Realisasi Pembiayaan dalam APBNP 2017 Tembus Rp 364,5 T

Jumat, 05 Januari 2018 – 01:17 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Ishak Mutiara/Rakyat Aceh/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Total realisasi pembiayaan dalam APBNP 2017 hingga 30 Desember 2017 mencapai Rp 364,5 triliun.

Jumlah itu setara 91,8 persen dari target sebesar Rp 397,2 triliun.

BACA JUGA: Fadli Zon Soroti Hasrat Pemerintahan Jokowi Menambah Utang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi pembiayaan tersebut menyesuaikan dengan kebutuhan.

Berdasar realisasi tersebut, defisit APBNP 2017 ini bisa ditekan di angka 2,57 persen dari produk domestik bruto (PDB).

BACA JUGA: Pemerintah Bakal Geber Pajak E-Commerce

Meski demikian, defisit tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang sebesar 2,49 persen terhadap PDB.

Tahun ini, pemerintah mematok target defisit di angka 2,19 persen dari PDB atau jauh lebih rendah dari realisasi APBNP tahun lalu.

BACA JUGA: Bea Masuk Indonesia Lebih Tinggi Dari Thailand dan Malaysia

Sementara itu, pembiayaan anggaran direncanakan sebesar Rp 325,9 triliun.

Target tersebut juga lebih rendah bila dibandingkan dengan realisasi pembiayaan tahun 2017.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu mengungkapkan, pihaknya akan menerbitkan surat utang. 

Sri menuturkan, penerbitannya bergantung pembiayaan yang diperlukan.

 Sejauh ini, pihaknya telah memiliki jadwal untuk penerbitan surat utang dalam negeri.

”Yang kami perkuat selama ini issuance (penerbitan) dari surat utang kita di dalam negeri. Artinya, investor kita adalah kita sendiri, masyarakat sendiri,” kata Sri, Rabu (3/1).

Menurut dia, investor domestik tidak terlalu peduli suku bunga di Amerika Serikat naik.

”Ya, mereka tetap invesnya di sini. Jadi, itu yang akan kami perkuat,” ujar Sri.

Untuk memperkuat basis investor, menurut Sri, yang terpenting bagi pemerintah adalah terus membangun reputasi yang baik.

Dengan begitu, Indonesia bisa dipandang sebagai negara berkembang dengan fondasi ekonomi yang kuat.

”Sehingga pada saat sentimen sedang goyah gara-gara ada policy di negara maju, Indonesia bisa tetap memiliki persepsi yang stabil,” tuturnya. (ken/c10/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Menkeu Minta Anies Baswedan Cermat Gunakan APBD DKI


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler