Relawan Jokowi Lemah, Keenakan Duduk di Kursi Komisaris

Selasa, 04 Desember 2018 – 21:51 WIB
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, elektabilitas pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin hingga saat ini masih cukup baik. Namun, berpeluang tergerus karena saat ini mantan Wali Kota Surakarta tersebut tak lagi memiliki relawan yang cukup kuat seperti di Pilpres 2014 lalu.

"Pada 2014 lalu itu Pak Jokowi memiliki relawan yang banyak diandalkan untuk meraih suara. Sementara di 2019 ini relawannya banyak yang sudah menjadi komisaris. Jadi, sepertinya beliau sulit mengharapkan relawan," ujar Hendri pada diskusi mingguan yang digelar Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi di Jakarta, Selasa (4/12).

BACA JUGA: Temui Erick Thohir, Ara Bawa Dukungan Kaum Ibu untuk Jokowi

Selain itu, kata pengajar di Universitas Paramadina ini, Jokowi pada Pilpres 2014 lalu didampingi cawapres Jusuf Kalla yang sangat matang di panggung politik. Dengan demikian, dapat berbagi peran dengan baik.

"Beda dengan Pilpres 2019, sepertinya Pak Jokowi tetap deg degan, Pak Kiai Ma'ruf Amin mau ngomogin apa takut blunder," katanya.

BACA JUGA: Pengamat: PDIP Paling Siap Menghadapi Pileg dan Pilpres 2019

Melihat kondisi yang ada, pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini tak heran melihat pola kampanye Jokowi mulai 'menyerang' lawan politik.

Padahal, sebagai petahana Jokowi cukup mengandalkan capaian-capaian selama empat tahun terakhir kepemimpinannya. Bukan malah menyerang setiap isu yang diembuskan lawan politik.

BACA JUGA: Danny Pomanto Beber Alasan Mantap Dukung Joko Widodo

"Makanya, waktu cawapres Sandiaga Uno bilang tempe setipis kartu ATM, Pak Jokowi pegang tempe. Kemudian, Mas Sandi pegang petai, dia juga megang pete. Sepertinya andalan terakhir dia nantinya adalah kebijakan," katanya.

Hendri khawatir, jika kubu Jokowi-Ma'ruf Amin tetap mempraktikkan pola kampanye 'menyerang' elektabilitas bakal merosot tajam.

"Kalau kondisinya begini terus, nanti di Januari bisa jadi akan fifty fifty. Contoh lain seperti kasus Novel Baswedan, saya kira jika tak diselesaikan itu akan menggerus elektoral," pungkas Hendri.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ziarah di Makam Wali, Sandi Amati Geliat Ekonomi


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler