Referendum Catalunya: Warga Waspadai Upaya Sabotase Spanyol

Minggu, 01 Oktober 2017 – 09:37 WIB
Massa pendukung kemerdekaan Catalunya. Foto: lavanguardia

jpnn.com, BARCELONA - Ketegangan menyelimuti Kota Barcelona, Spanyol, sejak Jumat malam (29/9). Tepatnya setelah rangkaian kampanye referendum kemerdekaan Catalunya usai.

Hari ini, Minggu (1/10), warga Catalunya menentukan masa depan mereka. Jika kubu ”ya” alias "si" menang, Catalunya berpotensi memisahkan diri dari Spanyol.

BACA JUGA: Spanyol Kerahkan Ribuan Polisi Hadang Referendum Catalunya

Sebanyak 2.315 tempat pemungutan suara (TPS) telah disiapkan jauh-jauh hari untuk menghadapi referendum kontroversial tersebut. Kemarin, (30/9) polisi Barcelona sibuk menyegel sekolah-sekolah yang akan digunakan sebagai TPS.

Sebab, referendum yang mengundang perhatian dunia itu tidak pernah mendapatkan izin dari pemerintahan Perdana Menteri (PM) Mariano Rajoy.

BACA JUGA: Otak Teror Barcelona Mampus Dipelor

”Kami akan menginap di sini sambil menunggu kedatangan polisi. Kami tidak mau mereka menyegel tempat ini,” kata Giselle, pemilih yang tidur-tiduran di salah satu sekolah di Barcelona.

Bersama teman-temannya sesama pendukung kubu ”ya”, gadis tersebut sengaja menduduki sekolah yang disulap menjadi TPS. Dengan menduduki sekolah itu, dia berharap polisi tidak menyegelnya.

BACA JUGA: Nilai Perdagangan Menurun, Ini Harapan Jokowi ke PM Spanyol

Selain Giselle dan para pemilih seusianya, banyak keluarga yang juga menginap di sekolah tersebut. Total, ada 163 sekolah yang tiba-tiba menjadi penginapan. Mereka sengaja mengajak anak-anak juga.

Bahkan, mereka membawa bekal serta mengusung bantal dan selimut ke sekolah tersebut. ”Polisi-polisi itu datang dengan baik-baik. Mereka juga menanyai kami dengan sopan. Selama kami menggelar aksi damai, kami tidak akan diusir,” ungkapnya.

Kemarin ribuan polisi dikerahkan ke seluruh Barcelona. Begitu menemukan TPS yang kosong, polisi akan langsung menyegelnya. Polisi yang akan tetap berjaga sampai dua hari pasca pemungutan suara tersebut juga bertugas mencegah pencoblosan online.

Pengadilan Tinggi Catalunya pun telah meminta Google untuk menghapus aplikasi yang digunakan untuk menyebarluaskan referendum Catalunya.

Namun, Carles Puigdemont, pemimpin Catalunya, tidak mudah menyerah. Meskipun polisi gencar melakukan razia dan pemerintah pusat mengancam akan menindak tegas Catalunya, dia optimistis referendum sukses.

”Semuanya sudah disiapkan dengan sangat baik. Ada lebih dari 2.000 TPS. Masyarakat tinggal datang dan memberikan suara mereka,” ungkapnya.

Hari ini TPS mulai buka pada pukul 09.00 waktu setempat (sekitar pukul 14.00 WIB). Tapi, Puigdemont mengimbau warga datang ke TPS sekitar dua jam sebelumnya.

”Itu penting untuk mengatur antrean. Jika dunia melihat antrean referendum Catalunya begitu panjang, itu akan menjadi nilai positif bagi kami,” kata salah seorang petugas referendum. (AP/Reuters/CNN/hep/c11/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngirit Bro! Timnas U-22 Batal TC di Spanyol


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler