"Dengan prosentasi ini, berarti ada sekitar 270 ribu jiwa warga Banyumas yang mengalami kekurangan pangan sehingga berisko kurang gizi," jelas Wisnu kepada Radar Banyumas (JPNN Grup).
Keluarga tidak mampu, menjadi sorotan utama yang paling memungkinkan akan kerawanan gizi buruk ituYakni, ketika kepala keluarganya bermata pencaharian sebagai buruh tani atau penderes nira kelapa yang berpenghasilan di bawah Rp 20.000 per hari.
Bagaimana dengan buruh tani? Menurutnya, kondisi mereka saat ini lebih sulit lagi
BACA JUGA: BPOM Temukan Pewarna Tekstil pada Jajanan Anak
Kesulitan itu, katanya, karena pemilik sawah tidak banyak memanfaatkan jasa tenaga merekaBACA JUGA: Penguasaan Bahasa Inggris di Indonesia Rendah
"Dalam kondisi seperti ini, maka mereka bekerja serabutan sehingga pendapatan mereka pun menjadi lebih tidak pasti, " jelasnya.Masih kata dia, secara umum warga tidak mampu memang masih bisa mengonsumsi makanan pokok nasi
BACA JUGA: Penderita HIV-AIDS Menyebar ke Kampung-kampung
"Biasanya, kalau tidak makan dengan lauk pauk, kadang makan dengan lauk daun-daunan yang dipetik dari pekarangan," katanya.Bagaimana upaya Pemkab? Wisnu mengatakan, saat ini dilakukan bantuan sosial, yang diharapkan bisa meningkatkan takaran gizi yang dibutuhkanPenganggaran tahun depan, katanya, juga sudah diupayakan melalui pengajuan penganggaran itu(guh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dosis Tinggi dan Rentan Kadaluarsa
Redaktur : Tim Redaksi