Respons Membaik, Dokter Leluasa Fisioterapi Putra

Sabtu, 15 Mei 2010 – 08:05 WIB

SURABAYA - Kondisi fisik Ramdan Aldil Saputra alias Slamet Hadi Syahputra tergolong kuatBagaimana tidak, setelah menjalani pembedahan kepala pada Kamis lalu (13/5), tubuh bocah 3,5 tahun yang menjadi pasien transplantasi liver pertama di RSUD dr Soetomo itu pulih dengan cepat.

Kemarin (14/5), Putra (panggilan baru untuk Ramdan) sudah sadar setelah sehari sebelumnya ditidurkan

BACA JUGA: Puntung Rokok Bermanfaat untuk Cegah Karat

"Sejak tadi malam (Kamis malam, Red), perawat yang menjaga mengatakan bahwa dia beberapa kali membuka mata sendiri," kata dr Hardiono SpAn-KIC, konsultan Intensive Care Unit (ICU) dan critical care yang menangani Putra, kepada Jawa Pos kemarin


Respons tubuh Putra juga sudah jauh membaik daripada saat mengalami perdarahan otak pada Selasa (11/5)

BACA JUGA: Kesadaran Menurun, Kepala Putra Dibedah Lagi

Ukuran pupil mata kiri dan kanannya, yang sebelumnya tidak sama karena pengaruh perdarahan otak, kemarin sudah simetris
Pupil matanya juga sudah bisa bergerak mengikuti arah cahaya ketika dokter mencoba merangsangnya dengan menyorotkan lampu senter.

Kemampuan menelan Putra kemarin juga sudah menunjukkan tanda-tanda akan kembali seperti semula

BACA JUGA: Liver Baru Putra Sudah Bisa Produksi Albumin

Rabu (12/5), setelah perdarahan pada otak kirinya berhenti, Putra sempat mengalami kesulitan menelanNamun, kemarin, bibir mungilnya yang sebelumnya selalu bersemangat saat ngedot itu mulai menunjukkan gairah.

Ketika tim dokter mencoba meneteskan air ke bibirnya dengan kasa, bibir itu mengecap-ngecap, mencoba memasukkan tetesan air tersebut ke mulutnyaSaat dokter memberikan aba-aba "aaaa"?, Putra juga langsung membuka mulutnyaDokter kemudian mencoba meneteskan susu encer dengan pipet ke dalam mulutnya yang langsung diteguk Putra dengan bersemangat.

Ekspresi Putra, yang selama ini menjadi cara dia untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya, juga sudah kembaliSetelah sejak Rabu lalu selalu menunjukkan pandangan kosong, kemarin balita asal Desa Gandusari, Trenggalek, tersebut mulai mengerut-ngerutkan alisnyaMungkin, itu adalah cara Putra untuk menunjukkan apa yang dia rasakanEntah rasa sakit, tidak nyaman dengan berbagai slang yang terhubung di tubuhnya, atau rasa hausTangannya yang sejak perdarahan otak pada Selasa lalu sangat lemah kemarin juga mulai bisa bergerak-gerak, meskipun tak sekuat sebelum perdarahan otakKetika tangan atau kakinya digelitik, Putra juga menunjukkan respons dengan cara menarik anggota tubuhnya tersebut

Seluruh kemajuan fisik yang dialami Putra kemarin itu terjadi setelah operasi otak yang dijalani Kamis siang laluDalam tindakan yang disebut ventriculo-atrial shunt (VA shunt) tersebut, tim dokter memasangkan slang silikon steril bernama Holter Drain yang berukuran sangat kecil dari otak ke serambi kanan jantung Putra.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tim dokter yang terdiri atas ahli bedah otak senior, yakni dr Joni Wahyuhadi SpBS (K) dan Dr dr Muhammad Arifin Parenrengi SpBS (K), serta ahli bedah vaskuler dr Heroe Soebroto SpBTKV (K) melakukan VA shunt untuk mengatasi penumpukan cairan otak (liquor cerebrospinalis) pada otak PutraJika dialirkan ke jantung, cairan itu bisa diserap tubuh atau diolah dalam sistem peredaran darah yang dimotori jantung

Penumpukan cairan itu terjadi karena perdarahan pada otak kiri Putra pada Selasa lalu mendesak ventrikelnya (bagian paling dalam otak) yang berisi cairan otakBekuan darah yang terbentuk di otaknya ditengarai menghalangi lubang-lubang yang biasa menjadi jalur untuk membuang kelebihan liquor cerebrospinalisAkibatnya, kelebihan cairan itu tak bisa terbuang, menumpuk di otak, dan membuat kepala Putra membengkak

Karena penumpukan tersebut, respons tubuh dan kesadaran Putra menurunNah, setelah cairan otaknya bisa mengalir ke luar, kesadaran dan respons tubuhnya kembali membaikKepalanya yang sebelumnya membengkak dan keras kemarin sudah mengempis.

Di otaknya pun sampai tadi malam tidak ada tanda-tanda perdarahan"Secara klinis, dari kemampuannya membuka mata dan gerakan tangannya, tidak tampak tanda-tanda perdarahan baruPemasangan VA shunt juga bagus," kata Hardiono.

Yang juga menggembirakan, atelectasis (pengempisan) pada paru-paru kanan atasnya kemarin sudah bisa teratasiSlam atau dahak yang menyumbat bagian tersebut kemarin sudah bisa dibersihkan dengan chest phisioteraphy atau fisioterapi napasTindakan itu dilakukan dengan menepuk pelan punggung Putra, sehingga bisa batuk dan mengeluarkan dahak

Keleluasaan tim dokter melakukan fisioterapi itu juga terjadi karena perdarahan Putra sudah berhenti dan penumpukan cairan otaknya tidak lagi terjadi"Karena kondisi otaknya sudah bagus, kami juga jadi lebih bebas melakukan fisioterapi secara lebih agresifTidak perlu takut tindakan itu nanti bisa membahayakan otaknya," ungkap Hardiono

Meskipun secara keseluruhan relatif membaik, Putra kemarin masih mengalami diareSampai sekitar pukul 19.30 tadi malam, diarenya masih sekitar 200 ccProduksi air kencingnya pun meningkatHal itu ditengarai merupakan akibat pengaliran cairan otak Putra ke jantungZat tersebut membuat bahan yang harus diolah tubuh lebih banyak dan yang harus dibuang juga lebih banyak

Karena diare dan peningkatan produksi urine itu, keseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh Putra kemarin sempat kembali tergangguSebagaimana diberitakan sebelumnya, Minggu (9/5), Putra memang sempat mengalami hal yang disebut electrolyte imbalance (ketidakseimbangan)Itu terjadi setelah dia terkena diare hebat
 Hasil pemeriksaan laboratorium kemarin menunjukkan bahwa kadar natrium dan kaliumnya sedikit di bawah normalUntuk mengoreksinya, tim dokter melakukan titrasi mineral melalui infus kepada Putra

Karena fisiknya sudah jauh membaik, tim dokter sudah bisa sedikit bernapas lega saat merawat PutraRespirator (alat bantu pernapasan) putra bungsu pasangan Bambang Sutondo Winarno-Sulistyowati itu kemarin mulai dilepas, untuk kemudian dalam beberapa jam ke depan dipasang lagi, dilepas, dipasang, begitu seterusnyaTindakan tersebut dilakukan sebagai penyapihan agar Putra bisa segera bernapas dengan mandiri.

"Karena anaknya stabil, kami putuskan untuk dirawat seperti biasaTapi, kemungkinan-kemungkinan seperti infeksi dan reaksi penolakan terhadap liver tetap harus diwaspadaiKarena itu, kami mengharapkan support dan doa dari masyarakat," kata dr Poerwadi SpB SpBA, koordinator tim liver transplant RSUD dr Soetomo, dalam konferensi pers kemarin(rum/c5/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Perdarahan Lagi di Otak Kiri Putra


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler