Resmikan Operasional Pabrik Amunisi Swasta Pertama di Indonesia, Ini Harapan Bamsoet

Senin, 17 Juni 2024 – 16:50 WIB
Ketua MPR RI sekaligus pendiri PT Sapta Inti Perkasa Bambang Soesatyo meresmikan pabrik amunisi swasta pertama di Indonesia yang berlokasi di Karang Ploso, Malang, Jumat (14/6). Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, MALANG - Ketua MPR Bambang Soesatyo berharap PT Sapta Inti Perkasa berkontribusi dalam membangun kemandirian dan kekuatan pertahanan swasta yang mandiri, solid, dan berdaya saing tinggi.

Harapan ini disampaikan pria yang akrab disapa Bamsoet saat meresmikan pabrik amunisi pertama di Indonesia yang didirikan PT Sapta Inti Perkasa di Karang Ploso, Malang, Jumat (14/6).

BACA JUGA: PT IDST dan PT Pindad Teken Kerja Sama Pembangunan Pabrik Amunisi

Bamsoet yang juga pendiri perusahaan tersebut menyampaikan PT Sapta Inti Perkasa berkomitmen menjadi lini produksi amunisi terintegrasi.

Dari mulai awal proses penyediaan bahan baku (CoilStrip) CuZn28 dan CuZn10, brasscup, pembuatan selongsong, proses asembling amunisi, quality control hingga packing proses.

BACA JUGA: Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan 2 Butir Amunisi di Perbatasan Indonesia-PNG

"Saat ini telah berhasil memproduksi brasscup dan selongsong kaliber 5,56 mm dan kaliber sembilan mm dengan target produksi masing-masing 100 juta amunisi pertahun untuk kaliber 5.56 mm dan 100 juta amunisi pertahun untuk kaliber sembilan mm yang kemudian akan ditingkatkan bertahap hingga mencapai 500 juta amunisi pertahun," kata Bamsoet.

Keberadaan pabrik amunisi tersebut di bawah pembinaan Kementerian Pertahanan sesuai penetapan sebagai Industri Pertahanan Swasta dengan Nomor Surat: SP/14/IV/2020/DJPOT, serta pemberian izin produksi dengan Nomor Surat: SIPROD/11/ V/2020/DJPOT.

BACA JUGA: Indonesia Classic Expo 2024 akan Digelar Agustus, Ketum IMI Bamsoet Beri Dukungan

Bamsoet menyampaikan sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa tidak hanya Indonesia yang membutuhkan peluru, tetapi dunia saat ini juga kekurangan peluru.

Sementara itu, PINDAD baru mampu menyuplai sekitar 400-an juta amunisi.

Padahal sebagaimana disampaikan Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih di Pilpres 2024 Prabowo Subianto, kebutuhan amunisi nasional per tahun mencapai 5 miliar amunisi untuk menyuplai kebutuhan operasional dan cadangan institusi TNI.

"Karena itu melalui UU Cipta Kerja, pemerintah memberikan kesempatan kepada pelaku usaha swasta untuk memperkuat industri pertahanan nasional sehingga kebutuhan amunisi bisa diperoleh dari industri dalam negeri, dan tidak terus menerus bergantung pada impor," jelas Bamsoet

Amunisi hasil produksi PT Sapta Inti Perkasa telah melalui uji tembak di lapangan tembak Pusdik Arhanud Malang disaksikan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Mayjen Piek Budyakto, serta telah melalui uji balistik di Puslitbang Polri.

Bamsoet menyampaikan Dirjen Potensi Pertahanan Kemenhan Mayjen Piek Budyakto, dan Kabaglabtekpol Puslitbang Polri Kombes Pratikno juga telah meninjau langsung proses produksi amunisi yang dilakukan PT Sapta Inti Perkasa guna memastikan seluruh prosesnya dari tahap awal hingga akhir telah dijalankan sesuai ketentuan.

"Sehingga kualitas produksinya terjamin dan tidak diragukan," ujar Bamsoet.

Berdasarkan data BPS, kata Bamsoet, di pertengahan tahun 2023 saja, Indonesia mengimpor senjata dan amunisi serta bagiannya sebesar USD 202,73 juta atau setara Rp 3,52 triliun.

Angka tersebut diperkirakan terus meningkat di tahun 2024 dan 2025.

Jika nilai tersebut bisa dialihkan ke dalam negeri akan memberikan multiplier effect economy yang besar bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

"Tidak ada salahnya Indonesia belajar dari Turki, yang dalam dua dekade terakhir telah mampu melepaskan sekitar 70 persen ketergantungan atas suplai impor alat pertahanan," ujar Bamsoet.

Dia menambahkan beberapa industri pertahanan milik swasta di Turki bahkan telah masuk 100 besar dunia, seperti Alsesan, Turkish Aerospace Industry, dan Roketsan.

"Pencapaian tersebut tidak lepas dari komitmen pemerintah Turki yang membuka pintu masuknya sektor swasta di industri pertahanan mereka," imbuh Bamsoet. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler