Ali Mochtar Ngabalin mengaku tidak mengetahui siapa orang lingkaran istana yang disebut Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani, mengajak partai pimpinan Prabowo Subianto bergabung ke kabinet pemerintahan Jokowi.
"Kalau Pak Sekjen Gerindra sebut ada penawaran, beliau lebih tahu. Saya tidak tahu," ucap Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP), itu melalui sambungan telepon, Rabu (9/10).
BACA JUGA: Bantah Terima Suap, Rizal Djalil BPK Tantang KPK Bongkar Kasus SPAM
Namun demikian, pihaknya sepakat dengan Muzani bahwa orientasi yang harus dibangun sekarang ini adalah bagaimana membangun negara dan kepentingan rakyat. Sebab, Pemilu sudah selesai. Presiden dan Wakil Presiden terpilih juga tinggal dilantik.
"Kalau Pak Sekjen Gerindra berorientasi, dan teman-teman berpikir untuk membangun negara itu adalah sesuatu yang mulia," tukas Ngabalin.
BACA JUGA: Soal Perppu KPK, Ini Saran Fadel Muhammad untuk Jokowi
Bagi politikus Golkar ini, Gerindra dalam posisi sebagai oposisi sekalipun juga bisa menempatkan diri untuk mengontrol jalannya pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin lima tahun ke depan.
"Tetapi tidak juga berarti hina kalau orang itu (Gerindra) harus bergabung dengan pemerintah," kata pria kelahiran Fakfak, Papua Barat ini.
BACA JUGA: Polisi Jadikan Rekaman CCTV Masjid Al-Falah Barang Bukti Penganiayaan Ninoy Karundeng
Hanya saja dia menyerahkan pada Jokowi soal apakah Gerindra diajak bergabung atau tidak. Kalaupun benar-benar bergabung, itu artinya mantan gubernur DKI Jakarta tersebut sedang berpikir untuk kepentingan bangsa dan negara. Ngabalin juga tidak setuju Gerindra disebut pengkhianat kalau bergabung dengan pemerintahan Jokowi - Ma'ruf.
BACA JUGA: Gerindra Disebut Minta Posisi Menhan dan Menkopolhukam, Dasco Bilang Begini
"Di negara negara demokrasi, itu bukan sesuatu yang hina. Itu bukan sesuatu yang dicap sebagai pengkhianat, bukan. Karena semua orang berpikir untuk kepentingan bangsa dan negara. Jadi gagasan-gagasan besar yang pernah disampaikan Pak Prabowo ya tidak ada hal yang harus dikhawatirkan, ini kan untuk kepentingan yang lebih besar," tandasnya.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam