Respons PB HMI Terkait Dugaan Diskriminasi Terhadap Mahasiswa Papua

Senin, 19 Agustus 2019 – 16:37 WIB
Ketum PB HMI Respiratori Saddam Al Jihad. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menyesalkan insiden dugaan intimidasi dan diskriminasi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.

Menurut Ketum PB HMI R. Saddam Al Jihad, seharusnya setiap anak bangsa tidak merusak bangsanya sendiri dengan tindakan diskriminasi dan intimidasi terhadap sesama putra bangsa.

BACA JUGA: RI - Malaysia Bersatu Lawan Diskriminasi Produk Kelapa Sawit

Penulis buku Pancasila Ideologi Dunia ini mengingatkan bahwa Burung Garuda berasal dari Papua. Artinya lambang ideologi bangsa Indonesia ada di Papua, sehingga siapapun pihak yang mendiskriminasi mahasiswa Papua sudah menghina simbol pemersatu bangsa.

"Mesti ada tindakan tegas kepada siapapun yang merusak integrasi bangsa. Saat ini sebenarnya kita diuji soal persatuan itu sendiri," kata Saddam dalam keterangannya, Senin (19/8)

BACA JUGA: Hina LGBT, Gubernur Digoyang People Power

Dia juga berpesan pada generasi milenial untuk mengingat kembali kepada entitas nusantara dan kebudayaan yang harus diprioritaskan. "Semua berbicara teknologi, lalu siapa yang berbicara pemersatu nusantara?" tanya Saddam.

Saddam mengajak untuk ke depan ada tiga hal penting yakni menyelamatkan integrasi bangsa dengan tidak melakukan tindakan diskriminasi, intimidasi, dan rasial yang berujung pada hancurnya elemen penting kebangsaan.

BACA JUGA: Please..Jangan Ada Lagi Kerusuhan di Sidang Sengketa Pemilu di MK 14 Juni

Dia kembali mengajak untuk menggaungkan Indonesia tanpa diskriminasi, dan mendorong pihak aparat untuk menindak pelaku diskriminatif yang merusak sendi persatuan bangsa.

"Dan semua elemen pemuda juga semestinya menjadi cooling system terhadap kondisi yang terjadi. Jangan ikut terprovokasi demi merawat kebangsaan," pungkasnya.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pernyataan Sikap Ketum PB HMI soal Hasil Pemilu Serentak 2019


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler