Rekind Siapkan Pabrik Percontohan Limbah Kelapa Sawit Modern

Sabtu, 03 Desember 2022 – 03:46 WIB
PT Rekayasa Industri (Rekind). Foto dok Rekind

jpnn.com, JAKARTA - PT Rekayasa Industri (Rekind) mempelopori berdirinya pabrik percontohan (pilot plant) pengolahan limbah kelapa sawit atau biasa dikenal Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dengan balutan teknologi modern di Indonesia.

Pabrik pengolahan limbah kelapa sawit ini diyakini akan melahirkan bahan baku yang mampu menunjang produk kimia berbasis nabati dan bioethanol.

BACA JUGA: Penetapan Tarif Ojol ke Pemda Perlu Dikaji Secara Cermat, Jangan Sampai Tumpang Tindih

Proyek riset ini disampaikan dalam Forum 18th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2021 Price Outlook, yang digelar oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), di Bali Covention Center, Westin Resort, Nusa Dua, Bali, 2-4 November 2022.

Rekind sebagai Anak Perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) hadir untuk mendiseminasikan (memaparkan) informasi mengenai pengembangan teknologi tersebut yang saat ini dalam tahap pembangunan pabrik percontohan pengolahan limbah sawit.

BACA JUGA: Bangun Pabrik Karbon Dioksida Cair di Bontang, Kaltim Parna Industri Gandeng Rekind

“Upaya yang Rekind lakukan melalui pembangunan pilot project ini sebagai gambaran dari semangat kami untuk bangkit dan mampu memberikan yang terbaik kepada bangsa dan negara,” ujar Direktur Utama Rekind, Triyani Utaminingsih. 

Saat ini, lanjutnya, pabrik percontohan limbah sawit dengan teknologi modern yang tengah dibangun Rekind, di Cikaret, Bogor, Jawa Barat.

BACA JUGA: Ganjar Siapkan Anggaran Darurat Rp 15 Miliar untuk Tangani Banjir di Jateng

Selain Rekind, ada tiga pihak lain yang terlibat, yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Balai Besar Industri Agro (BBIA) - Kementerian Perindustrian dan  Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Guna merealisasikan hasil riset tersebut secara konkret, Rekind dan ITB digandeng BBIA untuk pengembangan teknologi skala pilot dengan pendanaan dari BPDPKS.

Kini keempat instansi ini fokus perhatiannya bertumpu pada pengembangan teknologi fraksionasi terintegrasi, yang digadang-gadang bisa mengolah limbah sawit atau Tandan Kosong Kelapa Sawit  menjadi multi-produk.

Produk yang dihasilkan di antaranya, yaitu Glukosa, Xilosa, dan Lignin (GXL) yang merupakan bahan baku untuk produksi bahan kimia dan bahan bakar berbasis bahan nabati.

Untuk Xilosa produk turunannya nantinya akan menjadi pabrik Xylitol (pemanis alami yang bermanfaat bagi kesehatan, misalnya kesehatan tulang dan gigi).

Untuk Glukosa produk turunannya akan jadi pabrik Butandiol (zat yang banyak dipergunakan dalam produk kosmetika) dan Bioethanol Fuel (bahan bakar alternatif ramah lingkungan) dan Untuk Lignin nantinya akan jadi BTX Plant (BTX ialah Benzene, Toluene, dan Xylene yang merupakan bahan baku utama industri, misalnya pada industri serat sintetik dan pelembut).

“Meskipun demikian, dalam kerja sama ini disepakati hasil multi produk tersebut hanya diarahkan untuk menghasilkan produk kimia nabati  dan bahan bakar berbasis bahan nabati dimana salah satu produk turunannya adalah bioethanol,” ungkapnya.

Jika pabrik percontohan ini mampu berjalan sesuai harapan yang disepakati, selanjutnya akan dibangun pabrik skala komersial dengan kapasitas 60.000 Ton Limbah Sawit basis basah per tahun.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler