Resmi Digelar, Inabuyer EV 2023 Perluas Peluang UMKM Masuk Industri Kendaraan Listrik

Selasa, 28 November 2023 – 19:59 WIB
INABUYER Elektronik Vehicle (EV) sebagai ajang memperluas peluang UMKM masuk rantai pasok industri EV. Foto: dok Kemenkop UKM

jpnn.com, JAKARTA - Pameran sepeda motor listrik dan ekosistem pendukung kendaraan listrik terbesar di Indonesia, INABUYER Elektronik Vehicle (EV) Expo 2023 resmi digelar di Smesco Jakarta pada 28-30 November 2023.

Pameran tersebut sebagai ajang memperluas peluang UMKM masuk rantai pasok industri EV.

BACA JUGA: Pengelolaan Limbah Baterai Kendaraan Listrik Harus Ditangani dengan Benar, Jika Tidak..

Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Hanung Harimba Rachman mengatakan ajang INABUYER merupakan peluang bagi UMKM sebagai start up, dealer, bengkel konversi, jasa swap baterai atau pengisian listrik dan rantai pasok komponen.

Kegiatan mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan dan mengatasi perubahan iklim melalui moda transportasi.

BACA JUGA: Erick Thohir Ajak Australia Dalam Memajukan Industri Kendaraan Listrik

"Pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat UMKM melalui pengembangan ekosistem yang mendukung, memajukan industri sepeda motor listrik lokal dan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta kapasitas produksi nasional," kata Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman di Jakarta, Selasa (28/11).

Dia menambahkan kegiatan ini merupakan bukti nyata kolaborasi pemerintah, BUMN, dan swasta untuk mendorong penggunaan motor listrik di kalangan masyarakat guna menekan emisi karbon yang menyebabkan polusi udara.

BACA JUGA: Desten Melahirkan Terobosan Baru Baterai Kendaraan Listrik, Wow!

"Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraam Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Pemerintah Pusat dan Daerah," ujar Deputi Hanung.

Deputi Hanung menjelaskan, tantangan Indonesia ke depan adalah meningkatkan peran UMKM dalam rantai nilai global.

"Saat ini, keterlibatan sektor UMKM Indonesia dalam rantai nilai global masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara ASEAN sebesar 4,1 persen, jauh di banding negara-negara lain yaitu Vietnam 20 persen dan Malaysia 46,2 persen,” kata Deputi Hanung.

Oleh karena itu, Hanung mendorong agar pelaku UMKM memanfaatkan kebijakan yang mengatur agar Pemerintah Pusat/Daerah dan BUMN berbelanja produk UMKM.

"Potensi belanja barang dan jasa Pemerintah mencapai Rp500 triliun, BUMN Rp500 triliun, IKN Rp500 triliun, dan usaha besar Rp400 triliun," ungkapnya.

Dia optimistis, ajang INABUYER EV Expo 2023 mampu mendorong ekosistem kemitraan yang ideal untuk kedua belah pihak, yakni UMKM dan industri dengan usaha besar.

"Kami optimistis mampu membuka lapangan pekerjaan kelas menengah yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas, menghasilkan inovasi teknologi, dan ekonomi yang berkelanjutan," imbunya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatkan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon 358 juta ton CO2 ekuivalen pada 2030.

Oleh sebab itu, untuk mencapai target tersebut membutuhkan peta jalan yang baku. Salah satunya melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan melibatkan sektor UMKM.

“Untuk menumbuhkan minat masyarakat terhadap kendaraan listrik, pemerintah telah menetapkan kebijakan seperti pemberian insentif subsidi pembelian kendaraan listrik sebesar Rp7 juta hingga insentif PPn Ditanggung Pemerintah (PPn DTP) untuk produk dengan tingkat TKDN minimal 30 persen,” kata Airlangga.

Ia juga menegaskan, acara ini dapat memacu dan menavigasi UKM di Indonesia dengan progresif untuk meningkatkan kinerja serta tanggung jawab yang ada.

“Kami berharap seluruh UKM menjadi bagian dari ekosistem kendaraan listrik, terutama untuk motor listrik dan diharapkan bisa menjadi pemasok komponen-komponen motor listrik," ujar Airlangga.

Senada disampaikan, Staf Khusus Menteri ESDM Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan, emisi gas buang saat ini terus meningkat lantaran penggunaan kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM) terus bertambah.

Berdasarkan laporan International Energy Agency, emisi dari sektor transportasi dari tahun 1990 hingga 2022, naik dengan rata-rata 1,7 persen per tahun.

Di Indonesia, pada 2022 total jumlah kendaraan bermotor mencapai lebih dari 148 juta unit, yang didominasi oleh unit kendaraan roda dua lebih dari 125 juta unit.

Jika dari total 125 juta unit kendaraan roda dua ini sekitar 20 persen dilakukan konversi menjadi motor listrik, maka potensi penghematan BBM dapat mencapai 51,6 juta barel/tahun.

"Ini juga akan mampu menurunkan emisi karbon sebesar 16,8 juta ton CO2/ tahun. Oleh karena itu peluang bagi UKM pada program konversi ini terletak di bengkel konversi. Banyak UKM bengkel yang bisa dilatih untuk mengonversi motor berbasis BBM ke listrik," tutur Agus.

Potensi Ekspor Tinggi

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga juga turut mengapresiasi penyelenggaraan INABUYER EV 2023.

Menurutnya ajang ini menjadi peluang untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor terutama dari produksi otomotif berbasis tenaga listrik. Dengan begitu surplus perdagangan yang selama 42 bulan terjadi bisa dilanjutkan.

"Kami mendukung, kami mengapresiasi ajang INABUYER EV 2023. Ini adalah salah satu acara untuk mempromosikan produk-produk yang ramah lingkungan seperti kendaraan listrik," kata Jerry.

Hingga Oktober 2023, Jerry mengatakan surplus perdagangan secara kumulatif mencapai 31,22 miliar dolar AS.

Hal ini menandakan kinerja ekspor Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan impor.

Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang afirmatif untuk mendukung kinerja perekonomian nasional seperti kemudahan ekspor hingga Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

"Jadi, enggak benar kalau kami itu sedikit-sedikit impor. Kami tidak hanya ekspor raw material tapi kita kirim barang yang diproses. Mudah-mudahan motor listrik ini juga diekspor," kata Jerry.

Ketua Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, pihaknya telah melakukan ekspor perdana kendaraan listrik ke Malaysia belum lama ini sebanyak 2.000 unit dengan nilai mencapai sekitar Rp80 miliar.

Pihaknya bersama para produsen EV lokal berkomitmen untuk menjajaki pasar ekspor lainnya di kawasan Asia.

Dengan kemampuan ekspor produk EV, Budihardjo meyakini industri nasional kompetitif di pasar global.

Namun, dia berharap untuk pasar domestik bisa menjadi prioritas agar tidak dimanfaatkan oleh produsen EV mancanegara.

"Jadi, kami bertahap. Jadi, sebenarnya merek otomotif lokal kita malah sudah ekspor. Kami ekspor merek United," kata Budihardjo. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembiayaan Kendaraan Listrik Diprediksi Mencapai Rp 170 Miliar di 2023


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler