JAKARTA - Ketua pembina Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah Sofjan Wanandi mengatakan, otonomi daerah (otda) yang telah diterapkan selama delapan tahun terakhir tidak mampu memacu investasi di daerahMenurutnya, pertumbuhan investasi di daerah banyak yang mengalami hambatan akibat tidak adanya kejelasan regulasi
BACA JUGA: Eksekutor Nasrudin Disidang Selasa
Selain itu, banyak regulasi yang tumpang tindih antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, terutama undang-undang pertanahan dan undang-undang tata ruang
Dengan kondisi demikian, Sofyan mengusulkan agar peraturan tentang tata ruang tidak lagi dipegang oleh pemerintah pusat, melainkan oleh pemerintah daerah agar dapat mengatur penataan daerah masing-masing
BACA JUGA: Megawati Tak Bersedih Lagi
“Maka nantinya otda dapat berjalan dengan baik serta mendukung investasi suatu daerah,” tandasnya.Namun demikian, Sofjan juga mengakui tidak menutup mata bahwa ada beberapa investasi yang cukup berkembang terutama investasi yang berhubungan dengan sumber daya alam seperti gas, batubara dan perkebunan
BACA JUGA: Kouta Haji Masih Tersisa 11.681 Kursi
Dalam kesempatan itu bos Gemala Group itu juga menilai terhambatnya investasi di daerah telah menyebabkan merosotnya pertumbuhan ekonomi daerah“Penurunan pertumbuhan ekonomi daerah saat ini rata-rata sekitar 50 persen,” sebutnya
Sofjan menyebut bahwa pemda yang berhasil membangun daerahnya tak lebih dari 10 persen dari sekitar 500 kabupaten/kota di Indonesia "Yang berhasil menerapkan otonomi daerah (otda) ada, tetapi hanya sedikit, tak lebih dari 10 persenContohnya, Surakarta dan Gorontalo,” sebutnya.
Sedangkan penurunan pertumbuhan ekonomi terparah terjadi di Papua dimana rata-rata pertumbuhan dalam kurun waktu 2001-2007 hanya sebesar 0,66 persen dari sebelumnya yang mencapai 14,19 persenBahkan untuk wilayah DKI Jakarta juga mengalami penurunan dari 8,99 persen menjadi 5,71 persen
Sofjan mengatakan, tidak suksesnya otonomi daerah juga disebabkan oleh banyak halSalah satunya adalah permasalah sumber daya manusia (SDM), di mana kemampuan SDM daerah masih sangat jauh dari yang diharapkanSelain itu, persoalan infrastruktur juga masih menjadi penghambat"Infrastruktur juga sangat rendah di daerah, listrik di Kalimantan saja sering mati, bagaimana investor mau masuk?” tuturnya(cha/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemondokan Beres, Flu Babi Mengancam
Redaktur : Tim Redaksi