jpnn.com, JAKARTA - KLHK terus gandeng TNI dan POLRI dalam patroli terpadu pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Patroli terpadu pencegahan karhutla yang diinisiasi KLHK adalah wujud sinergitas para pihak di tingkat tapak dalam pencegahan karhutla.
BACA JUGA: Perhutanan Sosial Beri Ruang untuk Masyarakat Adat Kerinci
TNI, POLRI, dan juga Masyarakat Peduli Api (MPA) sebagai mitra KLHK tetap menjadi tim dalam pelaksanaan patroli terpadu ini.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Raffles B. Panjaitan mengatakan kegiatan patroli terpadu menjadi terobosan penting untuk menggalang sinergitas para pihak di tingkat tapak.
BACA JUGA: Berjuang Hijaukan Kembali Bangka di Tengah Tambang Ilegal
Mengingat pelaksana kegiatan adalah tim yang terdiri dari unsur KLHK (Manggala Agni), TNI, POLRI, pemerintah daerah dan masyarakat desa.
Pada Juli ini, KLHK kembali melaksanakan patroli terpadu di beberapa provinsi rawan karhutla, antara lain di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur selama satu bulan ke depan.
BACA JUGA: Menteri Siti: Tak Boleh Ada Lagi Kejar Rakyat dalam Hutan!
"Lokasi patroli tetap fokus pada desa-desa rawan pada wilayah provinsi tersebut," tutur Raffles.
Kegiatan patroli terpadu sudah dilaksanakan mulai 2016 dengan lokus kerja desa rawan kebakaran hutan dan lahan yang telah dipetakan oleh KLHK.
Pada 2016, kegiatan dilaksanakan di 200 posko desa dengan jangkauan 450 desa rawan kebakaran hutan dan lahan di tujuh provinsi.
Sedangkan untuk 2017 dilaksanakan di 300 posko desa dengan jangkauan kerja 1203 desa rawan kebakaran hutan dan lahan di delapan provinsi.
“Untuk tahun 2018, kegiatan dilaksanakan di 300 posko desa dengan target yang sama dengan tahun 2017. Patroli terpadu ini sudah dilakukan sejak bulan Maret lalu dan direncanakan akan terus berlanjut hingga bulan Oktober nanti," kata Raffles.
Patroli terpadu pencegahan karhutla sendiri merupakan bagian dari Satuan Tugas (satgas) darat yang bekerja dalam Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Akibat Asap Kebakaran Hutan dan Lahan di tingkat provinsi.
Melalui patroli terpadu diharapkan kondisi lapangan bisa terpetakan tingkat kerawanan sehingga Tim Patroli Terpadu dan juga Satgas Darat bisa melakukan upaya penanggulangan secara tepat dan cepat.
Sementara pantauan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Hari Jumat, pukul 20.00 WIB (06/07/2018), berdasarkan satelit NOAA terpantau satu hotspot di Provinsi Bali, sedangkan berdasarkan satelit TERRA AQUA terpantau enam hotspot, dua titik di Sumatera Selatan, tiga titik di Nusa Tenggara Timur, dan satu titik di Nusa Tenggara Barat. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Standar Rumah Kaca Usul BSN-KLHK jadi Standar Internasional
Redaktur & Reporter : Natalia