jpnn.com - JAKARTA - Direktur Nusantara One Institute, Agustinus Tamo Mbapa mengatakan Komite Bersama Reklamasi Teluk Jakarta yang terdiri dari tiga kementerian telah menyelenggarakan focus group discussion (FGD) di Jakarta, akhir pekan lalu.
Dia berharap, hasil akhir komite objektif dan bebas dari berbagai kepentingan. Sehingga proses reklamasi yang saat ini sudah dilakukan tidak akan menjadi beban untuk Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat.
BACA JUGA: Ingat Pak Ahok, Kalah Menang Itu Nomor Dua, Ini yang Utama
“Komite harus memberikan rekomendasi yang objektif dengan melihat fakta makin sempit dan terbatasnya wilayah DKI Jakarta,” ujar Agustinus kepada wartawan di Jakarta, Senin (13/6).
Lebih lanjut, fungsionaris Partai Demokrat ini mengutip salah satu pendapat pakar dan ahli dalam FGD di Ruang Pola, Balai Kota, Jumat (10/6) lalu, bahwa reklamasi bisa tetap dilaksanakan selama mengikuti aturan yang ada dan tidak merusak lingkungan.
BACA JUGA: INNALILLAHI...Korban Terjebak Kebakaran
Pakar yang dimaksud Agustinus adalah Herman Wahyudi, peneliti dan dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. “Saya sependapat dengan Pak Herman yang pernyataannya saya baca di sebuah media nasional. Reklamasi dibutuhkan, bisa tetap dilakukan sejauh tidak menyalahi aturan yang ada,” katanya.
Mengenai nasib nelayan, dia mengatakan, reklamasi tidak akan menghilangkan para nelayan. Justru ada ruang untuk mereka tetap eksis. Hanya saja, perlu diperhatikan agar harga rumah di sana nanti jangan terlalu mahal. "Perlu ada ruang untuk nelayan dan kelas menengah ke bawah agar mereka bisa tinggal di sana," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Polisi Gelar Sterilisasi Busway, Awas Kena Denda Rp 500 Ribu!!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rumah Habib Terbakar, Anaknya Ikut jadi Korban
Redaktur : Tim Redaksi