Respons Hendardi Terhadap Langkah Polri Ungkap Aktor Kerusuhan 21-22 Mei

Rabu, 12 Juni 2019 – 18:40 WIB
Ketua Setara Institute, Hendardi. FOTO: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Setara Institute, Hendardi merespons upaya Mabes Polri mengungkap aktor-aktor kerusuhan 21-22 Mei. Menurutnya, pengungkapan aktor kerusuhan tersebut merupakan salah satu bentuk upaya transparansi Polri dalam penanganan peristiwa hukum guna meningkatkan akuntabilitas penyidikan terhadap beberapa orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

“Betapapun keterangan tersebut diragukan oleh beberapa pihak, pemaparan publik oleh Polri telah memberikan pembelajaran berharga bagi warga negara tentang arti penting demokrasi, kebebasan berpendapat, dan nafsu politik para avonturir politik serta conflict entrepreneur yang beroperasi di tengah kekecewaan sebagian publik dan kerumunan massa,” kata Hendardi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (12/6).

BACA JUGA: PPP Tolak TGPF Kerusuhan 21-22 Mei

BACA JUGA: Respons Fadli Zon Tentang Usulan Pembentukan Pansus DPR Kasus Kerusuhan 21-22 Mei

Menurut Hendardi, pengungkapan yang dilakukan oleh Mabes Polri di bawah koordinasi Tim Irwasum Polri, memang kurang ideal untuk memperkuat independensi dibanding misalnya dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Tetapi pembentukan TGPF biasanya didasari oleh tidak bekerjanya ordinary institution yang diberi mandat oleh Konstitusi dan peraturan perundang-undangan.

BACA JUGA: Respons Fadli Zon Tentang Usulan Pembentukan Pansus DPR Kasus Kerusuhan 21-22 Mei

“Sepanjang institusi existing sudah bekerja, maka pembentukan TGPF pun menjadi tidak relevan,” katanya.

Upaya hukum yang dilakukan Polri dan menjerat sejumlah purnawirawan TNI dan Polri, menurut Hendardi, sudah sepatutnya harus dipandang sebagai proses hukum biasa yang tidak perlu dikaitkan dengan korps atau semangat jiwa korsa para purnawirawan.

BACA JUGA: Ternyata Mantan Pimpinan Tim Mawar Sudah Dihubungi Majalah Tempo

“Dalam konteks Pemilu, jiwa korsa hanya dibenarkan untuk membela demokrasi konstitusional yang tunduk pada supremasi sipil melalui Pemilu, bukan pertunjukan anarki yang mengorbankan jiwa-jiwa yang buta politik, sebagaimana terjadi pada 21-22 Mei lalu,” katanya.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Usut Kerusuhan 21-22 Mei, Polisi Agendakan Pemanggilan Eks Anggota Tim Mawar


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler