Realisasi Asuransi Usaha Tani Padi Sangat Positif

Minggu, 17 Februari 2019 – 07:07 WIB
Ilustrasi sawah. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Realisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) selama 2015-2018 menunjukkan tren positif dengan total lahan sawah yang diasuransikan mencapai 2,5 juta hektare dari target 3,5 juta hektare atau 72,50 persen. Sementara itu, klaim kerugian mencapai 53.340 hektare atau 2,1 persen.

Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Mulyadi Hendiawan mengatakan, tahun 2018 lalu, realisasi AUTP sekitar 806.199,64 dari target satu juta hektare atau 80,62 persen, sedangkan klaim kerugian mencapai 12.194 hektare 1,51 persen.

BACA JUGA: Ribuan Penyuluh THL TBPP Kementan Tidak Bisa Daftar PPPK

“Sampai saat ini tidak ada kendala, baik klaim maupun pembayaran premi, dan Kementan bersama perusahaan asuransi Jasindo terus mengajak para petani padi untuk mengasuransi lahannya,” ujar Mulyadi.

Dari data Kementan, target AUTP 2015 yang ditetapkan satu juta hektare terealisasi 233.499,55 hektare 23,35 persen dan klaim asuransi 3.858 hektare 1,65 persen.

BACA JUGA: Optimalkan Kinerja Alsintan, Kementan Manfaatkan GPS Tracking System

Sementara itu, target 2016 hanya 500.000 hektare lantaran ada kebijakan pemotongan anggaran, dengan realisasi 499.962,25 hektare 99,99 persen dan klaim asuransi mencapai 13.192 hektare 2,64 persen.

Di sisi lain, target AUTP 2017 adalah satu juta hektare dengan realisasi 997.666,53 hektare 99,99 persen, sedangkan klaim asuransi 24.096 hektare 2,41 persen.

BACA JUGA: Petani Tuban Tolak Impor Jagung

Sebagaimana diketahui, AUTP menawarkan ganti rugi Rp 6 juta per hektare per musim tanam (MT), masa pertanggunggan sampai panen selama empat bulan. Premi asuransi sebesar Rp 180.000 per hektare per musim tanam.

“Pemerintah memberi subsidi Rp 144.000 dan petani hanya dibebani Rp 36.000 per hektare. Sejauh ini, respons petani terhadap program asuransi pertanian cukup baik,” kata Mulyadi.

Mulyadi optimistis peserta asuransi pertanian akan terus meningkat. Pasalnya, PT Jasa Asuransi Pertanian (Jasindo) sebagai pengelola sudah meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).

Aplikasi SIAP merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pertanian dengan Jasindo untuk mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi.

Dia mengatakan, aplikasi SIAP menjadi salah satu jawaban atas keluhan para dinas pertanian di seluruh Indonesia dan beberapa pihak lainnya mengenai penyajian data atau pendaftaran asuransi tani.

“Beberapa catatan audit itu tidak boleh berulang. Baik administrasi maupun manajerial, bahkan sampai menimbulkan kerugian negara. Khusus asuransi pertanian, aplikasi SIAP ini dapat mengatasi permasalahan tersebut,” tambahnya.

Adanya aplikasi SIAP ini tentunya dapat menyempurnakan penyajian data, memudahkan pendaftaran petani, bahkan mengatasi masalah kurangnya tenaga dari Jasindo yang sempat menjadi keluhan di berbagai daerah.

Meskipun baru diluncurkan, penggunaan aplikasi ini sudah diuji coba oleh beberapa penyuluh pertanian lapang dan aplikasi SIAP ini mudah dipelajari.

Dengan demikian, penyuluh bisa dengan cepat mengerti dan mengaplikasikannya. Menariknya lagi, dengan adanya aplikasi ini, pencatatan dokumen menjadi paperless (tidak membutuhkan kertas) sehingga blangko dokumen tidak akan tercecer.

Kini aplikasi SIAP hadir untuk meningkatkan pelayanan dengan mempermudah sistem, mendukung pertanian 4.0, serta monitoring pelaksanaan AUTP dan AUTS/K secara real time. Pendaftaran dan klaim AUTP dan AUTS/K pun dapat lebih praktis dan mudah.

Mulyadi mengungkapkan, perkembangan asuransi tani kini sudah jauh lebih baik. Manfaat asuransi tani telah nyata dirasakan terutama di daerah endemik potensi kegagalan panen.

Bahkan kesadaran masyarakat sekarang justru sudah timbul dan secara swadaya mengakses asuransi pertanian tersebut.

“Sekarang mereka datang ke Jasindo menanyakan skema bagaimana asuransi tani untuk komoditas lain, seperti bawang merah, cabai. Tidak hanya pada padi saja,” katanya.

Ditjen PSP pun telah berkoordinasi untuk mulai menyusun teknis asuransi diluar komoditas padi, karena memang sekarang hanya padi dan ternak yang mendapat anggaran APBN untuk premi, yaitu sebesar 80 persen. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Geregetan Ada Kalangan yang Politisasi Pangan Jelang Pilpres


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler