jpnn.com - BANDUNG-Persaingan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto memperebutkan kursi presiden diprediksi kembali terulang di Pemilu 2019 mendatang. Kian terlihat partai-partai politik (parpol) besar berniat mengusung dua tokoh yang sempat bertarung sengit pada pemilihan presiden lalu.
Seperti diketahui, Partai Golkar sudah mendeklarasikan niatnya mengusung Jokowi di pilpres mendatang. Langkah ini kemungkinan besar bakal diikuti oleh PDI Perjuangan dan partai-partai pendukung pemerintahan lainnya.
BACA JUGA: Ingat! TNI juga Bertugas Berantas Teroris
Sementara itu, Partai Gerindra, yang saat ini jadi kekuatan oposisi terbesar, juga sudah memastikan bakal kembali mengusung sang Ketua Umum Prabowo Subianto. Jika rencana ini terealisasi, artinya Gerindra telah mengusung Prabowo di tiga pemilihan presiden berturut-turut.
"Kami tetap mengusung Pak Prabowo sebagai capres kami karena memang elektoralnya tinggi, pemikiran dan ketokohan paling kuat," ungkap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon kepada wartawan dalam acara Promosi Gelar Doktor Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron di Universitas Padjajaran, Bandung, Kamis (21/7).
BACA JUGA: Anak Buah Bu Susi Pastikan Bantuan Sarana Penangkapan Ikan Tepat Sasaran
Bukti elektoral Prabowo kuat, sambung wakil Ketua DPR RI itu, pada Pilpres 2014 perbedaan suara yang diraih antara Jokowi dan Prabowo hanya sedikit saja. "Pemilu lalu kan tinggal dikit perbedaan dengan pemenang. Modal politik Pak Prabowo kan sudah sangat tinggi. Kita akan calonkan Prabowo," katanya.
Dia yakin ketokohan Prabowo masih laku dijual pada Pilpres 2019 nanati, dan memungkinkan ada partai lain yang juga mengusungnya nanti. "Lihat aja aturannya kalau itu memungkinkan mengapa tidak, karena ujung-ujungnya akan koalisi," ujar Fadli.
BACA JUGA: TNI Terlibat Dalam Memberantas Teroris, TB Hasanuddin Bilang Begini
Ditanya kemungkinan Jokowi dan Prabowo bakal 'head to head' lagi di Pilpres 2019? Ketua HKTI itu tak merasa khawatir. "Gak ada masalah, rakyat akan liat apakah kepemimpinan sekarang berhasil atau nggak. Rakyat akan pilih yang mampu kebangkitan Indonesia," imbuhnya.
Diakui, saat ini memang hanya Prabowo dan Jokowi yang mempunyai tingkat popularitas dan elektabilitas yang kuat dari tokoh-tokoh yang ada di Indonesia.
Lalu bagaimana dengan sikap Partai Golkar yang mengusung Jokowi? Fadli enggan mencampuri urusan rumah tangga partai lain. "Saya tidak mau mencampuri ranah itu, biarkan saja karena partai punya starategi dan pemikiran sendiri. Saya kira pemilu masih jauh dan banyak perubahan," pungkasnya. (aen/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Perang Produksi Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Fotonya
Redaktur : Tim Redaksi