Ratusan Tewas, Mesir Mencekam

Penjarahan Marak, Tak Ada Hukum

Senin, 31 Januari 2011 – 09:09 WIB

KAIRO - Tensi politik di Mesir masih memanasKrisis di negeri berpenduduk 79,1 juta (estimasi pada 2010) tersebut sepertinya segera menuju titik puncak

BACA JUGA: Palestina Bawa Pesan Rakyat Gaza ke Jakarta

Revolusi agaknya menunggu waktu setelah Presiden Hosni Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun itu menolak tuntutan mundur yang disuarakan massa demonstran.
  
Ribuan orang terus berunjuk rasa di sejumlah kota kemarin (30/1)
Mereka juga bertahan di jalan-jalan dengan mengabaikan larangan ke luar rumah atau jam malam mulai pukul 16.00 hingga pukul 08.00

BACA JUGA: Domodedovo, Bandara Internasional Berpengamanan Minim


  
Di tengah aksi unjuk rasa itu, Angkatan Udara (AU) Mesir mengerahkan jet tempur di udara Kairo
Sedikitnya, tiga jet tempur terbang rendah di atas Lapangan Tahrir, lokasi utama unjuk rasa massa anti-Mubarak di pusat Kota Kairo, sore kemarin

BACA JUGA: Rusia, Mantan Adidaya yang Masih Terganggu Chauvinisme

Pesawat tempur itu memang tak sampai memuntahkan peluru, tetapi beberapa kali berputar-putar di atas kota.
  
Selain itu, sejumlah helikopter dan truk militer juga disiagakan di Lapangan TahrirUnjuk kekuatan militer tersebut memberi sinyal bahwa pemerintahan Mubarak berupaya mengusir dan memulangkan para demonstran sebelum jam malam.
  
Hal itu terjadi setelah Mubarak mengadakan rapat darurat dengan para petinggi militer Mesir beberapa saat sebelumnyaBelasan tank dan panser sengaja ditempatkan pula di Lapangan Tahrir sejak Jumat lalu (28/1) untuk mengendalikan rusuh dan demonstrasi antipemerintah.
  
"Pesawat-pesawat tempur itu tampaknya sengaja menakut-nakuti massaJelas sekali bahwa militer ada di sini untuk melindungi Mubarak," kata seorang demonstran di Lapangan Tahrir.
  
Untuk mengantisipasi krisis di Mesir, Mubarak telah bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) Omar Suleiman yang baru diangkatnya, Menteri Pertahanan Mohamed Hussein Tantawi, Panglima Militer Sami al-Anan, dan sejumlah komandan militer di markas tentara Mesir
  
Kendati jet-jet tempur berseliweran di udara Kairo, demonstran justru menyambutMereka tak khawatir menjadi target tembakan pesawat tempur tersebut"Hidup tentara," teriak beberapa pengunjuk rasa"Kami tidak akan pergiDia (Mubarak) yang harus dan akan pergiDia tidak waras," kata massa lainnya di Lapangan Tahrir.
  
Menteri Pertahanan (Menhan) Mohamed Hussein Tantawi muncul dalam tayangan televisi pemerintah saat meninjau markas tentara di luar gesung stasiun TV tersebut"Nasib (pemerintah) Mesir bergantung pada Anda saat ini," kata Tantawi kepada seorang tentara.
  
Tank-tank dan kendaraan militer juga siaga di titik atau sudut kotaBeberapa dikerahkan berjaga-jaga di bank, gedung pemerintah, dan kantor kementerian dalam negeriPetugas keamanan menyebut sejumlah bangunan itu coba dibakar demonstran Sabtu malam lalu, tetapi berhasil digagalkan.
  
Situasi di Kairo dan sejumlah kota di Mesir tetap rusuhAksi penjarahan terjadi di berbagai tempatTetapi, tidak ada tindakan dari aparat keamanan.
  
Unjuk rasa anti-Mubarak juga telah memasuki hari keenam kemarinMeski dijaga ketat tentara, sekitar 4 ribu demonstran memenuhi Lapangan Tahrir, KairoMereka meluapkan kemarahan atas penindasan rezim Mubarak, kemiskinan yang meluas, korupsi yang merajalela di Mesir.
  
"Hosni Mubarak dan Omar Suleiman, kali berdua adalah antek Amerika," seru demonstran menyikapi penunjukan Kepala Intelijen Mesir Suleiman sebagai wakil presiden Sabtu malamIni kali pertama Mesir Mubarak menunjuk wakil selama 30 tahun berkuasa
  
Sejauh ini sikap militer terhadap krisis di Mesir masih ambivalen alias standar gandaMeski diminta menjaga keamanan di seantero wilayah setelah polisi kehilangan kendali, militer Mesir menolak untuk menerapkan jam malamMereka justru cenderung membiarkan demonstran ketimbang membubarkan.
  
Karena itulah, hukum tidak berlaku di jalan-jalan di berbagai kota di MesirPenjarahan toko-toko pun marakWarga pun bekerja sama untuk menghentikan aksi penjarahan tersebut
  
Saat malam tiba, situasi Kairo terasa mencekamWarga yang bersenjatakan tongkat kayu, rantai, dan pisau membikin pasukan sendiri untuk mengamankan wilayah mereka dari perampokan dan penjarahanSituasi chaos tersebut terjadi setelah polisi ditarik menyusul bentrok berdarah dengan para demonstran selama lima hari sebelumnya.
  
Warga sebetulnya sangat berharap tentara akan memulihkan keamanan dan ketertibanTetapi, hal itu tidak terjadi"Rakyat dicekam ketakutan karena para penjahat bebas berbuatMereka tak cuma menjarah, tetapi menyerang dan menghancurkan apa saja," keluh Salah Khalife, karyawan sebuah pabrik gula
  
Seorang pejabat keamanan menyatakan bahwa ribuan tahanan melarikan diri dari sejumlah penjara di seantero Mesir kemarinHal itu terjadi ketika ada unjuk rasa antipemerintahRibuan tahanan lolos dari penjara Wadi Natrun di utara KairoLantas, tahanan tersebut melarikan diri ke desa-desa dan kota-kota terdekat.
  
Delapan tahanan tewas tertembak saat hendak lari di tengah kerusuhgn di penjara Abu Zaabal, timur Kairo, Sabtu laluLusinan tahanan di penjara Fayum, selatan Kairo, kabur Sabru malam setelah bentrok dengan polisiSeorang polisi tewas.
  
Tak hanya tahanan penjahat yang kaburSejumlah tahanan politik juga berhasil lari dari buiSebanyak 34 tahanan anggota Ikhwanul Muslimin, organisasi oposisi yang dilarang, kabur dari penjara di Wadi Natrun, utara Kairo,  kemarin.
  
Tetapi, pemimpin Ikhwanul Muslimin Mohammed Mursi menuturkan kepada stasiun televisi Al-Jazirah bahwa anggotanya tidak melarikan diri"Ada warga yang sengaja membuka pintu penjara," katanyaTokoh Ikhwanul Muslimin Essam el-Aryan dan Saad el-Katatni termasuk yang bebas dari penjara.
  
Bukan mustahil kaburnya tahanan itu disengaja untuk memperkeruh suasanaSelama enam hari unjuk rasa anti-Mubarak dan kerusuhan di Mesir, lebih dari 100 orang telah tewasAngka pasti korban memang tidak adaTetapi, informasi itu dihimpun dari sumber medis, rumah sakit, dan para saksi mata
  
Pada Sabtu lalu, aparat keamanan menembak mati 17 orang demonstran yang berupaya menyerang dua kantor polisiDelapan orang demonstran tewas saat unjuk rasaDelapan lainnya tewas dalam bentrok saat tahanan mencoba melarikan diri dari penjara Abu Zaabal di Kairo
  
Sebanyak 68 orang tewas di kota-kota Kairo, Suez, dan  Alexandria saat unjuk rasa Jumat laluSebelum itu, sedikitnya enam orang tewas dalam unjuk rasa sejak Selasa laluSeorang di antaranya polisi.
  
Selain situasi yang kacau, mayat juga bergeletakan di jalan-jalan di sejumlah kotaLusinan jenazah tergeletak di sebuah jalan di KairoMereka tewas dengan kondisi bersimbah darah.
  
Menyikapi situasi keamanan yang tidak menentu itu, sejumlah negara telah mengevakuasi warganya dari MesirBandara di Kairo kemarin penuh sesak oleh para penumpang (terutama warga asing) yang ingin meninggalkan negeri itu.
  
Khawatir terjadi revolusi dan pertumpahan darah di Mesir, pemerintahan Presiden Barack Obama mulai mengevakuasi warga AS kemarin"Kedubes AS menginformasikan kepada warga Amerika yang ingin meninggalkan Mesir bahwa departemen luar negeri menyiapkan transportasi ke sejumlah lokasi yang aman di Eropa," kata pernyataan Kedubes AS di KairoKeluarga para diplomat AS di Mesir juga telah dievakuasi.
  
Iraq kemarin juga mengumumkan evakuasi warga negaranya di MesirPenerbangan khusus disiapkan untuk mengangkut warga IraqSekitar 15 ribu hingga 20 ribu warga Iraq "sebagian besar di antaranya para pengungsi korban perang pasca-invasi AS pada 2003- diterbangkan ke kampung halaman mereka.
  
India juga mengirimkan sebuah pesawat komersial ke Kairo untuk mengevakuasi warganyaPesawat Air India menerbangkan 300 orang, terutama perempuan adan anak-anakPemerintah New Delhi juga telah meminta warganya tidak bepergian ke Mesir.
  
Peringatan agar tidak bepergian (travel warning) ke Mesir juga dilakukan sejumlah negaraTiongkok dan Australia melarang warganya pergi ke MesirJepang menyerukan 500 warganya yang tertahan di bandara Kairo agar segera kembali ke negara mereka.
  
Langkah sama diambil FilipinaPemerintahan Presiden Benigno Aquino III mendirikan tempat-tempat penampungan sementara bagi ribuan pekerja migran dari Filipina di Mesir sebelum dipulangkan.
  
Pemerintah AS sendiri mengecam kekerasan yang dilakukan pemerintahan Mubarak kepada pengunjuk rasaMeski begitu, AS juga mendorong penyelesaian damai di MesirApalagi, Mesir merupakan sekutu utama AS di dunia Arab.
  
Menlu AS Hillary Clinton mengusulkan Mubarak agar mengadakan pemilu yang adil dan bebas untuk merespons krisis politik di MesirWashington juga menegaskan tidak akan menghentikan kepada Mesir untuk saat ini.
  
Dialog antara pemerintah dan oposisi (maupun demonstran) agaknya bukan mustahilBahkan, kubu oposisi sudah mengantisipasi kemungkinan dialog untuk menyelesaikan krisis politik
  
Ikhawnul Muslimin dan kelompok oposisi lain telah menunjuk tokoh pembangkang yang juga peraih Nobel Perdamaian Mohamed ElBaradei sebagai wakil merekaElBaradei diharapkan bisa negosiasi dengan pemerintahan Mubarak"Kami setuju dia mewakili kami bernegosiasi dengan rezim berkuasa saat ini," kata Saad al-Katatni, juru bicara Koalisi Nasional untuk Perubahan (NCC), yang mewakili seluruh kelompok oposisi(afp/rtr/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenlu Sulit Pantau WNI di Mesir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler