Rektor UI Diancam Pidana 1 Tahun

Diduga Lakukan Kebohongan Publik

Rabu, 09 November 2011 – 06:03 WIB

JAKARTA–Perlawanan para guru besar Universitas Indonesia (UI) terhadap kebijakan Rektor UI ProfDr

BACA JUGA: Sonia Wibisono, Memilah Makanan

Gumilar Rusliwa Soemantri tak kunjung surut
Perwakilan keluarga UI yang tergabung dalam Gerakan Save UI mulai mempersiapkan serangan baru

BACA JUGA: Tampil Cantik, Nangis Saat Dakwaan Dibaca

Mereka melaporkan sang rektor ke penegak hukum.

’’Ada sederet kebohongan yang dilakukan Pak Rektor
Itu tak bisa ditoleransi bagi seorang pejabat publik,’’ ujar koordinator Save UI Ade Armando di aula Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, kemarin (8/11).

Menurut Ade, kebohongan-kebohongan itu telah merugikan orang lain dan publik

BACA JUGA: Soeharto Pahlawan Tunggu Pemerintahan Ganti

Terlebih kebohongan tersebut berupa tindakan memanipulasi data yang mengakibatkan kesalahan penafsiran dan fakta

Tentunya, menurut Ade, tindakan tersebut sudah memenuhi kriteria yang diatur dalam UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi PublikDengan ancaman hukuman satu tahun penjara atau denda materi.

’’Ini terjadi pada dokumen yang diberikan Rektor UI kepada ICWDokumen tersebut memuat fakta dan data yang tidak tepat,’’ ujar dosen komunikasi UI iniDisebutkan Ade, manipulasi yang dilakukan Rektor UI sangatlah nyataBerkaitan dengan laporan Dana Kerjasama dan Penelitan dengan pihak luar, Biaya Perjalanan ke Luar Ngeri dan Proposal Gedung Perpustakaan UI.

Dalam dokumen Rektor UI itu, sambung dia, hanya menyebutkan beberapa kali perjalananPadahal nyatanya ada selisih data perjalanan ke luar negeri sampai 7 kaliArtinya data yang disampaikan Rektor itu sudah dimanipulasi.

’Tentu tujuannya untuk menutupi rajinnya rektor melakukan perjalanan luar negeri,’’ paparnya didampingi DR Effendi Ghazali, Prof Tamri Amal Tamagola, Prof Rhenald Kasali dan sejumlah guru besar UI lainnya.

Ditambahkan Ade, perjalanan ke luar negeri itu tentu tidak bisa dilakukan sembaranganSebab, kegiatan yang dilakukan rektor UI menggunakan dana publikPerlu pertanggungjawaban lengkap terkait kegiatan perjalanan tersebut.

Dengan persoalan ini saja, dia memastikan sudah ada persoalan tambahan terkait Rektor UITak menutup kemungkinan ada penyimpangan keuanganMeskipun Rektor UI telah menampik dugaan penyimpangan tersebut’’Kalau ditanya biaya perjalanan, selalu dijawab rektor berasal dari bantuan pihak luarNah bantuan itu dilaporkan tidak ke pemerintahIni kan jadi persoalan lagi,’’ terangnya di hadapan para guru besar UI itu.

Ade mengaku telah berkomunikasi pula dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Dalam pertemuan itu dipastiakn Rektor UI sebagai pejabat publikArtinya setiap tindakan terkait bantuan asing harus dilaporkan.

Faktanya, sambung dia, belum ada laporan dari Rektor UI terkait semua bantuan tersebutKPK pun belum menerima laporan ituSehingga semakin menguatkan isu penyimpangan keuangan yang terjadi di UI.

Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat Usman Abdhali Watik menambahkan, Rektor UI sebagai jabatan publikDalam jabatan itu harus tunduk pada UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Artinya, dia mengatakan semua data yang dibutuhkan bagi kepentingan publik wajib diberikanTidak boleh dimanipulasi atau pun direkayasaTindakan tersebut dapat dikenai ancaman pidana’’Pasal 7 ayat 2 menyebutkan Badan Publik wajib menyediakan informasi publik yang akurat, benar dan tidak menyesatkanKalimat itu cukup jelas,” ungkapnya.

Rekam Pesan Anda
Tak mudah mengonfirmasi Rektor UI Prof DrGumilar Rusliwa Soemantri iniPimpinan puncak di kampus pelat merah itu terkesan semakin ‘mengasingkan diri’Terlebih sejak para guru besar dan karyawan UI melakukan perlawanan terhadap sejumlah kebijakannya.

Sikap ‘mengasingkan diri’ Rektor UI tersebut cukup menyulitkan bagi para jurnalisTerutama saat butuh perimbangan informasi dalam pemaparan materi beritaNomor telepon selulernya 08121102xxx yang selalu digunaknnya seperti tak berfungsi

Berulang-ulang dihubungi hanya selalu meninggalkan jawaban, ’rekam pesan anda…..’Suara mesin penjawab itulah yang selalu terdengarHingga tak ada informasi pengimbang yang didapatkanSikap mengasingkan diri ala para kaum sufi itu tertular pada sekretaris pribadinya, Devi RahmawatiPerempuan aktif dan cantik itu pun tak bisa lagi dihubungiPadahal beberapa hari lalu masih saling berkomunukasi melalui pesan singkat.

Perempuan yang juga kerap menjadi pengamat sosial itu merupakan pintu terdepan bagi jurnalis untuk menyentuh Rektor UISebab, memang Devie Rahmawati lah yang menjadi orang kanan Rektor UIHingga mendampingi dalam perjalanan ke luar negeri sekalipun.

Namun telepon seluler kepercayaan itu pun samaHanya meninggalkan jawaban, ’rekam pesan anda…’Suara mesin penjawab itu tak berhenti-henti mengingatkan bagi peneleponAgar mau meninggalkan pesan(rko)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Koruptor Divonis Bebas, Kejagung Evaluasi Jaksa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler