Rekonstruksi Pembakaran 7 Gedung SD, Tersangka Malah Tertawa

Kamis, 02 November 2017 – 05:33 WIB
Rekontruksi pembakaran tujuh gedung SD digelar Rabu (1/11). Foto: Agus Pramono/Kalteng Pos

jpnn.com, PALANGKA RAYA - Para tersangka kasus pembakaran tujuh gedung SD terlihat ada yang tersenyum, bahkan sampai tertawa, saat menjalani rekonstruksi.

Hingga Rabu sore (1/11), belum semua tempat kejadian perkara (TKP) didatangi polisi bersama 9 tersangka yang langsung didatangkan dari Jakarta sehari sebelumnya.

BACA JUGA: Pembakaran 7 Gedung SD, Yansen Binti Serahkan Uang di Garasi

Padahal reka ulang sudah dilakukan sejak Selasa sore (31/10) yang diawali di Mapolda Kalteng sebagai ganti TKP rumah YB alias Yansen Binti, dan juga kantor KONI Kalteng.

Rekonstruksi hari kedua kemarin, juga baru dilakukan pada 5 SD. Yaitu SDN 1 Palangka di Jalan Tjilik Riwut Km 1 (depan Polda Kalteng) yang merupakan kejadian pertama kasus pembakaran pada Selasa (4/7) sekitar pukul 18.30 WIB.

BACA JUGA: Tersangka Pembakaran 7 Gedung SD Tambah 2 Lagi

Setelah itu dilanjutkan ke SDN 4 Langkai di Jalan AIS Nasution (21/7), SDN 5 Langkai di Jalan Wahidin Sudirohusodo (22/7), SDN 1 Langkai di Jalan Achmad Yani (22/7) dan SDN 1 Menteng di Jalan Yos Sudarso (30/7).

Masih ada dua SD lagi yang belum dilaksanakan reka ulang. Yaitu SDN 4 Menteng di Jalan MH Thamrin yang dibakar pada 21 Juli 2017 pukul 13.00 WIB serta SDN 8 Palangka di Jalan Piere Tendean yang dibakar pada Sabtu petang (29/7).

BACA JUGA: Hakim Tolak Praperadilan Tersangka Pembakaran 7 Gedung SD

Selain lokasi 7 SD yang menjadi TKP utama, ada juga TKP lain yang merupakan lokasi tambahan yang dilakukan rekonstruksi. Seperti di Pasar Kahayan dan juga di Jalan Sangga Buana II.

Di Pasar Kahayan, salah satu tersangka membeli jeriken di salah satu warung. Setelah itu, mereka meluncur menuju warung sembako di Jalan Sangga Buana II untuk membeli minyak tanah. Bahan bakar itulah yang digunakan untuk membakar sejumlah gedung SD.

Rekonstruksi yang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB kemarin diawali di SDN I Palangka dengan menampilkan peran dari masing-masing tersangka. Sama seperti di kantor KONI Kalteng malam harinya.

Ketika rekonstruksi di SDN 1 Palangka kemarin, arus lalu lintas di depan polda hanya berlaku satu arah yang dari Bundaran Besar. Sementara dari luar kota dialihkan ke Jalan Arut hingga Jalan S Parman.

Saat melakoni sejumlah adegan, para tersangka terlihat ada yang tersenyum, bahkan sampai tertawa. Namun ada juga yang tampak serius menjalani reka ulang.

Yang sering terlihat tersenyum adalah tersangka Nora dan Suriansyah. Sementara tersangka dua saudara kembar, Duya dan Dadu terlihat tenang-tenang saja.

Sedangkan tersangka Sayuti lebih banyak diam. Bahkan dia terlihat serius dan nyaris tak terlihat senyum.

Selain disaksikan masyarakat umum, juga terlihat sejumlah anggota keluarga tersangka. Suara tangis dan teriakan rasa rindu dilontarkan anggota keluarga tersangka.

Bahkan kehisterisan itu semakin menjadi-jadi, hingga sikap tegas diambil oleh aparat. Dengan menggunakan mobil patroli, polisi membawa keluarga tersangka yang menangis itu ke Mapolda Kalteng untuk ditenangkan.

Pantauan Kalteng Pos (Jawa Pos Grup) saat proses rekonstruksi di SDN 1 Palangka, terlihat kelima tersangka berbagi peran.

Ada eksekutor, pengawas dan ada pula yang komunikator. Ini tergambar ketika tersangka Duya dan Dadu, Indra Gunawan serta Sayuti memasuki kawasan sekolah di depan Mapolda Kalteng tersebut.

Tak berapa lama kemudian, tersangka Nora datang dari arah Bundaran Besar. Kemudian pria ini memarkirkan motornya di jalan.

Saat itu, ia terlihat memperhatikan dan mengawasi sekolah. Selang beberapa lama, menggunakan telepon genggam ia menghubungi seseorang.

Rangkaian rekonstruksi di sekolah ini pun sempat berlangsung tertutup. Namun tak berapa lama kemudian polisi mempersilahkan awak media memasuki area sekolah ketika proses rekonstruksi masih berlangsung.

Dari jarak kurang lebih 30 meter, terlihat aktivitas pembakaran yang dilakukan oleh Indra dan juga Duya dan Dadu.

Mereka membakar sekolah itu tatkala penjaga sekolah sedang tidak berada di tempat. Reka ulang ini pun disaksikan para guru dan juga diamankan puluhan aparat bersenjata.

Usai rekonstruksi di SDN 1 Palangka, iring-iringan aparat kembali menuju TKP selanjutnya. Di rombongan ini, para tersangka duduk di mobil tahanan.

Meskipun ikut ke hampir semua tempat kejadian, namun tidak semua tersangka keluar dari mobil saat proses olah gerak itu. Beberapa tahanan terlihat sedang duduk santai dalam mobil sambil menunggu tersangka lainnya melakukan rekonstruksi.

Pemandangan yang hampir sama juga terlihat ketika reka ulang di SDN 4 Langkai, SDN 5 Langkai, SDN 1 Langkai, Lapangan Sanaman Mantikei, Pasar Kahayan dan SDN 1 Menteng.

Dengan sedikit arahan dan bantuan dari polisi, para tersangka melakukan tugasnya. Wajah-wajah yang tanpa tekanan dan beban terlihat saat itu.

Ketika Nora dengan santainya duduk di depan pagar SDN 5 Langkai. Ia pun sempat ngobrol dengan polisi. Demikian pula dengan Suriansyah.

Untuk beberapa saat sambil tersenyum ia memainkan perannya. Sedangkan ekspresi yang datar diperlihatkan Dadu, Duya dan juga Indra Gunawan. Demikian pula dengan Sayuti. Sedangkan tersangka Ogut diperankan oleh polisi.

Sementara, pemandangan yang sedikit berbeda terjadi di SDN 1 Menteng. Saat itu, aksi hanya dilakukan oleh Deni dan pria bertopeng yang diduga Suriansyah.

Kala itu, Deni membawa botol yang tutupnya terdapat obat nyamuk. Dengan pengawalan kurang lebih 500 personel, kegiatan ini pun berlangsung lancar.

Sukah L Nyahun selaku kuasa hukum tersangka Suriansyah, Ogut dan juga Indra Gunawan mengatakan, dirinya hadir untuk mendampingi tiga kliennya tersebut.

“Kalau untuk para tersangka lainnya, saya no comment karena bukan merupakan kapasitas saya untuk menyampaikan apapun terkait dengan mereka,” kata Sukah kepada awak media di SDN Palangka I, kemarin.

Sementara untuk peran tiga kliennya, menurut Sukah, dalam pembakaran berperan sebagai pelaku lapangan. Tapi hal tersebut tidak terjadi di semua tempat kejadian perkara (TKP).

“Mereka (Suriansyah, Ogut dan Indra Gunawan) mengakui hanya di SDN I Palangka, SDN 4 Langkai dan juga SDN 5 Langkai,” ungkapnya.

Menurut Sukah, tiga tersangka juga mengaku telah mendapat perintah dari tersangka YB. Pengakuan mereka itu juga tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

“Sebab tidak mungkin mereka bisa melakukan pembakaran kalau tidak mendapatkan perintah dari seseorang,” ungkap Sukah dengan nada optimistis.

Ditambahkannya, imbalan yang diterima masing-masing tersangka bervariasi. Ada yang Rp400, ada juga yang mendapatkan Rp500 ribu untuk satu sekolah setelah melakukan pembakaran.

Selain itu, para tersangka juga ternyata telah mengenal satu sama lain sebelum pembakaran gedung SD yang sempat menghebohkan dunia pendidikan di Kota Palangka Raya pada Juli lalu.

“Kalau berdasarkan pengakuan mereka, selain diperintahkan untuk membakar (gedung SD) juga mendapatkan uang imbalan yang diberikan oleh Emil dan juga YB,” tegasnya.

Sukah juga menjelaskan, tersangka HG atau Hendrik Gunawan yang sempat jadi polemik karena perbedaan identitas yang muncul ke publik sebelumnya, itu merupakan Ig alias Indra Gunawan.

“Mungkin karena kesalahan penyampaian dari Suriansyah saat memberikan keterangan saja. Tetapi yang benar adalah Indra Gunawan,” ungkapnya.

Sementara Eka Sriosa selaku guru kelas SDN I Palangka saat menyaksikan rekonstruksi kemarin mengaku sedikit legah setelah melihat para tersangka menjalankan rekonstruksi kasus pembakaran gedung sekolah tersebut.

“Tetapi kita berharap agar para pelaku bisa dihukum setimpal dengan perbuatannya masing-masing, karena anak-anak yang paling dirugikan dalam hal ini,” ungkapnya.

Eka Sriosa merasa sedih melihat anak-anak SD harus pindah dan belajar di tempat lain. Walaupun dengan tempat yang seadanya, namun proses belajar mengajarnya tetap berjalan lancar.

Pada rekonstruksi kali ini, ada 9 dari 11 tersangka yang didatangkan dari tempat penahanannya di Jakarta.

Sembilan tersangka itu adalah Suriansyah, Sayuti, si kembar Duya dan Dadu, Deni, Adit, Nora, Indra Gunawan serta Emil. Sedangkan dua tersangka lainnya yang tidak dihadirkan di Palangka Raya, yaitu Yansen dan Ogut.

Sastiono selaku penasihat hukum YB mengatakan, kliennya tidak dihadirkan dalam rekonstruksi karena hingga saat ini YB tidak mengakui tuduhan yang diarahkan kepada dirinya. "Apabila YB dihadirkan, maka hasilnya pasti tidak sesuai dengan keinginan penyidik," ungkapnya.

Selain itu, tambah Sastiono, apabila YB dihadirkan seharusnya rekonstruksi dilakukan di tempat pemakaman Indra Aser. "Bukan di KONI maupun di tempat lain. Apalagi memberikan uang kepada Agit, itu mengada-ada," tegasnya.

Menurut Sastiono, apabila Agit diperiksa dengan didampingi advokat yang ditunjukkan oleh keluarga, maka hasilnya pasti akan berbeda. "Mereka tidak ada pilihan untuk mengungkap kebenaran," katanya.

Di sisi lain, Kapolda Kalteng Brigjen Pol Anang Revandoko melalui Dirreskrimum Kombes Pol Ignatius Agung Prasetyoko mengatakan, rekonstruksi yang dilakukan menggunakan mekanisme keterbukaan. Reka ulang itu digelar dengan pengawasan berbagai pihak, termasuk pengacara tersangka.

“Ada pengacaranya, saksinya kepala sekolah, RT, guru, keterbukaan publik bisa dilihat. Kami tidak ada upaya menutupi,” kata Agung, kemarin.

Menurutnya, YB tidak dihadirkan dalam rekonstruksi kali ini lantaran belum memiliki keterlibatan. “Kan, gak ada keterkaitannya di sini (kemarin). Makanya kita lihat perkembangannya nanti,” tambahnya.

Selain itu, ia membantah jika disebutkan ada tekanan kepada tersangka. Karena menurut Agung, para tersangka bisa mengikuti rekonstruksi dengan nyaman.

“Para tersangka tidak ada tekanan, dan mereka ketawa-ketawa saja. Tidak ada tekanan atau paksaan,” tegasnya. (nue/ami/c3/ens)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Ini Sidang Praperadilan Kasus Pembakaran 7 Gedung SD


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler