Proyeksi terbaru itu diumumkan organisasi yang bermarkas di Paris, Prancis, tersebut kemarin (25/11)
BACA JUGA: Telkom Siap Akuisisi BUMN Telekomunikasi di Iran
OECD kembali memperingatkan bahwa AS, Eropa, dan Jepang akan dilanda resesi sampai tahun depanBACA JUGA: Kadin Minta Harga Solar dan TDL Diturunkan
Harga rumah akan terus merosot di banyak negara.Risiko finansial, tulis OECD, juga berlanjut
Dalam laporan tentang outlook ekonomi dunia paro tahunan, OECD meramalkan output ekonomi 30 negara anggotanya -sebagian besar ada di Eropa-- akan mengalami kontraksi 0,4 persen pada 2009
BACA JUGA: Century jadi Bukti BI Lamban Antisipasi
Itu berarti merosot dibandingkan tahun ini yang tumbuh tipis 1,4 persenAkibatnya, angka pengangguran di negara-negara itu akan melonjak hingga 8 juta selama dua tahun ke depan menjadi 42 juta PADA 2010Juga, akan terjadi risiko deflasi (penurunan harga).OECD meramalkan ekonomi AS akan melemah 0,9 persen pada 2009Padahal, tahun ini masih bisa tumbuh 1,4 persenEkonomi Jepang diproyeksikan mengalami kontraksi 0,1 persen tahun depan dari tahun ini yang tumbuh 0,5 persenEkonomi 15 negara di eurozone diramalkan kontraksi 0,6 persen setelah tumbuh 1,0 persen tahun ini.
Proyeksi atas pertumbuhan tiga ekonomi terbesar di dunia itu kurang lebih masih sama dengan prediksi yang dibuat awal bulan ini sebelum pertemuan G-20 di WashingtonSaat itu, pertumbuhan eurozone direvisi dari estimasi sebelumnya 0,5 persen
Menurut OECD, output ekonomi anggotanya turun 0,2 persen pada kuartal III tahun iniPelemahan itu diprediksi terus berlanjut hingga pertengahan 2009Pelemahan paling tajam diprediksi akan terjadi pada kuartal IV tahun ini sebesar 1,4 persen
Data itu menunjukkan bahwa negara-negara maju saat ini memasuki resesiIni diprediksi berlangsung setidaknya hingga empat kuartalKontraksi ekonomi yang terjadi selama dua kuartal secara berturut-turut dikategorikan sebagai resesi
''Ekonomi kebanyakan negara-negara OECD telah mengkhawatirkanResesi skala besar belum pernah terjadi sejak 1980-an,'' kata Klaus Schmidt-Hebbel, chief economist OECD
Hebbel mengatakan, langkah dan kebijakan tepat maupun masif demi memulihkan kepercayaan dan menyediakan likuiditas di sektor perbankan berhasil mengatasi kepanikanTapi, institusi keuangan masih harus menyeimbangkan neraca keuangan''Proses adjustment tersebut, yang akan membutuhkan waktu dan memengaruhi aliran kredit, menjadi faktor kunci untuk mendorong aktivitas terus berlanjut,'' ujarnya
OECD juga meramalkan sejumlah negara yang ekonominya turun drastis, terutama akibat jatuhnya harga rumahAntara lain, Inggris, Hungaria, Islandia, Irlandia, Luxembourg, Spanyol, dan Turki.(AP/AFP/ina/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Desak Pemerintah Cabut SKB 4 Menteri
Redaktur : Tim Redaksi