jpnn.com, KOREA SELATAN - Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri menggunakan pengaruhnya untuk ikut berkontribusi menenangkan konflik Korea yang saat ini masih terus berlangsung.
Saat bertemu dengan Perdana Menteri Korea Selatan, Lee Nak-yon, Bu Mega punya pesan agar negara yang bertetangga itu mengedepankan cara damai dalam menyelesaikan konflik.
BACA JUGA: Militer Kudeta Presiden Sepanjang Masa
Bu Mega bertemu dengan Perdana Menteri Korea Selatan, Lee Nak-yon, di Gwanghwamun, Rabu (15/11). Pertemuan itu berlangsung sangat akrab dan keduanya berbicara mengenai hubungan RI-Korsel.
Megawati didampingi oleh putra pertamanya, Mohammad Rizki Pratama, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kemaritiman, Rokhmin Dahuri, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR, Herman Hery dan Dubes RI untuk Korsel, Umar Hadi.
BACA JUGA: Langit Biru, Komitmen Indonesia untuk Asian Games 2018
Keterangan resmi Kantor Perdana Menteri Korsel menyatakan, kedua tokoh tersebut membicarakan cara untuk lebih meningkatkan hubungan baik RI-Korsel.
Kepada Megawati, Lee mengaku senang kedua negara telah bekerja sama dengan erat hampir di semua kawasan.
BACA JUGA: Kesabaran Habis, Presiden Lebanon Sebut Saudi Pelanggar HAM
"PM Lee menyampaikan apresiasi atas usaha Megawati untuk meningkatkan hubungan RI-Korsel."
Menurut Herman Hery, dalam pertemuan tersebut Megawati menyampaikan rasa terima kasih kepada PM Lee yang telah menyediakan waktu untuknya di tengah kesibukan.
"Ibu Mega juga berharap tensi dengan Korea Utara bisa diselesaikan dengan cara-cara damai dan dua Korea bisa mengedepankan rekonsiliasi," ujar Herman yang juga mendampingi Megawati dalam pertemuan dengan Presiden Korsel Moon Jae-in di Seoul, 29 Mei lalu.
Dalam kesempatan itu, PM Lee juga menjelaskan kepada Megawati tentang usaha pemerintahan Korsel untuk menyelesaikan isu nuklir Korea Utara.
"Mereka meminta Indonesia untuk terus mendukung upaya ini," ujar Herman.
Untuk diketahui, selama di Korsel, Megawati dijadwalkan menerima gelar Doktor Honoris Causa di bidang ekonomi dari Universitas Nasional Mokpo (MNU) dan mengunjungi Tugu Peringatan mendiang Kim Dae-jung, mantan presiden Korsel penerima Hadiah Nobel pada 2000. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asean Traffic Police Godok Regulasi SIM Asia Tenggara
Redaktur : Tim Redaksi