BOGOR--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menilai, mekanisme pembangunan ruang kelas lebih baik menggunakan sistem swakelola dibandingkan dengan proses tenderMenurutnya, dengan swakelola dapat menghemat anggaran 25-30 persen.
"Kalau melalui proses tender terkena pajak 11-12 persen dan keuntungan bisnis 15 persen
BACA JUGA: PALAWA Unpad Ekspedisi Gua di Laos
Kami juga sangat yakin dengan pola sekolah sendiri yang pegang uangSelain nilai riil yang digunakan lebih efektif dibandingkan dengan tender, Nuh mengungkapkan ada keuntungan lain dengan menerapkan swakelola
BACA JUGA: Data Dimanipulasi, Sertifikasi Guru Diperketat
Dicontohkannya, di SDN Kendayakan Kragilan, dengan dana rehabilitasi Rp 196 juta untuk tiga lokal dapat menambah satu lokal untuk guru dan untuk sanitasi"Setelah menerapkan sistem swakelola, berikutnya dilanjutkan dengan prinsip manajemen berbasis sekolah
BACA JUGA: Sekolah Diminta Batasi Terima Guru Honorer
Sekolah lebih tahu ruang kelas yang harus diperbaiki, serta kualitas perbaikannya," tukanya.Terpisah, Kepala Sekolah SMPN 3 Kragilan, Engkon, mengatakan, sekolahnya mendapatkan bantuan rehabilitasi sebanyak Rp 600 juta untuk merehab empat kelas dan pembangunan dua ruang kelas baru"Target akhir Desember selesai, sehingga tahun ajaran semester genap sudah bisa dipakai," imbuhnya.
Sekolah-sekolah yang direhabilitasi diantaranya merupakan sekolah Inpres yang pembangunannya dimulai pada tahun 1970-anPada saat ini, telah memasuki era kerusakan baik rusak berat dan rusak ringanDari sebanyak 174.435 SD dan SMP baik negeri dan swasta, sebanyak 153.026 dalam kondisi rusak ringan dan berat.
Saat ini pemerintah pusat akan membangun kembali ruang rusak berat terdiri atas 110.598 ruang SD dan 42.428 ruang SMPPada tahun ini, pemerintah pusat akan membantu pemerintah daerah membangun kembali ruang kelas rusak beratAdapun jumlah ruang yang direhab sebanyak 6.721 ruang kelas SD dan 1.050 ruang kelas SMPSisanya akan dibangun pada tahun anggaran 2012(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tunjangan Guru Perbatasan Belum Merata
Redaktur : Tim Redaksi