil audit BPK RI sebesar Rp 32 miliar.

"Kondisi Kabupaten Brebes yang tak kunjung mengalami perubahan signifikan dan kemajuan menjadi keprihatinan seluruh masyarakatHal tersebut dapat dilihat dari perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari tahun ke tahun tidak menunjukan peningkatan yang lebih baik," imbuh Mohammad Jamil dari PamperaDisebutkan, kondisi seperti ini terjadi karena masih lemahnya pengawasan terhadap para pengelola anggaran, sehingga pada akhirnya praktik korupsi semakin merajalela"Kita tidak ingin Kabupaten Brebes menjadi ladang subur korupsi," cetusnya.

Dalam aksi tersebut juga digelar pengumpulan tandatangan massal sebagai bukti dukungan kepada KPK untuk terus mengusut kasus korupsi di Kabupaten Brebes'Nantinya akan kami kirim ke kantor KPK di Jakarta," tegas Jefri, koodinator IMBSSesuai dengan rencana kegiatan, aksi diakhiri di Mesjid Agung Bumiayu dengan doa dan tahlil bersama para kyai serta alim ulama untuk almarhum KH Abdurrahman Wahid atau biasa dipanggil Gus Dur.

Berdasarkan pantauan Radar kemarin, meski sebelumnya wilayah Bumiayu sempat diguyur hujan lebat, namun aksi damai tersebut tetap berjalan dengan tertibMeski demikian, aksi yang menggunakan jalan utama Bumiayu tersebut mendapat penanganan sedikitnya 3 pleton petugas Kepolisian dari Dalmas, Lalu Lintas (Lantas), dan Intekanm Polres Brebes(pri,sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jembatan Putus, 5 Desa Terisolir


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler