Rela Kurangi Jatah Makan Demi Sekolah Anak

Selasa, 27 Desember 2016 – 00:08 WIB
Robinson bersama istri berdiri di depan kediamannya, belum lama ini. Foto: Thori/Padang Ekspres/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com - Robinson Tanjung, warga Kauman Selatan, Nagari Tanjungbetung, Kecamatan Rao, Pasaman, Sumbar, tak ingin mewariskan kemiskinan yang dialami kepada ketiga anaknya.

Dia rela bekerja dari pagi hingga malam hari demi kelanjutan pendidikan buah hatinya tersebut. Agar anak-anaknya tetap bisa bersekolah, Robinson harus mengurangi jatah makan keluarganya.

BACA JUGA: Boeing dan Hercules Dikerahkan, Demi Merah Putih!

Lumban Tori, Pasaman

Di salah satu tepi pinggir bendungan irigasi yang nampak lengang, ada sebuah rumah berdinding bambu yang mulai ambruk dan beratapkan seng yang berkarat. Seorang pria dan wanita serta anak kecil terlihat sedang berdiri di depan rumah.

BACA JUGA: Sedih Warga Miskin Terinjak, Terciptalah ATM Beras

Robinson merupakan salah satu potret warga miskin yang tidak mudah menyerah. Pria yang akrab disapa Son ini merupakan sosok ayah yang sadar betapa pentingnya memenuhi kebutuhan keluarga, pendidikan anak dan kebutuhan untuk masa depan anak-anaknya.

Demi kebutuhan sekolah tiga anaknya, Robinson rela banting tulang pagi sampai malam tanpa memandang pekerjaan. Baik pekerjaan berat maupun ringan.

BACA JUGA: Supangat, Pencipta E-Learning Berdasar Kepribadian

Terkadang ,pagi sampai sore dia bekerja di ladang karet. Jika masyarakat atau temannya meminta bantuannya jadi kuli bangunan, Robinson tetap mengambil pekerjaan tersebut.

Demikian juga saat ditawarkan bekerja sebagai penjaga alat berat, Robinson tetap menyangupi tawaran pekerjaan tersebut.

“Tak apa capek sedikit, demi kemajuan pendidikan anak-anak,” ucapnya.

Robinson bercerita, demi kemajuan pendidikan anak- anaknya, ia harus bisa melakukan penghematan. Jika penghasilannya lagi banyak, maka anaknya bisa makan tiga kali sehari. Namun, jika pendapatannya sedikit, maka ia harus mengurangi jatah makan bagi anak- anaknya.

Robinson melanjutkan ceritanya. Rata-rata penghasilan per harinya sekitar Rp 60 ribu. Dengan penghasilan tersebut, ia membiayai pendidikan anaknya Muhammad Naim Tanjung di SMK Harapan Bangsa Panti, anaknya Nurul Azkia di SDN 17 Kauman.

"Dengan kondisi yang pas-pasan, hampir 17 tahun lamanya saya tidak sanggup untuk membangun rumah meskipun rumah saya sering bocor ketika hujan datang," kata Robinson saat ditemui Padang Ekspres (Jawa Pos Group) di rumahnya sembari mengatakan anak ketiganya masih berusia 3 tahun.

Kata Robinson, rumahnya sering disambangi pemerintah untuk survei bantuan rumah layak huni. Namun hingga kini bantuan yang dijanjikan tersebut tak pernah terealisasi.

"Saya tidak percaya lagi, pada harapan dan iming-iming dari pemerintah maupun pihak nagari. Saya lebih yakin dengan usaha saya sendiri," ungkapnya.

Robinson mengaku sudah tiga kali hendak mendapatkan bantuan bedah rumah. Namun, hingga kini belum berhasil, meskipun pihak jorong sudah pernah meminta data pribadinya.

"Selain jorong, wali nagari juga sudah pernah meminta data beserta syarat-syarat untuk mendapatkan bantuan rumah layak huni, namun hampir 5 tahun belum pernah terkabulkan," katanya.

Sementara terkait bantuan pendidikan, anaknya belum pernah mendapatkannya, bahkan sampai anaknya duduk kelas 1 SMK Harapan Bangsa Panti.

"Perhatian pemerintah baru hanya sekedar program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Sementara, KIP belum dimiliki kedua anaknya yang sedang sekolah. Padahal, yang paling kita butuhkan saat ini hanya KIP, sebab kartu KIP menyangkut masa depan pendidikan anak," katanya.

Sementara Wali Nagari Tanjungbetung, Abdul Haris menyebutkan, pihak nagari sudah pernah mengusulkan nama Robinson kepada pemerintah daerah agar mendapatkan bantuan, namun belum bisa terkabulkan.

"Meskipun seperti itu, pihak nagari tetap berusaha, agar warganya bisa mendapatkan bantuan rumah layak huni," katanya. (cr15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengenang Bertemu Gus Dur dan Guru Ijai, Mengharukan...


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler